Ini Wilayah Indonesia Mulai Wajib Siaga Kedatangan Banjir Imbas Curah Hujan Tinggi
Indonesia yang tengah bergulat melawan krisis pandemi Covid-19 harus kembali bersiaga menghadapi bencana lain. Sejumlah wilayah di Nusantara wajib bersiap menghadapi ancaman banjir akibat puncak musim hujan dan fenomena La Nina pada Oktober-November 2020.
Indonesia yang tengah bergulat melawan krisis pandemi Covid-19 harus kembali bersiaga menghadapi bencana lain. Sejumlah wilayah di Nusantara wajib bersiap menghadapi ancaman banjir akibat puncak musim hujan dan fenomena La Nina pada Oktober-November 2020.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Jarot Widyoko, mengaku telah berdiskusi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait potensi banjir ke depan.
-
Kapan musim hujan dimulai? Musim hujan telah tiba. Selain membawa kebahagiaan dan kesegaran, musim hujan juga membawa berbagai penyakit, salah satunya adalah flu.
-
Kapan Hasjim Ning lahir? Lahir pada 22 Agustus 1916, Hasjim memang dikenal sebagai pengusaha dengan julukan Raja Mobil Indonesia.
-
Kapan calon jamaah haji plus berangkat? Dalam hal waktu tunggu, periode untuk haji plus biasanya lebih singkat dibandingkan haji reguler.Akibatnya, biaya untuk program haji plus cenderung lebih tinggi.
-
Kapan Lukman Hakim meninggal? Lukman Hakim meninggal di Bonn pada 20 Agustus 1966.
-
Kenapa Basrizal Koto merantau ke Riau? Melihat kondisi keluarganya yang begitu menyedihkan, hati Basko tergerak untuk membawa kondisi perekonomian menjadi lebih baik dengan merantau ke Riau pada saat itu.
-
Kenapa Bogor disebut Kota Hujan? Karena jumlah milimeter air yang tercurah berada di atas angka 2.000, maka bisa dipastikan jika intensitas air hujan bisa terus turun sepanjang tahun. Ini yang membuat Bogor masih diselingi kondisi hujan saat musim kemarau karena jumlah kandungan air di awan yang tinggi.
Menurut ramalan BMKG, dia mengatakan, puncak musim hujan akan datang mulai November 2020 hingga April 2021. Menghadapi situasi ini, Jarot mengutarakan, kawasan Indonesia Timur lebih berisiko terkena banjir dibanding wilayah Barat.
"Dari hasil ralat kemarin, itu memang daerah Timur yang potensi banjirnya agak tinggi. Sedangkan di Sumatera itu agak kurang. Tetapi berapa potensi (tingginya curah) hujan berapa, itu nanti yang lebih mengetahui BMKG," kata Jarot dalam sesi teleconference, Jumat (16/10).
Mengutip prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Jarot menyampaikan prakiraan puncak musim hujan di beberapa daerah di Indonesia. Seperti untuk Kalimantan, yakni antara Desember 2020 sampai Januari 2021.
Kemudian di Sulawesi, di mana intensitas hujan tertinggi akan terjadi pada Januari-April 2021. Lalu Sumatera pada November 2020, Jawa serta Bali dan Nusa Tenggara pada Februari 2021, Papua di Desember 2020, dan Maluku di Januari 2021.
Penyebab Banjir yang Harus Segera Dibenahi
Guna mengantisipasi potensi banjir, Jarot meminta partisipasi masyarakat untuk menanganinya. Terlebih dengan adanya potensi peningkatan curah hujan sebagai dampak dari fenomena La Nina.
"Apalagi ke depan dengan prediksi adanya La Nina, intensitas hujan akan bertambah 30-40 persen. Hadapi ini Kementerian PUPR tak bisa sendiri, harus ada persiapan, termasuk kesiapsiagaan dari kementerian yang lain. Masyarakat sendiri juga harus disosialisasikan dan tahu apa yang bisa dilakukan sebelum terjadi ini," imbuhnya.
Jarot pun menggarisbawahi, sejumlah daerah semakin rawan terkena banjir lantaran beberapa faktor. Seperti semakin sempitnya daerah tangkapan air (catchment area) hingga perubahan aliran air (run off). Itu semua terjadi akibat pertumbuhan pembangunan dan jumlah penduduk yang kian masif.
"Yang tadinya hujan turun masuk ke dalam bumi, ada pembangunan rumah dan lain-lain lahan terusik. Pada saat hujan turun, dia tidak sempat masuk ke dalam bumi karena lapisannya sudah diperkeras, paving, beton, dan lain-lain. Jadi hujan turun masuk ke selokan dan itu pasti mengalir ke sungai," tuturnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com