Kekurangan bahan baku garam, industri biskuit & makanan ringan berhenti beroperasi
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), Adhi S Lukman mengatakan, pada pekan lalu sejumlah industri sudah berhenti beroperasi. Hal ini karena tidak lagi memiliki stok garam.
Menipisnya persediaan garam dalam beberapa waktu terakhir membuat industri harus memutar otak agar bisa tetap beroperasi dan berproduksi. Namun demikian, ada juga industri yang terpaksa berhenti sementara karena sudah kehabisan garam sebagai bahan baku produksinya.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), Adhi S Lukman mengatakan, pada pekan lalu sejumlah industri sudah berhenti beroperasi. Hal ini karena tidak lagi memiliki stok garam.
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Bagaimana pertumbuhan industri di Sidoarjo berkontribusi terhadap perekonomian daerah? Pertumbuhan industri di Sidoarjo telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian daerah dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Bagaimana pabrik gula di Tegal berkembang hingga menjadi pusat industri? Pabrik Gula di Tegal Pada tahun 1832, di sebelah timur Tegal, tepatnya di Desa Pangkah, dibangunlah pabrik gula pertama di Tegal. Pendirinya adalah seorang investor swasta bernama NV Kosy dan Sucier. Setelah itu muncul pabrik-pabrik gula lainnya. Pada tahun 1841-1842 muncul pabrik gula di Desa Kemanglen dan Dukuwringin.
-
Kapan Kerajinan Lak mulai diproduksi? Mengutip dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, kerajinan Lak lahir saat masa Dinasti Ming.
-
Mengapa industri tembakau dianggap vital bagi perekonomian Indonesia? Setidaknya dalam beberapa tahun terakhir, industri tembakau telah berkontribusi kepada penerimaan negara sebesar ratusan triliun rupiah setiap tahunnya.
"Yang jelas sektornya saja saya bisa sampaikan, sektor biskuit dan snack yang sudah berhenti minggu lalu," ujar dia di Kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta, Selasa (20/3/2018).
Selain itu, lanjut dia, ada juga perusahaan hampir menghentikan produksinya. Agar kegiatan produksi bisa terus berjalan, industri tersebut terpaksa meminjam garam dari industri atau unit industri yang memiliki stok berlebih.
"Yang hampir berhenti bumbu masak dan mi instan itu yang sudah kritis sampai berhenti. Dengan keputusan ini mereka melakukan saling pinjam stok sementara. Karena beberapa grup ada pabrik di beberapa kota. Terpaksa pinjam stok," kata dia.
Menurut Adhi, langkah sejumlah industri untuk meminjam garam ini juga guna agar pekerjanya bisa terus bekerja. Dengan demikian, tidak ada pekerja yang terpaksa dirumahkan akibat operasional pabrik terhenti.
"Mau tidak mau antar unit, ini saling suplai agar tidak dirumahkan. Kalau dirumahkan yang pusing manajer lokal. Dengan ketidakpastian ini mereka akhirnya saling pinjam, sambil nunggu kapalnya kapan masuk," ungkap dia.
Namun dia bersyukur pemerintah segera mengeluarkan kebijakan untuk menyelesaikan permasalahan ini. Dengan demikian, industri bisa kembali menjalankan beroperasi secara normal.
"Tapi sudah ada kepastian suplai. Tadinya enggak ada kepastian suplai, karena dari industri pengolah garam mereka bilang enggak bisa suplai sama sekali," tandas dia.
Reporter: Septian Deny
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Kemenperin jamin garam impor untuk industri tak merembes ke pasaran
Cerita industri farmasi gunakan bahan baku garam lokal buat pasien kejang-kejang
Dua minggu lagi, garam impor masuk ke Indonesia
Kemenperin: Kebutuhan industri tak semua dipenuhi dari garam impor
Rekomendasi impor garam terbit, operasional industri bisa kembali normal