IHSG Menguat Usai AS Ancam Naikkan Tarif Produk China
Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah di Jakarta, mengatakan bahwa pelaku pasar global diperkirakan masih mencemaskan pernyataan Presiden AS Donald Trump terkait dengan negosiasi perdagangan dengan China yang mungkin bisa menjadi bumerang bagi AS.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa diprediksi masih dipengaruhi oleh sentimen perang dagang antara Amerika Serikat dan China.
IHSG dibuka menguat 15,61 poin atau 0,25 persen ke posisi 6.271,96, sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 3,93 poin atau 0,4 persen menjadi 989,64.
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Siapa yang merencanakan aksi teror di Bursa Efek Singapura? Pendalaman itu dibenarkan Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar bahwa YLK memang hendak merencanakan aksi teror ini pada 2015 silam.
-
Bagaimana BRI dan BEI berharap nasabah korporasi mereka bisa memanfaatkan keuntungan dari IPO? Dengan menjadi perusahaan terdaftar, perusahaan memiliki akses langsung ke pasar modal untuk mendapatkan pendanaan tambahan di masa depan melalui penerbitan saham atau obligasi. Hal ini memberikan fleksibilitas dalam manajemen keuangan perusahaan dan memperluas sumber pendanaan yang tersedia
-
Mengapa BRI dan BEI berkolaborasi untuk mendorong nasabah korporasi BRI melakukan IPO? Perusahaan-perusahaan berpeluang besar dalam mengembangkan bisnisnya melalui pendanaan dari pasar modal.
-
Siapa saja yang memegang saham PT Berau Coal Energy Tbk? Saat ini, PT Berau Coal Energy Tbk menguasai 90 persen saham perusahaan dan 10 persen dimiliki oleh Sojitz Coorporation.
-
Kenapa harga saham bisa naik turun? Salah satu yang sering jadi dilema adalah harga saham yang begitu cepat naik turun bagaikan roller coaster. Jadi, sebenarnya apa sih penyebab harga saham bisa naik turun?
Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah di Jakarta, mengatakan bahwa pelaku pasar global diperkirakan masih mencemaskan pernyataan Presiden AS Donald Trump terkait dengan negosiasi perdagangan dengan China yang mungkin bisa menjadi bumerang bagi AS.
"Sentimen ini kembali akan membawa indeks bursa dunia masih dalam tekanan. Faktor dari pasar global tersebut tentunya dapat menyulitkan bagi IHSG untuk bisa bergerak ke teritorial positif pada perdagangan saham hari ini," ujar Alfiansyah dikutip Antara, Selasa (7/5).
Trump secara dramatis meningkatkan tekanan kepada China untuk segera mencapai kesepakatan dagang dengan mengancam akan menaikkan tarif atas barang asal China senilai 200 miliar dolar AS pekan ini menjadi 325 miliar dolar AS dengan tarif 25 persen jika perjanjian perdagangan tidak tercapai dalam waktu tertentu.
Namun, China merespon dengan mempertimbangkan untuk menunda perjalanan para negosiator perdagangan utamanya ke Washington pekan ini menyusul ancaman Trump tersebut. "Ancaman Trump mungkin menjadi bumerang karena China kemungkinan tidak akan mau bernegosiasi di bawah tekanan," kata Alfiansyah.
Baca juga:
IHSG dan Rupiah Melemah, Menko Darmin Bantah Karena Politik Memanas
IHSG Diprediksi Tak Alami Banyak Perubahan Selama Ramadan di Posisi 6.400
Dalam Sepekan, IHSG Jatuh 1,63 Persen di 6.401,08
Hari Ini, IHSG Dibuka Melemah di Tengah Peningkatan Bursa Saham Global
BEI: Pilpres Damai Berdampak Positif pada Pasar Modal Indonesia
IHSG Menguat Dipicu Kemenangan Jokowi-Ma'ruf Versi Quick Count