Imbas Covid-19, Rupiah Sempat Melemah Hingga Rp16.575 per USD di 2020
Pandemi Covid-19 membuat tekanan di pasar keuangan global dan menimbulkan ketidakpastian terhadap perekonomian domestik. Gejolak di pasar keuangan mengakibatkan pengalihan investasi global kepada aset-aset keuangan yang lebih aman.
Pandemi Covid-19 membuat tekanan di pasar keuangan global dan menimbulkan ketidakpastian terhadap perekonomian domestik. Gejolak di pasar keuangan mengakibatkan pengalihan investasi global kepada aset-aset keuangan yang lebih aman.
"Akibatnya mendorong terjadinya aliran modal keluar dari negara berkembang. Tak terkecuali di Indonesia," tulis Bank Indonesia dalam Buku Laporan Akuntabilitas Bank Indonesia yang diluncurkan Rabu, (27/1).
-
Kenapa Bank Indonesia mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Bagaimana Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah tetap berjalan? Bank Indonesia pun memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan. Bahkan, Bank Indonesia sudah siap dengan skenario dalam penerapan redenominasi rupiah ini.
Pada triwulan I dan II tahun 2020, transaksi modal dan finansial (TMF) di Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) mencatat pembalikan aliran modal asing. Masing-masing sebesar minus USD 3,1 miliar dan USD 10,6 miliar.
Hal ini pun membuat Rupiah terdepresiasi hingga Rp 16.575 per USD pada 23 Maret 2020. Ini pun diikuti dengan volatilitas yang meningkat.
Langkah stabilisasi oleh Bank Indonesia disertai komunikasi intensif berhasil menurunkan tekanan pada nilai tukar Rupiah. Penyesuaian eksternal yang berjalan baik ini didukung fleksibilitas nilai tukar dan penurunan permintaan domestik.
Sehingga mendorong penurunan defisit neraca transaksi berjalan sebesar 1,3 persen PDB pada triwulan I dan 1,2 persen PDB pada triwulan II 2020.
Pada semester I 2020, NPI mencatatkan surplus sebesar USD 700 juta dan cadangan devisa meningkat menjadi USD 131,7 miliar. Jumlah ini setara dengan 8,13 kali impor.
PSBB Pukul Ekonomi
Selain itu, dampak Covid-19 terhadap perekonomian Indonesia pada semester I 2020 sangat signifikan. Pandemi yang menyebar sangat cepat ke seluruh wilayah Indonesia sejak awal Maret mengakibatkan pemerintah menerapkan kebijakan pembatasan mobilitas, seperti PSBB di beberapa daerah, tidak dapat dihindari.
Pembatasan mobilitas menyebabkan penurunan tajam aktivitas ekonomi masyarakat. Penurunan kinerja terjadi di seluruh komponen. Baik konsumsi rumah tangga, maupun investasi Pemerintah dan swasta.
Pelemahan permintaan global menurunkan kinerja ekspor barang. Kecuali beberapa komoditas ekspor manufaktur sejalan dengan pemulihan di China yang lebih cepat.
(mdk/bim)