Kenali 4 Risiko Kejahatan Keuangan saat Libur Natal dan Tahun Baru
YLKI menggarisbawahi empat hal penting yang harus diperhatikan oleh konsumen untuk mengurangi risiko kejahatan keuangan.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) memberikan sejumlah catatan penting untuk mengantisipasi potensi kejahatan keuangan di sektor jasa keuangan menjelang libur Natal dan Tahun Baru.
Kabid Pengaduan dan Hukum YLKI, Rio Priambodo, menyampaikan empat poin utama yang perlu diperhatikan oleh konsumen agar terhindar dari risiko kejahatan keuangan selama Nataru 2024/2025.
- Perempuan Melek Finansial Lebih Tangguh Hadapi Tantangan dan Risiko Kehidupan
- BI Ungkap Risiko Tukar Uang Receh di Pinggir Jalan
- Tagih Cicilan Kredit ke Masyarakat Kini Ada Aturannya, Tak Boleh di Hari Libur Nasional dan Ada Jamnya
- Perputaran Uang Musim Libur Natal dan Tahun Baru Diprediksi Tembus Rp80.250 Triliun
1. Menjaga Kerahasiaan Data Pribadi
Konsumen diimbau untuk tidak mengungkapkan informasi pribadi, terutama melalui modus penipuan yang meminta kode OTP (One-Time Password) atau bentuk lainnya dari pihak yang mengaku sebagai pelaku usaha jasa keuangan. "Perlindungan data pribadi sangat penting untuk mencegah jatuhnya informasi ke tangan pihak yang tidak bertanggung jawab," ungkap Rio.
2. Waspada Penipuan via Telepon
YLKI mengingatkan agar konsumen tidak mudah terpengaruh oleh panggilan dari nomor telepon yang tidak dikenal. Jika menerima panggilan mencurigakan, sebaiknya segera menghubungi perusahaan terkait melalui nomor hotline resmi yang tertera di situs atau dokumen resmi perusahaan. "Jika mendapat telepon dari oknum yang tidak dikenal, segera hubungi pelaku usaha di hotline resmi perusahaan," tambah Rio.
3. Kesiapsiagaan Pelaku Usaha Jasa Keuangan
YLKI juga menekankan pentingnya kesiapan pelaku usaha jasa keuangan menghadapi lonjakan transaksi selama periode Nataru. Mereka harus meningkatkan pengamanan data konsumen untuk mencegah penyalahgunaan informasi. "Dengan tingginya aktivitas transaksi, potensi ancaman kejahatan keuangan juga meningkat. Oleh sebab itu, penting untuk menjaga keamanan data konsumen," jelas Rio.
4. Usulan Pembentukan Kanal Pengaduan Khusus
Untuk mengurangi risiko kejahatan keuangan selama liburan, YLKI mengusulkan pemerintah untuk membuka kanal pengaduan khusus dan membentuk tim Satgas khusus Nataru di sektor jasa keuangan. Hal ini diharapkan dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat dan meningkatkan kepercayaan konsumen. "Kalau perlu, pemerintah membuat tim Satgas khusus Nataru di sektor jasa keuangan," tegasnya.
Pentingnya Kewaspadaan di Momen Libur Nataru
Dengan langkah-langkah antisipasi yang tepat, YLKI berharap konsumen lebih berhati-hati dan pelaku usaha jasa keuangan meningkatkan perlindungan keamanan. Momen liburan seperti Nataru sering kali menjadi target oknum kejahatan, sehingga semua pihak perlu bekerja sama untuk menjaga keamanan transaksi keuangan.
Uang yang beredar di Indonesia pada Oktober 2024 mencapai Rp9.078 triliun
Sementara itu, Bank Indonesia melaporkan bahwa uang beredar (M2) mengalami pertumbuhan yang stabil pada bulan Oktober 2024. Pada bulan tersebut, posisi M2 tercatat mencapai Rp9.078,6 triliun, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 6,7 persen (yoy), meskipun pada bulan sebelumnya pertumbuhannya mencapai 7,2 persen (yoy).
Ramdan Denny Prakoso, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, menjelaskan bahwa pertumbuhan M2 didorong oleh peningkatan uang beredar sempit (M1) yang tumbuh sebesar 7,1 persen (yoy) serta uang kuasi yang meningkat 4,2p persen (yoy).
"Komponen M1, yang memiliki pangsa 55,3 persen dari total M2, tercatat sebesar Rp 5.022,2 triliun pada Oktober 2024, dengan pertumbuhan 7,1 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang hanya 6,9 persen (yoy)," ungkap Ramdan dalam laporan Analisis Perkembangan Uang Beredar Oktober 2024 Bank Indonesia.
Uang yang beredar di masyarakat
Pertumbuhan M1 pada bulan Oktober 2024 terutama dipengaruhi oleh peningkatan uang kartal yang beredar di luar bank umum dan BPR, serta adanya tabungan rupiah yang dapat ditarik kapan saja. Pada bulan ini, total uang kartal yang beredar di masyarakat mencapai Rp970,1 triliun, mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 12,4%, yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan 10,6% pada bulan September 2024.
Di sisi lain, tabungan rupiah yang bisa ditarik sewaktu-waktu memiliki pangsa sebesar 46,3% terhadap M1, dengan total mencapai Rp2.324,5 triliun pada bulan Oktober 2024. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 6,0% secara tahunan, yang relatif stabil jika dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya. Sementara itu, giro rupiah tercatat sebesar Rp1.727,6 triliun, mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 5,7%, setelah sebelumnya tumbuh 6,1% pada bulan sebelumnya.