Kisah Mencengangkan Dua Orang Miskin Nekat Mencuri Jenazah Charlie Chaplin
Kisah Mencengangkan Dua Orang Miskin Nekat Mencuri Jenazah Charlie Chaplin
Mencuri hingga melakukan kekerasan menjadi tindakan paling banyak dilakukan oleh mereka yang terhimpit ekonomi.
Kisah Mencengangkan Dua Orang Miskin Nekat Mencuri Jenazah Charlie Chaplin
Kisah Mencengangkan Dua Orang Miskin Nekat Mencuri Jenazah Charlie Chaplin
- Hati-Hati dengan 7 Kalimat ini, Terdengar Manis Tapi Justru Menyakitkan
- Kisah Lurik Sekar Asri asal Klaten yang Ingin Memanusiakan Manusia
- Cewek Ini Bagikan Momen Wisuda Sendirian Tanpa Kehadiran Orang Tua, Kisah Hidupnya Bikin Haru
- Sisi Lain Kiai Kholil Yasin Penceramah Lucu Asal Bangkalan, Jadwal Ngajinya Penuh hingga 12 Tahun ke Depan
Kesulitan ekonomi seringkali membuat seseorang menjadi gelap mata dalam melakukan satu perbuatan di luar nalar.
Mencuri hingga melakukan kekerasan menjadi tindakan paling banyak dilakukan oleh mereka yang terhimpit ekonomi.
Seperti yang dilakukan Roman Wardas asal Polandis dan Gantscho Ganev asal Bulgaria, mencuri jenazah pelawak sekaligus pelaku industri film kenamaan di Inggris, Charlie Chaplin. Keduanya merupakan pengungsi Eropa Timur.
Dua bulan setelah Charlie Chaplin meninggal di tahun 1977, jasadnya dilaporkan menghilang.
Istri keempat Charlie, Oona Chaplin menerima pesan mysterious yang isinya meminta uang tebusan jenazah sang suami sebesar USD600.000 atau sekitar Rp249 juta dengan nilai tukar Rp415 di tahun 1977.
Oona tak ingin meladeni permintaan perampok jenazah sang suami. Dia yakin, Charlie tidak akan mengizinkannya memberi uang untuk tindakan konyol tersebut.
Oona memilih untuk melapor ke polisi. Setelah penyelidikan selama lima minggu, polisi menangkap Roman Wardas dan Gantscho.
Pada bulan Desember 1977 keduanya dihukum karena melakukan perampokan besar-besaran dan percobaan pemerasan.
Dalam persidangan terungkap Roman dan Gantscho mencuri jenazah Charlie untuk menyelesaikan kesulitan keuangan mereka.
Roman, yang diidentifikasi sebagai dalang Dari pencurian, dijatuhi hukuman empat setengah tahun kerja paksa. Seperti yang dia ceritakan, dia terinspirasi oleh kejahatan serupa yang dia baca di surat kabar Italia.
Sedangkan Gantscho dijatuhi hukuman percobaan 18 bulan, karena ia diyakini memiliki tanggung jawab terbatas atas kejahatan tersebut.
Setelah jenazah Charlie dikembalikan, keluarga memutuskan mengubur jenazah Charlie dengan pemakaman beton, agar pencurian tidak terulang.