Kisah Para Mantan Buruh Pabrik Jadi Orang Kaya di Dunia
Salah satunya adalah Li Ka Shing. Terus menerus hidup dalam keterpurukan membuat Li Ka-shing bertekad untuk bisa keluar dari jeratan kemiskinan. Maka, pada tahun 1950, ia memberanikan diri membuka usaha sendiri.
Buruh pabrik dikenal sebagai profesi yang melelahkan. Terkadang lelah itu tak sebanding dengan upah yang diterima para buruh.
Namun persoalan itu bukan halangan untuk menjadi orang sukses. Dengan usaha dan kerja keras, seorang buruh pabrik pun bisa menjadi sukses dan kaya raya. Seperti orang-orang berikut ini, berawal bekerja sebagai buruh pabrik mereka bisa jadi orang terkaya di dunia. Berikut kisahnya:
-
Kenapa orang berpura-pura kaya? Perilaku ini umumnya dilakukan untuk menyembunyikan keterbatasan keuangan mereka.
-
Bagaimana cara orang kaya ini dimakamkan? Makam ini menyimpan kerangka empat anggota keluarga kaya 'tuan tanah' yang dikremasi dan dikubur bersama dengan lima kereta kencana dan lima kuda.
-
Apa yang menjadi ciri khas orang yang gemar berpura-pura kaya? Satu hal yang membedakan orang-orang ini adalah kecenderungan mereka untuk membahas cita rasa dan gaya hidup yang dianggap elite.
-
Bagaimana Burung Paruh Kodok berburu mangsanya? Meski tak jago terbang, paruh yang lebar memudahkan mereka untuk menangkap serangga sebagai mangsa utamanya.
-
Kapan Buah Lahung berbuah? Faktanya, pohon buah Lahung hanya akan berbuah ketika musim panas datang, maka dari itu buah ini sangat langka dan jarang dijumpai di pasaran.
-
Bagaimana orang kaya menabung? Orang kaya sangat bijak dalam pengelolaan uang. Mereka selalu mencari cara untuk menghemat.
Leonardo Del Vecchio
Del Vecchio dibesarkan di sebuah panti asuhan. Demi hidup mandiri secara finansial, ia memutuskan untuk bekerja di sebuah pabrik. Namun sayang, di pabrik itulah, ia justru kehilangan sebagian jarinya dalam sebuah kecelakaan kerja.
Del Vecchio merupakan satu dari lima anak yang dikirim ke panti asuhan lantaran ibunya takk sanggung membiayai kehidupannya. Dia lantas bekerja di sebuah pabrik pembuatan bingkai kacamata.
Di usia 23 tahun, ia lantas membuka gerai pembuatan kacamata sendiri. Perusahaan kacamata itu Luxottica. Luxottica memproduksi berbagai macam merek kacamata populer di dunia seperti Ray-Ban, Persol, Oakley, Chanel, Prada, Burberry, Giorgio Armani dan merek-merek dunia lainnya. Kini bisnisnya menjelma menjadi produsen kacamata terbesar di dunia.
Tak heran, ia menjadi salah satu orang terkaya dengan total harta pada tahun 2019 USD 20,1 miliar atau sekitar Rp 285 tiliun (kurs saat ini).
Li Ka Shing
Li Ka-shing mengaku sudah menjadi tulang punggung keluarganya sejak masih belia. Ia berserta keluarganya harus pindah ke Hong Kong karena sang Ayah yang meninggal karena penyakit TBC.
Akibat hal ini, ia juga harus berhenti sekolah dan dan bekerja sebagai buruh pabrik di usianya yang masih 13 tahun. Selama bekerja, Li memberikan 90 persen dari gajinya untuk sang ibu. Keberhasilannya dalam mencari nafkah untuk keluarga mengajarinya tentang nilai sosial dan sikap dermawan.
Terus menerus hidup dalam keterpurukan membuat Li Ka-shing bertekad untuk bisa keluar dari jeratan kemiskinan. Maka, pada tahun 1950, ia memberanikan diri membuka usaha sendiri.
Li Ka Shing kini dikenal sebagai salah satu orang terkaya di Asia, bahkan di dunia. Kesuksesan Li berasal dari konglomerasi bisnis yang dia miliki. Bisnis awalnya adalah bunga plastik, kemudian akhirnya berkembang ke ranah properti, ritel, dan internet. Tak heran bila dia dijuluki Superman karena kehebatan bisnisnya.
Kesuksesannya mampu membuatnya duduk sebagai orang terkaya kedua di Asia, dengan kekayaan pada tahun 2019 senilai USD 32,8 miliar atau sekitar 465 triliun (kurs saat ini).
Zhou Qunfei
Zhou besar di sebuah desa kecil di Hunan, Tiongkok. Ibunya meninggal ketika Zhou berusia lima tahun. Sementara ayahnya lumpuh akibat kecelakaan di pabrik. Ia lantas membantu keluarganya dengan beternak babi dan bebek. Kemudian ia akhirnya memutuskan pindah ke Shenzhen untuk bekerja di pabrik pembuatan lensa pada 1993.
Situasinya tidak membaik kala itu karena ia bekerja dalam kondisi pabrik yang buruk. Setelah mendapat promosi, ia berhasil mengumpulkan uang sebanyak USD 3.000 yang digunakan untuk membuka toko kaca jam bersama saudara-saudaranya. Kini Zhou menjadi salah satu wanita terkaya dunia dengan total kekayaan pada Maret 2018 mencapai USD 9,3 miliar atau sekitar Rp 132 triliun (kurs saat ini).