JK sebut Rupiah harus tetap dijaga di Rp 13.000 per USD
Hal ini untuk menjaga agar aktivitas impor tidak melonjak, mengingat pemerintah saat ini sedang mendorong ekspor.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) melihat penguatan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) lebih disebabkan oleh kondisi perekonomian Amerika Serikat yang kini sedang melemah. Di situs resmi Bank Indonesia, kurs tengah BI untuk USD berada di level Rp 13.087 per USD atau menguat dibanding Kamis (10/3) yang berada di level Rp 13.149 per USD.
"Rupiah kuat dan melemah kan tergantung dengan apa? Dengan mata uang lain stabil saja dengan Yen, Ringgit, sebenarnya karena ekonomi Amerika sedang melemah lagi maka kita menguat," jelas JK di kantornya, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (11/3).
-
Kenapa Ridwan Kamil menemui Jusuf Kalla? “Beliau kan orang pintar ya dan penuh dengan pengalaman, arif, bijaksana. Sehingga saya perlu mendapatkan arahan, wejangannya dari beliau,” sambungnya.
-
Bagaimana Jusuf Kalla menilai harga alutsista bekas yang dibeli pemerintah? "Sebetulnya bukan hanya bekas, berapa harga bekas itu? Itu hal yang berbeda. Kalau ini 'kan harganya rata-rata Rp1 triliun satu pesawat, pesawat yang umurnya 25 tahun," kata JK. Ketika orang ingin membeli pesawat, yang diukur ada dua yaitu umur dan jam terbangnya. Khusus umur sangat berpengaruh pada teknologi yang ada di dalam pesawat tersebut.
-
Kenapa Jusuf Kalla menilai pembelian alutsista bekas dengan harga Rp1 Triliun tidak layak? "Sebetulnya bukan hanya bekas, berapa harga bekas itu? Itu hal yang berbeda. Kalau ini 'kan harganya rata-rata Rp1 triliun satu pesawat, pesawat yang umurnya 25 tahun," kata JK. Ketika orang ingin membeli pesawat, yang diukur ada dua yaitu umur dan jam terbangnya. Khusus umur sangat berpengaruh pada teknologi yang ada di dalam pesawat tersebut.
Namun, JK mengingatkan agar Rupiah tetap dijaga sehingga tidak terlalu kuat. Hal ini untuk menjaga agar aktivitas impor tidak melonjak, mengingat pemerintah saat ini sedang mendorong ekspor.
"Kita juga harus menjaga level tertentu agar ekspor impor kita tetap terjaga. Kalau terlalu kuat bisa impornya murah ekspornya turun," kata JK.
Yang paling utama dalam penguatan nilai Rupiah terhadap USD adalah kestabilannya. "Jangan bergejolak banyak, Rp 14.000, turun Rp 13.000, Harus stabil Rp 13.000 itu angka yang baik. Rupiah banyak tapi impor juga jangan terlalu banyak nanti banyak diserbu barang China kan," tutup JK.
Baca juga:
Rupiah menguat, JK pede ekonomi Indonesia mulai membaik
Rupiah ditutup menguat 105 poin ke posisi Rp 13.157 per USD
Intip sosok pria lulusan SMA pembuat gambar di lembaran uang kertas
JK: Kita perlu contoh Vietnam yang bisa tingkatkan ekspor mebel
BI latih wirausahawan manajemen keuangan agar bisa peroleh KUR
Indonesia butuh 3 tahun masuk ke pasar bebas Eropa