Kembangkan pelabuhan, Pelindo IV catatkan obligasi Rp 3 triliun
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) resmi mencatatkan obligasinya di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebesar Rp 3 triliun, yang nantinya akan digunakan untuk pembangunan berbagai proyek strategis di beberapa pelabuhan Kawasan Timur Indonesia (KTI).
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) resmi mencatatkan obligasinya di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebesar Rp 3 triliun, yang nantinya akan digunakan untuk pembangunan berbagai proyek strategis di beberapa pelabuhan Kawasan Timur Indonesia (KTI), yaitu Makassar New Port, Pelabuhan Bitung, Kendari New Port dan Pelabuhan Pantoloan-Palu.
Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro yang mewakili Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno pun mengapresiasi upaya positif tersebut. Dia optimistis jika penerbitan obligasi Pelindo IV ini akan semakin mempercepat pembangunan konektivitas di wilayah KTI.
-
Bagaimana Pelindo membangun konektivitas pariwisata di Indonesia? Selain itu, para delegasi akan diajak untuk mengunjungi Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang disiapkan untuk menjadi jangkar dalam membangun konektivitas pariwisata di Indonesia
-
Kapan PT Timah mengalami kerugian? Perusahaan berkode saham TINS ini mencatat rugi sekitar Rp450 miliar.Virsal mengatakan penyebab terbesar kerugian tersebut karena harga timah di pasar global tengah mengalami penurunan. Alhasil, pendapatan yang dicatatkan PT Timah Tbk ikut turun.
-
Bagaimana PT Timah mengalami kerugian? Perusahaan berkode saham TINS ini mencatat rugi sekitar Rp450 miliar.Virsal mengatakan penyebab terbesar kerugian tersebut karena harga timah di pasar global tengah mengalami penurunan. Alhasil, pendapatan yang dicatatkan PT Timah Tbk ikut turun. "Produksi menurun ditambah parah lagi harga jual timah juga menurun sehingga pendapatan itu jomplang jauh sekali," kata Virsal dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Jakarta, Selasa (2/4). Pada saat yang sama, kata dia, beban operasional perusahaan masih tetap tinggi. Sehingga ada perbedaam cukup besar antara pendapatan dan beban operasional tadi.
-
Kenapa Pemilu di Indonesia penting? Partisipasi warga negara dalam Pemilu sangat penting, karena hal ini menunjukkan dukungan dan kepercayaan terhadap sistem demokrasi yang berlaku.
-
Mengapa Pertamina Patra Niaga bekerja sama dengan Pelindo untuk mendukung BMTH? Pertamina Patra Niaga bekerjasama dengan Pelindo untuk penyiapan relokasi fasilitas penerimaan BBM dan Avtur ke dermaga baru." Pertamina Patra Niaga dan Pelindo bersinergi dalam memastikan PSN berjalan dengan baik sekaligus memastikan availability dan accessibility energi di Pulau Bali,” terang Riva.
-
Siapa yang diuntungkan dari Pemilu di Indonesia? Dengan adanya pemilu, para pemimpin yang terpilih dapat secara sah dan demokratis memegang kekuasaan.
"Saya apresiasi langkah strategis PT Pelindo IV dalam upaya mencari sumber-sumber pembiayaan di luar APBN untuk menyelesaikan program strategis nasional yang ketika beroperasi nanti tentunya akan membawa banyak keuntungan bagi perekonomian masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia Timur," kata Aloysius di gedung BEI, Jakarta, Kamis (5/7).
Dia menambahkan, pihak Kementerian BUMN selalu mendorong agar BUMN bisa lebih mandiri dalam pendanaan, transparan, dan berorientasi kepada kepentingan nasional. Sehingga dalam menjalankan pembangunan, baik pemerintah maupun BUMN tidak lagi hanya bergantung pada APBN. Sebagaimana fungsinya, BUMN adalah agen pembangunan yang bisa memberikan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Untuk itu, kami terus mendorong perusahaan negara agar meningkatkan keuangan tidak hanya melalui leveraging, tetapi juga alternatif lainnya yang sudah dilakukan sekarang seperti sekuritisasi aset, IPO anak usaha, perpetual bonds, RDPT berbasis ekuitas, Joint Venture dengan pihak swasta nasional maupun global khususnya untuk greenfield projects, dan lain sebagainya," jelas Aloy.
Direktur Utama Pelindo IV, Doso Agung menjelaskan, meski penerbitan obligasi ini merupakan aksi korporasi perdana, namun perseroan mencatat antusiasme para investor sangat baik. Sebab, dari total Rp 3 triliun obligasi yang ditawarkan pada penerbitan perdana tahun ini, minat para investor sudah melebihi jumlah penawaran (over-subscribed).
"Ini momentum sejarah sejak berdiri 26 tahun saat ini bisa melantai di pasar modal BEI. Hal ini tentu sangat menggembirakan dan menunjukkan kepercayaan investor kepada PT Pelindo IV,” kata Doso Agung.
Doso Agung menegaskan, selain obligasi, PT Pelindo IV juga memanfaatkan dana internal perusahaan untuk mengembangkan pelabuhan-pelabuhan lainnya di wilayah pengelolaan perusahaan. Sehingga konektivitas antarpelabuhan dapat segera diwujudkan dan disparitas harga di wilayah Indonesia Timur dapat diatasi.
Dari catatan perseroan, sejak 29 Juni 2018, obligasi I Pelindo IV senilai Rp 3 triliun sudah memasuki penawaran umum dan diterbitkan pada Semester I tahun ini. Penerbitan surat utang tersebut dibagi dalam 3 tenor, yakni Seri A untuk lima tahun, Seri B untuk tujuh tahun dan Seri C untuk sepuluh tahun.
Obligasi ini akan memiliki bunga tetap dan bunga dibayarkan setiap triwulan dengan basis 30/360. Obligasi I Pelindo IV Tahun 2018 ini telah memperoleh hasil pemeringkatan idAA (Double A) dari PT Pemeringkatan Efek Indonesia (Pefindo).
"Perseroan sebagai salah satu operator pelabuhan terbesar di Indonesia memiliki keungulan kompetitif dibandingkan dengan kompetitor, baik dalam aspek bisnis, operasional, SDM dan tanggung jawab sosial. Sebagai contoh dalam aspek bisnis, Perseroan memiliki wilayah kerja yang luas dengan banyak potensi untuk pengelolaan sumber daya alam dan menciptakan konektivitas yang mendukung kegiatan Direct Call dan Direct Export," jelas Doso.
Baca juga:
Resmi IPO, anak usaha MAP tawarkan harga saham Rp 2.100 per lembar
GMF AeroAsia optimistis capai laba double digit tahun ini
Gelar RUPS, Waskita Beton rombak susunan direksi
Bos anyar BEI lebih dulu fokus percepatan penyelesaian transaksi saham
2019, BEI berencana kurangi 1 lot saham menjadi 50 lembar