Industri Logam Belum Optimal, Indonesia Masih Bergantung Impor
Barang yang dihasilkan dari kegiatan hilirisasi mineral baru hanya sebatas produksi logam, belum menghasilkan produk jadi yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan industri. Bahkan untuk memproduksi jarum suntik saja belum mampu, sehingga masih mengandalkan impor.
Pelaksana tugas harian Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Indonesia Djoko Widayanto mengatakan, perusahaan penambang mineral telah melakukan hilirisasi, sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara (Minerba).
Hal ini dibuktikan dengan dibangunnya fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter). "Perusahaan telah menjalankan amanat Undang-Undang. Hilirasi sudah tercapai," kata Djoko, saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (8/7).
-
Di mana tepatnya penemuan mineral tersebut? Survei baru yang dilaksanakan The Nippon Foundation bekerja sama dengan Universitas Tokyo menemukan bahwa dasar laut di sekitar pulau Minami-Tori-shima menampung sekitar 610.000 metrik ton kobalt dan 740.000 metrik ton nikel.
-
Dimana Smelter Freeport yang akan mengolah tembaga dan emas di Indonesia? Presiden Jokowi mengatakan smelter PT Freeport Indonesia yang berlokasi di Gresik akan rampung pada Juni 2024.
-
Dimana MIND ID memproduksi berbagai komoditas tambang untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral Indonesia? Capaian laba ini berkat keberhasilan MIND ID mempertahankan laju produksi sejumlah komoditas tambang untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral Indonesia mulai dari nikel, tembaga, timah, batu bara, hingga emas dan perak.
-
Apa komoditas yang menjadi 'emas' di perdagangan Tapanuli, Sumatera Utara? Perdagangan kapur barus di Tapanuli, Sumatera Utara sudah berlangsung sejak abad ke-2 Masehi dan menjadi salah satu komoditi penting atau 'emas'.
-
Bagaimana Kemendag memfasilitasi eksportir Indonesia di pameran EIM? “Kemendag memfasilitasi puluhan eksportir Indonesia untuk memamerkan produk-produk potensial melalui pameran EIM agar pangsa pasar produk Indonesia di negara Meksiko semakin luas,” tambahnya.
-
Mengapa industri tembakau dianggap vital bagi perekonomian Indonesia? Setidaknya dalam beberapa tahun terakhir, industri tembakau telah berkontribusi kepada penerimaan negara sebesar ratusan triliun rupiah setiap tahunnya.
Namun menurut Djoko, barang yang dihasilkan dari kegiatan hilirisasi mineral baru hanya sebatas produksi logam, belum menghasilkan produk jadi yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan industri. Bahkan untuk memproduksi jarum suntik saja belum mampu, sehingga masih mengandalkan impor.
"Kami di dalam proses logam ini berusaha menyediakan bahan baku yang disediakan di Indonesia. Kita masih tergantung dunia, kita bisa buat feronikel, tapi buat jarum suntik saja belum mampu," tuturnya.
Djoko menyatakan, pemerintah perlu menggalakkan pembangunan industri berbasis logam, sehingga hilirisasi yang dilakukan industri pertambangan bisa berperan optimal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan negara.
"Jadi sampai hari ini pada produk barang setengah jadi, sehingga nilai tambah sudah dicapai emas bauksit tapi nilai jual masih kita impikan lebih baik, kalau industri mobil, HP berada di kita," tandasnya.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Kementerian ESDM Temukan Emas di Perairan Banten
Siapkan Dana USD 1 Juta, Freeport Kirim Putra Papua Belajar ke Amerika Serikat
ABM Investama Reklamasi 68 Persen Lahan Tambang Batubara di Kalimantan
Banyak Lubang Bekas Tambang Menganga di Kaltim, KPK Nilai Pengawasan Tidak Beres
Bocah SD Tewas di Kolam Bekas Tambang Samarinda, Dinas ESDM Kaltim Salahkan Orangtua
Freeport Akan Operasikan Kereta Tambang Bawah Tanah