Kongres Arsitek ke-4 ASEAN, Mendag: Manfaatkan Perjanjian Dagang untuk Buka Akses Pasar
Kerja sama ASEAN dengan negara mitra turut membuka peluang terbukanya akses pasar sektor jasa arsitek.
Pemerintah Indonesia juga terus berkomitmen memfasilitasi mobilitas arsitek profesional Indonesia
Kongres Arsitek ke-4 ASEAN, Mendag: Manfaatkan Perjanjian Dagang untuk Buka Akses Pasar
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyampaikan bahwa arsitek Indonesia dapat memanfaatkan perjanjian-perjanjian perdagangan yang telah dijalin Indonesia untuk membuka akses pasar sektor jasa arsitektur, baik di kawasan ASEAN maupun luar kawasan. Pemerintah Indonesia juga terus berkomitmen memfasilitasi mobilitas arsitek profesional Indonesia di wilayah ASEAN sebaik mungkin. Hal tersebut disampaikan Mendag Zulkifli Hasan saat menghadiri Kongres Arsitek ke-4 ASEAN yang diselenggarakan Ikatan Arsitektur Indonesia, hari ini, Kamis (27/7) di Makassar, Sulawesi Selatan.
Acara ini turut dihadiri Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Wali kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto, dan Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia Georgius Budi Yulianto. Mendag Zulkifli Hasan didampingi Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional(Dirjen PPI)Djatmiko Bris Witjaksono.
"Kemendag sudah banyak menyelesaikan perjanjian-perjanjian perdagangan jasa baik di kawasan ASEAN maupun negara-negara lain. Perjanjian-perjanjian ini akan mempermudah kita untuk membuka akses pasar sektor jasa, termasuk jasa profesional arsitek, di luar negeri. Sehingga, para arsitek Indonesia bisa ke negara-negara ASEAN maupun negara-negara lain seperti Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, bahkan seluruh dunia. Pasarnya besar dan luas," ungkap Mendag Zulkifli Hasan.
Mendag Zulkifli Hasan menjelaskan, sejumlah perjanjian perdagangan jasa tersebut antara lain ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS), ASEAN TradeinServices Agreement (ATISA) dan yang terbaru Protokol to Amend ASEAN Agreement on Movement of Natural Persons (AAMNP). Selain itu, terdapat perjanjian ASEAN dengan negara mitra seperti ASEAN-Australia-New Zealand FTA (AANZFTA) dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Kerja sama ASEAN dengan negara mitra turut membuka peluang terbukanya akses pasar sektor jasa arsitek untuk moda perdagangan jasa, baik untuk perorangan maupun penyedia jasa kontrak.
Sejak 2007, lanjut Mendag Zulkifli Hasan, kerja sama ASEAN telah memfasilitasi mobilitas para profesional arsitek di kawasan Asia Tenggara.
Hal itu tertuang dalam Persetujuan tentang Pengaturan Pengakuan Bersama Jasa Arsitek atau ASEAN Agreement on Mutual Recognition Arrangement (MRA) on Architectural Services. Jasa profesional arsitek merupakan salah satudari 7 Mutual Recognition Arrangement (MRA) yang disepakati Coordinating Committee on Services(CCS) untuk diimplementasikan intraASEAN.
"Arsitek di ASEAN, khususnya Indonesia, memahami pentingnya MRA ini bagi mereka. Hal ini dibuktikan melalui jumlah Arsitek ASEAN (AA) terbanyak dari Indonesia yaitu 179 orang dari total 603 orang," urai Mendag Zulkifli Hasan.
Mendag Zulkifli Hasan juga mengapresiasi penyelenggaraan kongres ini.
"Kuncinya adalah kolaborasi. Untuk itu, Saya berharap kongres ini dapat mendorong arsitek di ASEAN untuk bersinergi satu sama lain dalam menghadapi tantangan-tantangan yang ada agar dapat membawa manfaat besar bagi perkembangan profesi arsitek, khususnya di Indonesia," tutur Mendag Zulkifli.
Dirjen PPI Djatmiko menambahkan, ASEAN memiliki peran strategis dalam rantai ekonomi dunia. Khususnya tahun 2023, Indonesia kembali dipercaya mengemban tugas keketuaan ASEAN. Dengan mengusung tema 'ASEAN Matters: Epicentrum of Growth', Indonesia ingin menjadikan ASEAN memiliki arti penting dan relevan bagi masyarakat ASEAN dan dunia. "Potensi ini juga tentunya menjadi peluang dan kekuatan bagi Indonesia untuk meningkatkan ketahanan ekonomi yang didukung semakin membaiknya kinerja sektor perdagangan dalam negeri maupun luar negeri," pungkas Djatmiko.