Konsumsi 5 bahan pokok ini bisa tekan impor beras
Masih banyak tanaman pangan lain yang bisa mengganti beras sebagai sumber karbohidrat. Di beberapa daerah, makanan ini memang tidak populer. Namun, di beberapa daerah, khususnya di daerah terpencil makanan ini sangat digemari.
Beras sudah menjadi salah satu kebutuhan pangan pokok bagi masyarakat Indonesia. Bahkan, beras juga digunakan sebagai bahan pembuat berbagai macam penganan dan kue-kue, utamanya dari ketan, termasuk pula untuk dijadikan tapai.
Dengan kondisi geografis dan iklim yang dimiliki, Indonesia menjadi salah satu negara dengan produksi padi (gabah kering giling) terbesar di tahun 2009. Yakni menduduki posisi ketiga setelah China dan India.
-
Kapan Hari Bela Negara diperingati? Setiap 19 Desember, bangsa Indonesia memperingati Hari Bela Negara.
-
Kenapa Emping Beras begitu istimewa di Bangka Belitung? Tak heran jika kuliner yang satu ini begitu legendaris di masyarakat Bangka Belitung.
-
Kapan Panbers terbentuk? Uniknya, band bergenre pop, rock and roll melayu ini berdiri di Surabaya pada tahun 1963.
-
Kapan Emping Beras biasanya disajikan? Adanya tradisi tahunan yang digelar oleh Orang Darat, Emping Beras ini menjadi sajian utamanya saat merayakan Maras Taun. Bahkan, Emping Beras hanya bisa dijumpai saat momen tradisi Maras Taun berlangsung.
-
Kapan Hari Jamu Nasional diperingati? Hari Jamu Nasional, yang diperingati setiap tanggal 27 Mei, merupakan momen penting untuk merayakan dan mengapresiasi kekayaan warisan budaya Indonesia dalam bentuk jamu.
-
Kapan Hari Lahir Pancasila diperingati? Hari Lahir Pancasila, yang diperingati setiap tanggal 1 Juni, adalah momen penting dalam sejarah Indonesia.
Sayangnya, pemerintah masih saja mengimpor pangan, salah satunya beras. Sebab, cadangan bahan pangan utama nasional seperti beras, jagung, kedelai, gula, daging sapi, cabai dan bawang merah tidak mencukupi kebutuhan sehingga memicu melonjaknya harga.
Ketergantungan terhadap impor pangan dinilai juga bakal sangat membahayakan pertahanan nasional. Pasalnya, ketersediaan pangan adalah kunci utama pertahanan nasional.
Padahal, masih banyak tanaman pangan lain yang bisa mengganti beras sebagai sumber karbohidrat. Di beberapa daerah, makanan ini memang tidak populer. Namun, di beberapa daerah, khususnya di daerah terpencil makanan ini sangat digemari.
Jika masyarakat bisa beralih untuk mengonsumsi tanaman pangan ini, tentunya kebutuhan akan beras akan berkurang dan pemerintah bisa menekan impor beras. Berikut 5 tanaman pangan yang bisa dikonsumsi untuk mengganti beras, dikutip Hipwee.
Bubur sagu atau Papeda
Papeda adalah makanan berupa bubur sagu khas Maluku dan Papua yang biasanya disajikan dengan ikan tongkol atau mubara yang dibumbui dengan kunyit. Makanan ini kaya akan serat, rendah kolesterol dan cukup bernutrisi.
Di berbagai wilayah pesisir dan dataran rendah di Papua, sagu merupakan bahan dasar dalam berbagai makanan. Sagu bakar, sagu lempeng, dan sagu bola, menjadi sajian yang paling banyak dikenal di berbagai pelosok Papua, khususnya dalam tradisi kuliner masyarakat adat di Kabupaten Mappi, Asmat, hingga Mimika.
Dalam 100 gram sagu, terkandung energi sebesar 209 kkal, protein 0,3 gram, karbohidrat 51,6 gram, lemak 0,2 gram, kalsium 27 miligram, fosfor 13 miligram, dan zat besi 0,6 miligram. Selain itu di dalam Tepung Sagu juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0,01 miligram dan vitamin C 0 miligram.
Berdasarkan kandungan-kandungan tersebut, sagu bermanfaat sebagai sumber utama karbohidrat atau makanan pokok, mengatasi pengerasan pada pembuluh darah, mengatasi sakit pada ulu hati, dan perut kembung.
