Ini yang dibutuhkan Indonesia capai stabilisasi & swasembada pangan
Sistem alokasi pangan di Indonesia harus diperbaiki.
Stabilisasi pangan di Indonesia hingga saat ini dinilai masih belum berhasil. Indikasinya tercermin dari semakin meningkatnya harga pangan pokok dan sumbangan komoditi pangan strategis terhadap inflasi masih relatif tinggi. Kebijakan stabilisasi pangan juga masih artifisial, reaktif dan tidak konkrit. Dampaknya kesejahteraan petani tidak kunjung membaik.
Memperbaiki kondisi pertanian, Indonesia memerlukan Badan Otoritas Pangan yang bertugas mengkoordinasikan, mengsinkronisasikan dan menyusun program program pangan strategis. Pendirian badan atau lembaga ini merupakan amanat UU No 8 Tahun 2012 yang hingga kini masih diabaikan pemerintah.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
-
Kapan Pangeran Antasari wafat? Saat menjadi Sultan Banjar, Pangeran Antasari terus melanjutkan perjuangannya melawan Belanda. Di tengah perlawanan tersebut, Pangeran Antasari jatuh sakit terserang penyakit cacar dan paru-paru hingga akhirnya wafat pada 11 Oktober 1862.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
"Stabilisasi pangan mutlak diperlukan, karena saat ini harga pangan di tingkat konsumen sudah 70 persen di atas harga internasional. Jelas ini merugikan konsumen, dan petani tidak mendapatkan keuntungan yang adil dari tingginya harga pangan tersebut," ucap Deputy Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Perekonomian, Mushdalifah Machmud di Jakarta, Senin (18/4).
Menurut Musdhalifah, untuk mencapai stabilisasi harga pangan diperlukan instrumen pokok yang bukan hanya di peningkatan produksi pangan, akan tetapi adalah kemampuan pemerintah untuk melakukan penyusunan sistem alokasi distribusi panen raya. Selanjutnya pemerintah fokus pada stabilisasi harga di tingkat petani dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan dan daya tawar petani.
Ketua Umum Perpadi, Sutarto Alimoeso mengatakan, BULOG harus memiliki andil yang besar dalam melayani kebutuhan pokok masyarakat melalui pengembangan kerja sama dengan pelaku bisnis di pedesaan.
"Produksi pangan di Indonesia, sangat tergantung pada wilayah Pulau Jawa. Secara geografis, Pulau Jawa terletak di selatan khatulistiwa. Konsekuensinya, mudah terkena serangan el nino. Ancaman kekeringan tahun lalu telah mengakibatkan mundurnya musim tanam di tahun ini, dan jika ramalan BMKG benar, bahwa tahun ini musim kemarau akan berlangsung lebih cepat, maka produksi pangan kita terutama beras tidak akan mencapai target yang ditetapkan pemerintah. Jelas ini akan menyebabkan kelangkaan. Dalam keadaan seperti ini peran BULOG perlu dioptimalkan," katanya
Direktur Eksekutif INDEF, Enny Sri Hartati mengatakan, kunci stabilisasi pangan adalah manajemen pasokan, dan itu peranannya ada di BULOG. Pemberdayaan BULOG sangat penting dalam mengendalikan pasokan.
Baca juga:
INDEF pertanyakan data surplus pangan pemerintah
Ekonom nilai kebijakan pangan pemerintah belum berpihak pada petani
Eks bos Bulog: Impor gandum naik, nanti anak-cucu tak kenal padi
Songsong swasembada, NU dorong pembentukan Badan Pangan Nasional
Megawati: Jangan sampai lidah dan perut bangsa Indonesia terjajah
Tak hanya Brebes, ini daerah penghasil bawang merah di Indonesia
Lantik 5 pejabat baru, Mentan Amran minta kebut swasembada pangan