Kemendag ungkap alasan di balik alotnya barter Sukhoi dengan hasil bumi RI
Hingga saat ini belum ada kejelasan terkait imbal dagang atau barter untuk membeli pesawat tempur Sukhoi Su-35 dengan sejumlah komoditas di dalam negeri. Pemerintah telah menawarkan banyak komoditi kepada Rusia, namun negara beruang merah tersebut masih menarik ulur proses penandatangan kontrak.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan mengungkapkan hingga saat ini belum ada kejelasan terkait imbal dagang atau barter untuk membeli pesawat tempur Sukhoi Su-35 dengan sejumlah komoditas di dalam negeri. Kedua pihak masih saling menunggu untuk melakukan penandatangan kontrak kerja sama imbal dagang.
Dia menjelaskan, pemerintah telah menawarkan banyak komoditi kepada Rusia, namun negara beruang merah tersebut masih menarik ulur proses penandatangan kontrak. Meski demikian, pemerintah tidak akan mendesak pihak Rusia untuk mempercepat proses kerja sama.
-
Kapan Indonesia mulai membeli Sukhoi? Pembelian Sukhoi ini dimulai tahun 2003.
-
Apa saja yang menjadi keunggulan Sukhoi Su-27? Sukhoi SU-27 menunjukkan aneka manuver yang memperlihatkan kelincahannya di udara. Sukhoi SU-27 Menjadi Sorotan negara-Negara NATO Kala Itu Kemampuan manuver dan persenjataan yang diusungnya membuat SU-27 mampu digunakan dalam berbagai misi udara.
-
Kapan roket Soyuz-2.1b disambar petir? Roket Soyuz-2.1b Rusia yang membawa satelit navigasi Glonass disambar petir saat diluncurkan pada 27 Mei 2019.
-
Siapa yang mengembangkan Sukhoi Su-27? Proyek itu Kemudian Menghasilkan Sukhoi Su-27 Pesawat ini sudah digunakan AU Rusia tahun 1986. Namun baru dibuka ke publik tahun 1989.
-
Kenapa Indonesia batal membeli Sukhoi Su-35? Indonesia sempat berencana menggantikan SU-27 dan SU-30 dengan SU-35 yang lebih canggih.Namun rencana ini dibatalkan. RI akhirnya melirik jet tempur Rafale dari Prancis.
-
Di mana Menhan Prabowo Subianto terbang dengan pesawat F-16? Prabowo mengitari daerah selatan Indonesia dengan rute Halim-Pelabuhan Ratu-Halim.
"Untuk imbal dagang kita menunggu kontrak utamanya karena seperti telur dan ayam, saya mau nawarin barang ini dan ini, mereka katanya siap membeli. Tapi tidak mau dulu diikat (tanda tangan kontrak)," kata Oke saat ditemui dalam sebuah acara di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (25/1).
Menurutnya, pihak Rusia ingin mengikat Indonesia dengan kontrak terlebih dahulu baru mereka menentukan komoditi yang mereka inginkan. Tetapi, pemerintah Indonesia ingin Rusia menentukan terlebih dahulu komoditi apa saja yang mereka inginkan baru kemudian dilakukan hitam di atas putih.
"Tetapi saya bilang ini sudah saya siapin barangnya, tapi dia (Rusia) belum mau. Nih tandatangan dulu baru saya milih (kata Rusia). Saya (bilang) pilih dulu, baru tanda tangan," jelasnya.
"Ngapain dipaksa, kalau saya mau beli ini tapi belum di tandatangan, kan mengikat. Saya menunggu juga, cepat dong tanda tangan, saya tidak susah-susah harus promosi orang ini tinggal Rusia pilih (komoditi) deh, enak," sambungnya.
Meski begitu, pemerintah tetap akan menjamin ketersediaan komoditi yang ditawarkan kepada Rusia. Sehingga, saat Rusia telah menetapkan komoditi yang akan ditukar oleh Sukhoi, maka Indonesia telah siap memasok komoditi tersebut.
"Saya tawarin banyak, tapi jangan sampai barangnya itu gak bisa dipasok. Jadi itu memastikan oh barang ini bisa dipasok, barang ini bisa dipasok. Jangan nanti ditawar-tawarin, begitu dibeli gak ada barangnya. Malu-maluin."
Baca juga:
Kemendag sebut tiga negara berminat ekspor garam industri ke RI
Kemendag terbitkan izin impor garam industri 2,37 juta ton
Dukung e-commerce, Internet Retailing Expo Indonesia kembali digelar
Setelah beras, Kemendag keluarkan izin impor gula mentah 1,8 juta ton
Mendag: Impor beras 500.000 ton arahan dari Wakil Presiden Jusuf Kalla