Kementerian PU-Pera sebut penanganan banjir Jakarta sudah membaik
"Infrastruktur ini belum selesai 100 persen namun sudah mempunyai dampak terhadap penanggulangan banjir."
Plt Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Mudjiadi menyebut infrastruktur penanggulangan banjir di Jakarta sudah mulai membaik. Meski pembangunan belum selesai, infrastruktur ini diklaim sudah memberikan hasil mengurangi banjir di Ibu Kota.
Menurut Muljadi, tinggi dan lama genangan air di Jakarta sudah berkurang dan membaik. Namun diakui jumlah genangan masih relatif banyak. "Infrastruktur ini belum selesai 100 persen namun sudah mempunyai dampak terhadap penanggulangan banjir," ucap Mudjiadi seperti dilansir dari laman resmi Kementerian PUPR di Jakarta, Sabtu (14/2).
Muljadi menyebut saat ini ada tiga parameter yang menentukan keberhasilan dari pekerjaan penanggulangan banjir. Pertama adalah luas genangan, tinggi genangan serta lama genangan.
Mengenai banjir yang masih terjadi tanggal 9-10 Februari 2015, Mudjiadi melihat bahwa hal tersebut diakibatkan oleh kurangnya kapasitas drainase di DKI Jakarta yang hanya mampu menampung air dengan curah hujan 80-100 mm/hari. Sedangkan menurut data BMKG hujan lokal yang terjadi di Jakarta beberapa waktu lalu sampai ada yang mencapai 361 mm/hari.
"Kita lihat fakta-faktanya bahwa hujan yang jatuh di hari minggu malam sampai senin sore itu banyaknya hujan lokal di Jakarta yang sangat tinggi dan paling tinggi adalah di Tanjung Priok mencapai 361 mm dan bahkan di Sunter mencapai 367 mm, dan di tempat lainnya 120-180 mm."
Sedangkan, hujan yang jatuh di Bogor 60 mm dan Katulampa 77 mm. dengan tinggi curah hujan yang berkonsentrasi di Jakarta itu mengakibatkan genangan, karena kapasitas drainase di Jakarta yang direncanakan waktu itu hanya menanggulangi 80-100 mm.
"Dalam keadaan bagus pun, drainase kota tidak bisa menampung itu dan menghasilkan genangan," tutupnya.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Siapa yang menangani banjir di Jakarta? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat. "Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat," ujar dia.
-
Di mana banjir perkotaan sering terjadi? Urbanisasi yang cepat sering kali memperburuk masalah banjir. Pembangunan di daerah perkotaan mengurangi area resapan air alami karena permukaan yang ditutupi oleh aspal dan beton. Sistem drainase yang tidak memadai dan tersumbat juga menjadi penyebab umum banjir di kota-kota besar, terutama saat hujan lebat.
-
Kapan banjir pertama kali terjadi di Jakarta? Pada masa VOC sendiri telah dilakukan berbagai cara untuk menanggulangi banjir di Batavia (kini Jakarta). Gubernur Jenderal silih berganti mencoba berbagai upaya.
-
Di mana banjir di Bandung terjadi pada Kamis (11/1) lalu? Banjir disebabkan hujan deras yang mengguyur Bandung pada Kamis (11/1) lalu. Hujan lebat yang melanda Bandung sepanjang Kamis (11/1) lalu menyebabkan bencana banjir hingga vira di media sosial.
-
Dimana lokasi yang menjadi fokus perhatian Pemkab Banyuwangi dalam mengantisipasi banjir? Salah satu yang menjadi perhatian Ipuk adalah kawasan rawan banjir. Seperti di Lingkungan Lebak, Kelurahan Tukangkayu, Banyuwangi yang sempat dicek langsung oleh Ipuk pada Rabu (1/11). Kawasan yang dilintasi aliran sungai Kalilo itu, kerap dilanda genangan air di kala intensitas hujan tinggi.