Ini Faktor Penyebab Jumlah Penduduk Miskin Turun Capai 25,26 Juta Orang
Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap turunnya tingkat kemiskinan di Indonesia. Seperti kenaikan upah riil buruh tani dan nilai tukar petani (NTP), dan inflasi yang terjaga.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan di Indonesia pada September 2018 mencapai 25,26 juta orang atau sebesar 9,66 persen, menurun 0,28 juta orang dibandingkan Maret 2018.
Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap turunnya tingkat kemiskinan di Indonesia. Salah satunya adalah adanya kenaikan upah riil buruh tani dan nilai tukar petani (NTP) sepanjang Maret-September 2018.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Kapan kelas BPJS dihapus? Sehingga, Rizzky memastikan besaran iuran sekarang masih tetap sama dengan apa yang sudah berlaku selama ini."Untuk iuran masih tetap, karena tidak ada penghapusan kelas otomatis untuk iuran, ini masih mengacu kepada Perpres yang masih berlaku yaitu Perpres 64 tahun 2020 jadi masih ada kelas dan iuran masih sama," kata Irsan di kantor Kemenkes, Jakarta, Rabu (15/5).
-
Apa yang membaik di Sulawesi Utara berdasarkan rilis BPS? Kepala BPS Sulawesi Utara, Asim Saputra menjelaskan, daya beli petani di Sulawesi Utara membaik di Bulan Oktober 2023.
-
Kenapa kelas BPJS dihapus? Irsan mengatakan, untuk penyesuaian iuran ini masih perlu diskusi lebih lanjut.
-
Apa tugas utama dari BPS? Tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
Dia merincikan, nominal rata-rata upah buruh tani pada September 2018 baik sebesarb2,07 persen dibanding Maret 2018. Dari Rp 51.580 menjadi 52.665. "Secara riil upah buruh tani per hari pada September 2018 naik 1,60 persen dibanding Maret 2018. Sementara NTP naik sebesar 1,21 persen dibanding pada Maret 2018," kata Suhariyanto di Gedung BPS, Jakarta, Selasa (15/1).
Selain itu faktor lain yang menekan tingkat kemiskinan adalah, laju inflasi yang terjaga. Selama periode Maret-September 2018 BPS mencatatbinflasi sebesar 0,94 persen. Harga eceran beberapa komoditas pokok juga mengalami penurunan.
"Secara nasional beras turun 3,28 persen, daging sapi 0,74 persen, minyak goreng 0,92 persen dan gula pasir mengalami penurunan 1,48 persen," kata dia.
BPS mencatat, turunnya kemiskinan juga merubah garis kemiskinan menjadi Rp 410.670 per kapita dari yang sebelumnya sebesar Rp 401.220 per kapita.
Adapun rata-rata pengeluaran per kapita per bulan untuk penduduk yang berada di 40 persen lapisan terbawah selama periode Maret-September 2018 tercatat tumbuh 3,55 persen. Lebih tinggi dibandingkan kenaikan garis kemiskinan pada periode yang sama sebesar 2,36 persen.
Baca juga:
Makanan Penyebab Utama Kemiskinan Banten di 2018
Gini Ratio September 2018 Tercatat Turun Tipis Menjadi 0,384
September 2018, Jumlah Penduduk Miskin Kembali Turun Capai 25,26 Juta Orang
Kisah Nenek 83 Tahun Bertahan Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot
Derita Mbah Simpen Kelaparan di Tengah Kekayaan Tambang Kutai Kartanegara