Kemenperin Buat Aplikasi Angkutan Logistik Tetap Berjalan di Tengah Pandemi Corona
Hasil dari aplikasi tersebut berupa stiker yang akan dipasangkan di kendaraan logistik masing-masing perusahaan. Petugas di lapangan hanya perlu memindai stiker itu, dan nanti bisa terlihat jenis barang, rute distribusi, dan juga informasi lainnya.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya menjaga ketersediaan bahan baku untuk industri dalam negeri, terutama saat menghadapi sentimen negatif akibat pandemi virus corona. Saat ini, diperlukan proses distribusi yang baik untuk material bahan baku, sehingga aktivitas manufaktur dapat berjalan guna memenuhi permintaan dari pasar domestik hingga mancanegara.
"Saat ini, kami sedang melakukan uji coba aplikasi yang nantinya digunakan untuk mendata dan memvalidasi perusahaan-perusahaan bahan baku industri, khususnya di daerah-daerah yang sedang menerapkan karantina wilayah," kata Direktur Industri Kimia Hulu Kemenperin, Fridy Juwono pada Senin (6/10).
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Bagaimana pertumbuhan industri di Sidoarjo berkontribusi terhadap perekonomian daerah? Pertumbuhan industri di Sidoarjo telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian daerah dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.
-
Apa yang dimaksud dengan proses produksi? Proses produksi adalah sebuah kegiatan industri atau kegiatan manufaktur yang dimulai dengan cara mengangkut bahan mentah dari inventaris pabrik, ke titik kerja pabrik dan diakhiri dengan pengangkutan produk jadi ke tempat penyimpanan pertama.
-
Mengapa industri tembakau dianggap vital bagi perekonomian Indonesia? Setidaknya dalam beberapa tahun terakhir, industri tembakau telah berkontribusi kepada penerimaan negara sebesar ratusan triliun rupiah setiap tahunnya.
-
Bagaimana pabrik gula di Tegal berkembang hingga menjadi pusat industri? Pabrik Gula di Tegal Pada tahun 1832, di sebelah timur Tegal, tepatnya di Desa Pangkah, dibangunlah pabrik gula pertama di Tegal. Pendirinya adalah seorang investor swasta bernama NV Kosy dan Sucier. Setelah itu muncul pabrik-pabrik gula lainnya. Pada tahun 1841-1842 muncul pabrik gula di Desa Kemanglen dan Dukuwringin.
Hasil dari aplikasi tersebut berupa stiker yang akan dipasangkan di kendaraan logistik masing-masing perusahaan. Petugas di lapangan hanya perlu memindai stiker itu, dan nanti bisa terlihat jenis barang, rute distribusi, dan juga informasi lainnya. Seluruh data terekam semua di sistem melalui SIINas (Sistem Informasi Industri Nasional).
Saat ini, aplikasi tersebut melalui tahap uji coba di Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemenperin. Fridy berharap, dalam waktu dekat, aplikasi ini dapat segera diimplementasikan sehingga dapat memudahkan industri bahan baku untuk melakukan distribusi ke wilayah-wilayah yang sedang di karantina.
Aplikasi ini direncanakan terlebih dulu menyasar sektor-sektor yang dipacu produktivitasnya dalam menghadapi pandemi Covid-19 di tanah air, yakni industri makanan dan minuman, industri farmasi, serta industri penghasil alat pelindung diri (APD).
"Ini sesuai dengan kebutuhan industri bahan baku, karena mereka sudah meminta adanya dispensasi untuk distribusi ke wilayah-wilayah yang dikarantina. Sehingga industri kita tetap bisa beroperasi dan tidak ada hambatan distribusi produk jadi dan bahan baku yang dibutuhkan," jelasnya
Impor Garam
Salah satu sektor pemasok bahan baku yaitu garam paling terdampak wabah virus corona karena menurunnya jumlah produksi. Untuk itu Kemenperin telah mengeluarkan rekomendasi impor untuk hampir seluruh industri pengolahan, guna menghindari kelangkaan stok bahan pangan.
"Sesuai dengan rapat di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Perdagangan akan mengeluarkan persetujuan impor garam untuk industri pengolahan sehingga kebutuhan garam dalam negeri dapat tercukupi hingga akhir tahun," tambahnya.
Namun, pihaknya mengklaim penyerapan garam lokal oleh industri dalam negeri tetap berjalan sesuai rencana. Apalagi menjelang masa panen di bulan Juli 2020, industri pengolahan makanan dalam negeri sudah menyerap sekitar 700 ribu ton garam lokal dari target 1,1 juta ton.
"Kami harapkan sebelum bulan Juni target penyerapan garam lokal oleh industri dalam negeri sebesar 1,1 juta ton tercapai," tutup dia.
(mdk/idr)