Penyuluh Pertanian Indonesia Hanya 37.000 Orang, Kebutuhan 80.000
Penyuluh pertanian lapangan (PPL) akan ditarik ke pusat untuk mengoptimalkan pengelolaan dan pembinaan.
Dalam upaya mencapai target swasembada pangan, pemerintah berencana memperkuat peran penyuluh pertanian yang menjadi ujung tombak produktivitas petani di seluruh desa.
"Sekarang penyuluh yang ada di seluruh Indonesia ini 37 ribu, dari kebutuhan kita 80 ribu," ungkap Amran kepada merdeka.com, Rabu (4/12).
Dia menambahkan dalam rapat koordinasi terbatas (rakortas) yang digelar sebelumnya, telah direncanakan agar para penyuluh pertanian lapangan (PPL) ditarik ke pusat untuk mengoptimalkan pengelolaan dan pembinaan mereka. Dia berharap regulasi yang mengatur rencana ini dapat segera rampung.
"Nanti rencana kedepan kita PPL ini sesuai rakortas kemarin, PPL rencananya kita akan tarik ke pusat. Mudah-mudahan regulasinya cepat selesai sehingga karena PPL menjadi wujud tombak kita di lapangan," katanya.
Kekurangan Penyuluh Akan Dikaji
Amran mengakui saat ini masih ada kekurangan sekitar 40 ribu tenaga penyuluh pertanian. Ia menegaskan bahwa pemerintah akan melakukan kajian mendalam untuk menentukan langkah terbaik dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
"Karena yang kami terima laporan dari daerah bahwa ada PPL-PPL yang bekerja di lapangan itu secara sukarela ada juga harian-harian lepas jadi PPL dan seterusnya," terangnya.
Rencana Skema Gaji Penyuluh
Saat ditanya mengenai gaji bagi para penyuluh pertanian, Amran menyebut bahwa skema penggajiannya masih dalam proses pengkajian.
"Rencananya sekarang kan gajinya kita ditransfer ke daerah, mungkin ke depan melalui Kementerian Pertanian," ungkapnya.
Namun, ia menegaskan keputusan akhir terkait pengelolaan gaji masih membutuhkan waktu dan kajian lebih lanjut.
"Sementara kita kaji, moga-moga ada keputusan yang baik untuk pertanian atau petani Indonesia," tambahnya.