Indonesia Impor Vaksin Rp2,6 T di Maret 2021, Termasuk untuk Covid-19
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor vaksin pada Maret 2021 mengalami peningkatan signifikan. Di mana, pada periode tersebut nilai impor mencapai USD178,7 juta atau setara Rp 2,6 triliun (asumsi Rp 14.638 per USD).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor vaksin pada Maret 2021 mengalami peningkatan signifikan. Di mana, pada periode tersebut nilai impor mencapai USD178,7 juta atau setara Rp 2,6 triliun (asumsi Rp 14.638 per USD).
"Nilai impor vaksin untuk lansia maret ini adalah USD178,7 juta. Artinya naik 102,5 persen dari bulan lalu," kata Kepala BPS, Suhariyanto dalam rilis BPS, di Kantornya, Jakarta, Kamis (15/4).
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
-
Apa tugas utama dari BPS? Tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
-
Apa yang dimaksud dengan PBI BPJS? PBI BPJS merupakan bagian dari program pemerintah yang bertujuan untuk menanggung biaya iuran BPJS Kesehatan bagi individu atau kelompok yang memenuhi kriteria sebagai penerima bantuan.
-
Kenapa BSI fokus untuk memberikan kontribusi terhadap kemajuan ekonomi Indonesia? Direktur Kepatuhan & SDM BSI Tribuana Tunggadewi dalam acara tersebut mengatakan bahwa BSI sebagai bank syariah terbesar dan perusahaan milik pemerintah tentunya akan terus melakukan inovasi-inovasi kreatif untuk meningkatkan partisipasi perseroan dalam kemajuan ekonomi Indonesia. “Hal ini tentunya menjadi perhatian utama kami, bahwa sebagai perusahaan kami tidak hanya berbicara mengenai profit atau business only, tapi kami juga harus memberikan manfaat yang nyata kepada masyarakat,” kata Dewi.
Pria yang kerap disapa Kecuk ini menekankan, nilai impor vaksin tersebut untuk keseluruhan. Artinya tidak hanya untuk vaksin Covid-19 saja.
"Jadi itu yang saya sampaikan vaksin secara keseluruhan," imbuhnya.
Adapun selama kuartal I-2021 yakni Januari-Maret total nilai impor vaksin mencapai sebesar USD443,4 juta. Angka ini naik sekitar 135 persen jika dibandingkan posisi bulan sebelumnya atau Februari 2021.
Rincian Impor
BPS mencatat nilai impor Indonesia per Maret 2021 naik menjadi USD 16,79 miliar, atau sekitar Rp 245,41 triliun (kurs rupiah Rp 14.617 per USD). Salah satunya didorong oleh kebutuhan akan vaksin Covid-19 asal China yang semakin meninggi.
Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto coba mengklasifikasi nilai impor tersebut menurut kategori penggunaan barang. Salah satunya untuk barang konsumsi, yang mencatat angka impor sebesar USD 1,41 miliar atau setara Rp 20,6 triliun.
Nilai impor barang konsumsi tersebut dilaporkan mengalami kenaikan, baik secara bulanan atau month to month (mtm) sebesar 15,51 persen, dan secara tahunan (year on year/YoY) sebesar 13,40 persen.
Suhariyanto menyampaikan, kenaikan impor barang konsumsi tersebut ditopang oleh beberapa produk yang dominan, seperti vaksin dan jeruk Mandarin dari China serta mesin AC dari Thailand.
"Jadi kalau kita lihat untuk barang konsumsi ini ada beberapa barang yang mengalami kenaikan tinggi, di antaranya adalah vaksin yang kita impor dari Tiongkok. Kemudian ada juga milk and powder yang kita impor dari Selandia Baru," ujarnya dalam sesi teleconference, Kamis (15/4).
"Ada juga raw sugar dari India, kemudian ada mesin AC brand Thailand, dan jeruk Mandarin yang kita impor dari Tiongkok," tambah Suhariyanto.
Adapun berdasarkan struktur impor menurut penggunaan barang, barang bahan baku atau penolong jadi yang paling dominan mencapai 77,26 persen dari total impor Maret 2021.
Total impor bahan baku/penolong sebesar USD 12,97 miliar atau setara Rp 189,5 triliun, naik 31,10 persen (secara bulanan) dan 25,82 persen (secara bulanan).
Sementara impor untuk barang modal juga melejit USD 2,41 miliar, atau sekitar Rp 35,2 triliun. Jumlah tersebut naik 11,85 persen (secara bulanan) dan 33,70 persen (secara tahunan).
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com