Kebutuhan Tenaga Kerja Industri Naik 8 Persen Hingga 2035
Kementerian Perindustrian memproyeksikan kebutuhan tenaga kerja di sektor industri akan naik hingga melampaui 8 persen hingga 2035, yang tersebar pada seluruh subsektor manufaktur, seperti industri makanan dan minuman, logam, tekstil dan pakaian, serta otomotif.
Kementerian Perindustrian memproyeksikan kebutuhan tenaga kerja di sektor industri akan naik hingga melampaui 8 persen hingga 2035, yang tersebar pada seluruh subsektor manufaktur, seperti industri makanan dan minuman, logam, tekstil dan pakaian, serta otomotif.
"Tingginya kebutuhan tenaga kerja tersebut seiring masuknya sejumlah investasi di Indonesia dan upaya pemerintah yang semakin gencar menggenjot sektor industri untuk terus ekspansi, baik dalam rangka memenuhi pasar domestik maupun ekspor," kata Koordinator Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Mujiyono dikutip Antara, Rabu (1/5).
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Di mana permasalahan tentang tenaga kerja terjadi? Susahnya cari Kerja di Indonesia Sulitnya mencari pekerjaan masih menjadi masalah di Tanah Air Tak hanya karena lapangan kerja yang minim, rendahnya kemampuan pribadi juga jadi sebab kesulitan mencari pekerjaan
-
Siapa saja yang berperan penting dalam keberhasilan transformasi industri di Indonesia? “Capaian transformasi industri saat ini merupakan hasil kerja banyak pihak yakni dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, akademisi, dan terutama dari para pelaku industri sendiri.
-
Siapa yang berperan dalam mendorong inovasi dan industri berkelanjutan? Mendorong inovasi dan industri berkelanjutan dapat menciptakan peluang bisnis baru.
-
Bagaimana pertumbuhan industri di Sidoarjo berkontribusi terhadap perekonomian daerah? Pertumbuhan industri di Sidoarjo telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian daerah dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.
-
Mengapa industri tembakau dianggap vital bagi perekonomian Indonesia? Setidaknya dalam beberapa tahun terakhir, industri tembakau telah berkontribusi kepada penerimaan negara sebesar ratusan triliun rupiah setiap tahunnya.
Kemenperin mencatat investasi di sektor industri manufaktur pada tahun 2014 sebesar Rp195,74 triliun, naik menjadi Rp226,18 triliun pada tahun 2018. Serapan tenaga kerja di sektor industri juga ikut meningkat, yakni dari 15,54 juta orang pada tahun 2015 menjadi 18 juta orang pada tahun 2018.
Menurut Mujiyono, setiap tahun rata-rata sektor industri menyerap tenaga kerja sebanyak 672 ribu orang. “Kami telah memperhitungkan, itu kalau industri dipatok tumbuh 5-6 persen,” ujarnya.
Namun demikian, selain pemenuhan dari sisi kuantitas, yang juga terpenting adalah penciptaan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sesuai kebutuhan dunia industri saat ini.
"Apalagi sekarang kita sudah memasuki era Industri 4.0, di mana sektor industri dituntut untuk memanfaatkan teknologi canggih atau digitalisasi sehingga bisa meningkatkan kapasitas dan kualitas produk secara lebih efisien. Nah, guna mencapai sasaran tersebut diperlukan pula SDM kompeten. Jadi, SDM kompeten menjadi kunci daya saing industri kita," kata Mujiyono.
Oleh karena itu mulai tahun ini pemerintah memfokuskan pada pengembangan kualitas SDM sebagai agenda pembangunan nasional. Langkah strategis yang tengah dijalankan antara lain melakukan berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan vokasi industri secara lebih masif.
Baca juga:
Hari Buruh, Tengok Deretan Janji Pemerintah Jokowi Untuk Pekerja RI
Hindari Jebakan Kelas Menengah, Menkeu Ungkap Peningkatan Kualitas SDM Jadi Kunci
Pemerintah Genjot Kualitas SDM Kembangkan Nilai Tambah Industri Tanah Air
BKPM Catat Realisasi Investasi Kuartal I 2019 Capai Rp 195,1 T
Menteri Jonan Buka Konferensi Kesehatan dan Keselamatan Kerja Dukung Industri 4.0
Menteri Airlangga Sebut Aturan Insentif Pajak 200 Persen Terbit Semester I 2019