Jonan ajak generasi muda gotong royong selamatkan bumi
Pemerintah mengajak semua elemen masyarakat untuk bersama-sama mengatasi pemanasan global (Global Warming) dan Perubahan Iklim.
Pemerintah mengajak semua elemen masyarakat untuk bersama-sama mengatasi pemanasan global (Global Warming) dan Perubahan Iklim. Banyak hal yang bisa kita lakukan sebagai warga Bumi untuk turut berperan serta mengatasi pemanasan global tersebut mulai dari menggunakan sumber-sumber energi yang ramah lingkungan dan menggunakan energi secara bijaksana.
"Mari bersama-sama kita menjaga lingkungan ini menjadi ruang hidup yang lebih baik, karena ini 'kan one planet, one life, mimpinya orang masing-masing, tapi planetnya 'kan cuma satu," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan di acara Religion for Peace Asia Interfaith Youth Peace Camp, Jumat (15/12).
-
Kenapa mahasiswa UGM mengembangkan ESDS? Yogi mengatakan bahwa pengembangan ESDS tersebut berawal dari keprihatinan mereka terhadap tingginya kasus stunting di Tanah Air.
-
Siapa yang mencium Jonas Rivanno? Asmirandah kemudian mengerjai Chloe dengan cara menunjuk sesuatu untuk mengalihkan perhatian sang putri. Setelah perhatian Chloe teralihkan, Asmirandah segera mengambil kesempatan untuk mencuri ciuman dari Vanno.
-
Kapan Lembaga Eijkman diresmikan? Wacana tersebut akhirnya terealisasi pada tahun 1992 dan laboratorium mulai beroperasi setahun setelahnya lalu diresmikan langsung oleh Presiden Soeharto.
-
Apa yang menjadi mimpi Johan sejak SD? Walaupun berasal dari keluarga pas-pasan, Johan sudah bermimpi bisa kuliah di UGM sejak SD.
-
Kenapa Eliano Reijnders menarik perhatian PSSI? Dengan pengalaman bermain di klub-klub liga Eropa dan memiliki darah Indonesia dari ibunya, Angelina Lekatompessy, Eliano menarik perhatian PSSI untuk bergabung dengan Timnas Indonesia.
-
Kapan Janjang Saribu diresmikan? Tembok ini telah diresmikan oleh Bupati Agam pada tahun 2013.
Acara “2017 Religions for Peace Asia Interfaith Youth Peace Camp" ini diikuti 68 Peserta dari 17 negara Asia dan Pasifik. Acara tahunan ini merupakan forum dialog antara anak muda dari berbagai agama se-Asia. Para peserta saling berdialog untuk membicarakan berbagai masalah yang terjadi di Asia. Tema yang tahun ini yaitu 'Raising Awareness on Climate Change: Gotong Royong for Our Earth'.
Sesuai tema yang diusung dalam forum, Jonan mengungkapkan hasil dari pertemuan One Planet Summit yang dihadirinya di Paris, Prancis, Selasa (12/12) lalu. Jonan menegaskan komitmen dan capaian Pemerintah Indonesia untuk mensukseskan Paris Agreement.
Dalam Conference of the Parties (COP) 21 di Paris, Prancis, Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) pada tahun 2030 sebesar 29% dengan upaya sendiri, dan hingga 41% dengan bantuan dan kerja sama internasional. Komitmen tersebut diukur dari proyeksi Business as Usual (BAU). Dalam rangka mewujudkan komitmen tersebut Pemerintah melakukan berbagai langkah-langkah strategis antara lain, menargetkan penggunaan energi terbarukan (EBT) sebesar 23% di tahun 2025.
“Pada tahun 2015 Indonesia menghadiri COP 21 di Paris. Presiden Indonesia berkomitmen untuk menggunakan 23% energy mix dari energi baru terbarukan pada 2025. Jangka waktu tersebut diperlukan agar pemerintah mempunyai waktu yang cukup untuk membangun pembangkit-pembangkit yang ramah lingkungan, seperti pembangkit listrik tenaga angin, pembangkit listrik tenaga gas. Kami tidak bisa menghentikan pemanasan global dunia, namun setidaknya kita bisa mengurangi efek kenaikan pemanasan global di Indonesia, sebisa mungkin. Jadi itulah mengapa kami berkomitmen untuk 23% energi mix kita pada tahun 2025,” tambah Jonan.
"Ini adalah kontribusi kami untuk mengurangi emisi di sektor energi. Kami mencoba mengurangi emisi listrik dari non listrik dengan melakukan penggunaan energi yang efisien, penghematan, teknologi yang bersih, pengalihan bahan bakar, dan reklamasi bekas tambang," lanjut Jonan.
Mengurangi emisi karbon adalah upaya yang akan terus dilakukan pemerintah, melakukan penghematan 1% setiap hari hingga tahun 2030, akan berdampak signifikan. Pemerintah juga mengajak masyarakat untuk menghemat penggunaan energi listrik, dan pada waktu yang bersamaan juga mengalihkan penggunaan bahan bakar minyak dengan energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan.
"Intensitas listrik harus dikurangi 1% setiap hari, ini mudah, matikan lampu jika tidak digunakan, matikan komputer jika tidak dipakai, matikan AC jika tidak digunakan, dan gunakan peralatan hemat energi. Kami mencoba mengurasi emisi karbon dari listrik sebesar 156 juta Ton karbon sampai 2030," imbuh Jonan.
Sebagai penutup Jonan meminta kepada para pemuda peserta Relegion for Peace Asia Interfaith Youth Peace Camp untuk bersama-sama menyelamatkan bumi ini dengan menggunakan energi secara bijaksana dan menggunakan sumber-sumber energi yang lebih ramah lingkungan.
“Jika anda berjuang untuk climate change dan berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon, anda harus yakin pada satu hal baik. ini adalah usaha bersama untuk masa depan bersama yang lebih baik," tutup Jonan.
(mdk/hrs)