Mengonsumsi Papeda secara rutin dipercaya mampu menghilangkan penyakit batu ginjal karena sifat Papeda yang dapat berperan sebagai pembersih organ-organ di dalam tubuh manusia. Bagi yang sering merokok,dianjurkan juga mengonsumsi makanan khas Papua yang satu ini karena dapat secara perlahan membersihkan paru-paru.
Ubi jalar
Ubi jalar atau ketela rambat (Ipomoea batatas L.) adalah sejenis tanaman budidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi dengan kadar gizi (karbohidrat) yang tinggi.
Berdasarkan riset yang dilakukan Institut Pertanian Bogor, ubi jalar merah yang berasal dari Papua mengandung senyawa beta karotena yang mampu menurunkan infeksi HIV/AIDS. Sehingga diusulkan menjadi diet utama penderita HIV/AIDS bersama bahan lain.
Dibandingkan dengan bahan makanan pokok lain, ubi jalar biasa memiliki kandungan senyawa pembentuk vitamin A tertinggi, yaitu mencapai 14187 IU per 100 gram porsi, atau mencapai 89% kebutuhan harian.
Namun, bukan hanya untuk diet, makanan ini juga sangat digemari oleh masyarakat Suku Dani di Lembah Baliem, Jayawijaya mengonsumsinya sebagai makanan pokok.
Jagung
Jagung juga bukan cuma bisa dikonsumsi sebagai snack, tapi juga makanan pokok. Misalnya, seperti nasi jagung yang biasa dikonsumsi penduduk Desa Sigedong, Temanggung, Jawa Timur.
Produk utama jagung adalah bijiannya (grain). Bijian sebenarnya adalah buah dan biji yang menyatu. Massa bijian terbesar diisi oleh endosperma yang kaya oleh karbohidrat. Dari bijian yang dihasilkan, jagung menjadi sumber pangan pokok manusia ketiga setelah gandum dan beras/padi.
Kandungan karbohidrat dalam jagung dapat mencapai 80 persen dari seluruh bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin.
Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis diketahui mengandung amilopektin lebih rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen dan sukrosa.
Sayangnya, bijian jagung ini lebih banyak dimanfaatkan sebagai pakan hewan, baik untuk unggas maupun ternak besar. Serapan terbesar di Indonesia sekarang adalah sebagai sumber pakan ternak.
Gembili
Gembili merupakan tanaman umbi-umbian yang sekarang sudah sulit dijumpai di pasar. Penanamannya masih cukup luas di pedesaan walaupun juga semakin terancam kelestariannya.
Sudah turun menurun tanaman ini menjadi makanan pokok oleh Suku Kanum jauh di dalam pedesaan Merauke. Saking istimewanya, gembili bahkan selalu dijadikan mas kawin dalam setiap pernikahan.
Gembili menghasilkan umbi yang dapat dimakan. Umbi biasanya direbus dan bertekstur kenyal. Umbi gembili serupa dengan umbi gembolo, namun berukuran lebih kecil.
Tanaman ini dianggap sebagai tumbuhan yang berpotensi besar pada masa depan. Berbagai penelitian untuk melestarikan keragaman hayati dan pengolahan umbinya sudah dilakukan, salah satunya dengan dibuat menjadi etanol atau minuman beralkohol.
Jawawut
Jawawut, juwawut, atau sekoi (Setaria italica) adalah sejenis serealia berbiji kecil (milet) yang pernah menjadi makanan pokok masyarakat Asia Timur dan Asia Tenggara sebelum budidaya padi dikenal orang.
Tumbuhan ini adalah yang pertama kali dibudidayakan di antara berbagai jenis milet dan sekarang menjadi milet yang terluas penanamannya di seluruh dunia, dan yang terpenting di Asia Timur. Nama Pulau Jawa acap dikaitkan dengannya.
Di Biak Numfor, masyarakatnya memilih jewawut sebagai makanan pokok. Tanaman semacam rumput ini diambil bijinya, lalu diolah jadi bubur untuk bertahan hidup.
Catatan dari Cina menunjukkan paling tidak juwawut telah dibudidayakan pada sekitar 5.000 tahun sebelum Masehi. Dari Cina, tanaman ini kemudian menyebar ke barat, hingga mencapai Eropa pada sekitar milenium ketiga sebelum Masehi.
Selain bijinya, jawawut juga menghasilkan hijauan pakan ternak. Rumput ini dapat berproduksi hingga 15-20 ton hijauan per hektar dan 3,5 ton jerami per hektar.
Â
(mdk/bim)