Keputusan Operator Proyek IDD Ada di Tangan Menteri ESDM Baru
Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengatakan, kontrak proyek pengembangan minyak dan gas (migas) laut dalam (Indonesian Deepwater Development/IDD) akan berakhir pada 2027. Nantinya, keputusan operator berada di tangan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) pemerintah Jokowi jilid 2.
Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengatakan, kontrak proyek pengembangan minyak dan gas (migas) laut dalam (Indonesian Deepwater Development/IDD) akan berakhir pada 2027. Nantinya, keputusan operator berada di tangan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) pemerintah Jokowi jilid 2.
"Kan tergantung abis Oktober siapa menterinya," kata Fatar, saat menghadiri IPA Convex 2019, di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (4/9).
-
Siapa yang mendorong kolaborasi antara SKK Migas dan BPH Migas? Sementara itu, Anggota Komite BPH Migas Yapit Sapta Putra juga mendorong adanya kolaborasi antara SKK Migas dan BPH Migas dalam menjalankan program yang memberi dampak positif bagi masyarakat.
-
Mengapa sinergi antara SKK Migas dan BPH Migas sangat penting? Dalam agenda tersebut, Kepala BPH Migas Erika Retnowati mengungkapkan bahwa sinergi antara SKK Migas (hulu) dan BPH Migas (hilir) sangat penting dan harus terus didorong. Pasalnya, sinergi keduanya tersebut dibutuhkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi dalam negeri.
-
Kenapa mahasiswa UGM mengembangkan ESDS? Yogi mengatakan bahwa pengembangan ESDS tersebut berawal dari keprihatinan mereka terhadap tingginya kasus stunting di Tanah Air.
-
Bagaimana MKMK dibentuk? Ketiga orang ini dipilih secara aklamasi oleh seluruh hakim konstitusi.
-
Kapan KEK Singhasari diresmikan? KEK Singhasari berlokasi di Kabupaten Malang, Jawa Timur, wilayah ini telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus sejak 27 September 2019.
-
Kapan UGM diresmikan? Universitas Gadjah Mada (UGM) didirikan pada 19 Desember 1949 di Yogyakarta, Indonesia.
Menurut Fatar, satu yang pasti dari proyek tersebut adalah penerapan bagi hasil migas dengan sistem gross split. Menurutnya penerapan skema bagi hasil tersebut akan berlanjut meski kontrak telah habis.
"Tapi mekanismenya tetap gross split karena sekarang banyak investor melihat gross split cukup menarik," tuturnya.
Tekait dengan perkembangan proyek IDD, Fatar menyebut nilai investasi IDD mengalami penurunan, dari USD 11 miliar menjadi USD 6 miliar. Hal ini disebabkan perubahan desain sumur yang dipindahkan ke perairan dangkal.
"Kalau investasinya USD 6 miliar, sudah turun, kita ganti desainnya. Kalau dulu ada dua (desain) sekarang ditaruh di flow water jadi sumurnya kita tarik ke shell water platform," jelas Fatar.
Fatar mengungkapkan, dampak dari perubahan desain tersebut akan menurunkan sedikit produksi gas. "So far tidak signifikan, turun sih," tandasnya.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Cari Partner, Pertamina Bakal Lepas Saham Blok Migas Kelolaan
Produksi Blok Migas Luar Negeri Pertamina Capai 88 Persen dari Target
Aset Negara di Sektor Hulu Migas Capai Rp490 Triliun
Pemberian Insentif Bikin Kegiatan Pencarian Migas Menggeliat
SKK Migas Terapkan Cluster Migas guna Tekan Biaya Produksi
Menteri Jonan Minta Pertamina Aktif Lakukan Eksplorasi Migas