Evan Dimas dan Generasi Emas Timnas Indonesia U-19 2013, Bagaimana Nasibnya Sekarang?
Generasi emas timnas Indonesia muncul saat meraih gelar juara Piala AFF U-19 2013, namun kini hanya sedikit yang masih berkompetisi di level tertinggi.
Timnas Indonesia pernah mengalami masa kejayaan ketika berhasil meraih gelar juara Piala AFF U-19 pada tahun 2013. Di bawah arahan pelatih Indra Sjafri, tim ini memiliki kekuatan yang merata di setiap posisi, hasil dari pencarian pemain yang dilakukan di berbagai daerah di seluruh Indonesia.
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika tim tersebut dijuluki Timnas Garuda Nusantara. Penampilan para pemain muda ini sangat menarik untuk disaksikan, sehingga hampir setiap individu di dalam tim menjadi sorotan di posisinya masing-masing. Namun, sosok yang paling menonjol adalah Evan Dimas.
Sebagai kapten tim dan gelandang, Evan Dimas, yang merupakan produk dari Mitra Surabaya dan dididik oleh mantan bek Timnas Indonesia, Mursyid Efendi, menunjukkan performa yang sangat mengesankan. Tidak mengherankan jika Evan Dimas tampak lebih menonjol dibandingkan dengan rekan-rekannya.
Setelah berhasil mengalahkan Vietnam melalui adu penalti yang dramatis dengan skor 7-6 pada final yang diadakan pada 22 September 2013 di Sidoarjo, kini dari 20 pemain yang pernah bersinar seperti meteor itu, seolah-olah telah menghilang seiring berjalannya waktu.
Evan Dimas
Kisah pilu Evan Dimas yang baru saja dilepas oleh Persik menjelang putaran kedua BRI Liga 1 2024/2025 menunjukkan bahwa kejayaan dan ketenaran memiliki batas waktu. Setiap manusia harus menjalani kehidupan seperti roda pedati yang selalu berputar, kadang berada di puncak, dan kadang di dasar.
Bos Persik, Arthur Irawan, yang dikenal suka menampung mantan pemain Timnas Indonesia yang kariernya mulai meredup, ternyata tidak mampu mengembalikan reputasi Evan Dimas. Hal ini sangat ironis. Pemain berusia 29 tahun tersebut hanya bermain sekali selama 22 menit sebagai pengganti ketika Persik kalah 1-0 dari PSBS di Kediri.
Gejala penurunan performa Evan Dimas sudah terlihat ketika dia dipinjamkan oleh Arema FC ke PSIS pada musim 2023/2024. Selama masa pinjaman tersebut, Evan Dimas hanya tampil dalam delapan pertandingan, meskipun dia masih berhasil mencetak satu gol. Sementara itu, ketika membela Singo Edan dari musim 2022 hingga 2024, Evan Dimas bermain dalam 36 pertandingan dan mencetak dua gol serta satu assist. Ini adalah penurunan yang sangat signifikan dalam waktu kurang dari tiga tahun.
Evan Dimas
Evan Dimas hampir mengakhiri karirnya di dunia sepakbola. Dia mengalami cedera serius akibat benturan dengan Doan Van Hau saat final SEA Games 2019, di mana Timnas Indonesia bertemu Timnas Vietnam. Namun, Evan Dimas berhasil bangkit dan mendapatkan kontrak dengan beberapa klub, seperti Selangor FC, Barito Putera, Persija, dan Bhayangkara FC.
Meskipun demikian, para bintang Timnas Indonesia U-19 semakin redup ketika PT LIB menerapkan aturan baru yang membolehkan setiap klub untuk merekrut delapan pemain asing. Hal ini membuat persaingan antara pemain lokal dan asing semakin ketat. Jika seorang pemain tidak dapat mempertahankan kondisi fisiknya, maka ia akan secara otomatis tersingkir dari kompetisi.
Selain Evan Dimas, hanya tinggal Hansamu Yama dan Paulo Sitanggang dari angkatan Class 2013 yang masih aktif bermain, keduanya kini memperkuat Persija dan PSS.
Di tengah ketatnya persaingan, kemampuan untuk tetap berprestasi dan menjaga performa menjadi kunci bagi para pemain agar tetap relevan di dunia sepakbola. Dengan adanya regulasi baru ini, tantangan bagi pemain muda semakin besar, dan hanya mereka yang dapat beradaptasi yang akan bertahan dalam kompetisi yang semakin kompetitif ini.
Siapa yang masih ada?
Musim ini, karier Hansamu Yama hampir terhenti karena cedera yang berkepanjangan. Di sisi lain, Paulo Sitanggang bisa merasa sedikit bangga karena pernah menjabat sebagai kapten tim PSS pada periode ini. Bagaimana dengan perjalanan mantan rekan setim Evan Dimas yang lain?
Zulfiandi, yang merupakan pasangan Evan Dimas di lini tengah Timnas Indonesia U-19 tahun 2013, kini harus beristirahat untuk merawat ibunya yang sakit di Aceh. Sementara itu, Ilham Udin Armaiyn kembali ke kampung halamannya di Ternate dan kini bermain untuk Malut United FC. Sayangnya, Ilham Udin juga sering absen karena masalah cedera.
Dimas Drajad, yang pernah mengisi posisi di Timnas Indonesia pada putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, masih menunjukkan performa yang baik. Namun, keterlibatannya dengan Persib musim ini tidak maksimal.
Diberitakan, Dimas Drajad mengalami cedera cukup serius yang membuatnya harus menepi dari lapangan dalam waktu yang lama. Di sisi lain, I Putu Gede Yuniantara dan M. Hargianto lebih beruntung meskipun mereka bermain untuk Bhayangkara FC di Liga 2. Masa depan mereka tampaknya akan terjamin sebagai anggota Polri setelah mereka pensiun dari sepakbola.
Sementara itu, Maldini Pali kini berkompetisi di level terendah sepakbola Indonesia. Mantan sayap Timnas Indonesia U-19 ini sedang berjuang bersama Persewangi di Liga 4 Regional Jawa Timur. Inilah gambaran perjalanan yang glamor dan juga penuh tantangan dari para pahlawan bangsa yang pernah memberikan kontribusi besar bagi sepakbola Indonesia.