Kritik anak buah Soeharto soal kondisi ekonomi era SBY
Jelang lengser, SBY dihujani kritik pedas.
Masa jabatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II tinggal beberapa hari lagi. Kurang dari sebulan tongkat kepemimpinan nasional bakal beralih ke presiden terpilih Joko Widodo dan wakil presiden terpilih Jusuf Kalla.
Jelang lengser, SBY dihujani kritik pedas. Tidak hanya yang berkaitan dengan sikap politiknya, tapi juga yang berhubungan dengan kondisi ekonomi nasional. Kritik mengalir deras tak hanya dari pelaku usaha, tapi juga akademisi hingga mantan menteri.
-
Bagaimana Presiden Soeharto membangun industri otomotif di Indonesia? Presiden Soeharto punya cara pandang baru membangun ekonomi Indonesia. Dengan kebijakan pro pada modal asing, Presiden Soeharto memilih industri otomotif sebagai salah satu pilar pembangunan ekonomi nasional.
-
Bagaimana kondisi ekonomi Indonesia di era Soekarno? Dalam buku berjudul 'Jakarta 1950-1970', seorang dokter bernama Firman Lubis mengutarakan kondisi ekonomi Indonesia saat itu amat kacau. "Inflasi melangit dan menyebabkan nilai rupiah merosot tajam dalam waktu yang relatif singkat. Sebagai gambaran, ongkos naik bus umum yang pada tahun 1962 masih Rp1 berubah menjadi Rp1000 pada tahun 65,"
-
Kapan Soeharto bertugas di Sulawesi Selatan? Soeharto dan keluarga BJ Habibie sudah saling kenal dan dekat sejak tahun 1950. Kala itu, Soeharto berdinas di Sulawesi Selatan dan kebetulan rumah BJ Habibie tepat di depan markasnya, Brigade Mataram.
-
Apa kata bijak Soeharto tentang korupsi? Di dunia ini tidak ada yang membenarkan korupsi. Tidak ada. Dalam pengertian yang sebenarnya, tidak akan ada yang membenarkan korupsi itu.
-
Siapa yang berencana meracuni Soeharto? Rupanya tamu wanita yang tidak kami undang itu berencana meracuni kami sekaluarga," kata Soeharto.
-
Kapan Soeharto mendapat gelar Jenderal Besar? Presiden Soeharto mendapat anugerah jenderal bintang lima menjelang HUT Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) ke-52, tanggal 5 Oktober 1997.
Salah satunya mantan menteri keuangan era Presiden Soeharto Fuad Bawazier yang bersuara keras soal kondisi ekonomi nasional selama 10 tahun rezim SBY. Merdeka.com mencatat kritik keras Fuad Bawazier pada SBY. Berikut paparannya.
SBY bodoh tak bisa kejar pajak
Merdeka.com -Â Mantan menteri keuangan, Fuad Bawazier terlihat geram melihat kinerja pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang tidak pernah mencapai target pendapatan pajak. Fuad menyebut, pada masa jabatannya dulu, target pajak selalu tercapai.
Bukan hanya itu, bahkan Fuad menyebut pemerintah SBY bodoh dan keras kepala hingga membuat target pajak tidak tercapai.
"Zaman saya, di dirjen pajak engga pernah tidak tercapai kan. Sekarang pada konyol dikasih nasehat percuma, bego dan keras kepala," ucap Fuad ketika ditemui di Taman Ismail Marzuki, kemarin.
SBY tambah utang terus
Merdeka.com -Â Mantan menteri keuangan era Presiden Soeharto, Fuad Bawazier mengaku gerah dengan utang luar negeri Indonesia yang mencapai lebih dari Rp 3.000 triliun. Terlebih, utang luar negeri ini dinilai tidak membawa kebaikan untuk perekonomian.
Utang luar negeri pemerintah dan Bank Indonesia yang melebihi Rp 1.000 triliun juga disebut Fuad sama sekali tidak menolong perekonomian nasional.
"APBN kita engga produktif, utangnya jadi dibuangin saja. APBN tidak banyak menolong perekonomian, hanya dikorupsi, mark up. Banyak mubazir," ucap Fuad ketika ditemui di TIM, Jakarta, Senin (29/9).
SBY dituding menjadikan utang sebagai instrumen utama untuk pembiayaan negara. Sebagai bukti saat ini sampai dibuat satu ditjen pengelolaan utang.
"Sekarang jualan utang kaya kantor aja, jual SUN, SBN. Dulu enggak ada Ditjen Pengelolaan Utang. Sekarang utang sudah jadi mata pencaharian," tegasnya.
Fuad kecewa dengan pemerintah SBY yang tidak membatasi utang luar negeri swasta. Sehingga utang luar negeri swasta membludak dan melebihi utang pemerintah. Disamping itu, pemerintah juga tak hentinya menambah utang.
"Ini zaman SBY salah satu menterinya Sri Mulyani nambah utang terus tapi enggak tau untuk apa, yang penting utang," tutupnya.
Kondisi ekonomi tak sebagus yang diucap pemerintah
Merdeka.com -Â Fuad Bawazier menyebut, kondisi perekonomian Indonesia saat ini tidak sebagus yang diucapkan pemerintah. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi hanya didorong sektor konsumsi. Lebih parah lagi, barang konsumsi tersebut banyak didapat dari impor.
"Banyak kelompok membanggakan katanya ekonomi kita di atas. Padahal ini orang kaya nanggung baru, menyukai barang bagus. Padahal ini impor dan menyebabkan defisit perdagangan menekan nilai tukar seperti kejadian sekarang," jelasnya.
Melemahnya nilai tukar dan defisit perdagangan kemudian akan berdampak panjang pada inflasi. Selain inflasi, nilai tukar juga membuat konversi utang luar negeri Indonesia membengkak setiap tahunnya.
"Utang akan membengkak, kurs melemah. Membuat inflasi, bunga bank naik, npl naik. Belum lagi ada kecenderungan pemerintah akan datang naik BBM," tutupnya.
(mdk/noe)