Kurangi Backlog Perumahan, Perbankan Kini Ikut Bantu Cetak Developer Muda
Penyediaan pasokan rumah juga kerap terkendala akibat persyaratan perizinan yang harus dipenuhi oleh pengembang relatif banyak.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) fokus mencetak developer pemula yang diharapkan dapat meningkatkan sinergi saling menguntungkan antara Bank BTN bersama pelaku usaha pembangunan perumahan. Salah satu cara dilakukan perbankan BUMN ini yaitu dengan menggelar pelatihan untuk pengembang anggota Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Jawa Timur, di Surabaya,
“Saya berharap pelatihan ini dapat meningkatkan sinergi antara Bank BTN bersama para pengembang anggota REI. Hal ini tentunya akan menumbuhkan komunitas perumahan yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak,” kata Kepala Cabang BTN Surabaya, Satrijo Katri Wilargo dikutip di Jakarta, Selasa (10/9).
- Kurangi Backlog Perumahan, Direktur BTN Ajak Santri Jadi Developer Andal
- Masyarakat Makin Sulit Punya Rumah, Potensi Backlog Perumahan Bertambah 170.000 Unit Tiap Tahun
- Bangun Rumah untuk Masyarakat, Dirut MedcoEnergi: Keberhasilan Perusahaan Tak Hanya Dinilai dari Finansial
- Ajak Mahasiswa Jadi Developer, Dirut BTN: Backlog Perumahan 12,71 Juta Harus Dicarikan Solusinya
Merujuk data Survei Sosial Ekonomi (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS), kesenjangan antara angka kebutuhan dengan pasokan hunian atau backlog rumah mengalami penurunan dari 10,5 juta unit pada tahun 2022 menjadi 9,9 juta unit pada tahun 2023.
"Saat ini gap kebutuhan rumah dengan kemampuan pembangunan perumahan atau housing backlog masih sangat tinggi. Di sisi lain, tingginya kebutuhan rumah tidak sejalan dengan aksesibilitas masyarakat terhadap pembiayaan perbankan. Salah satu alasannya adalah kolektibilitas calon debitur kredit pemilikan rumah (KPR) karena menjamurnya pinjol (pinjaman daring),” tutur Satrijo.
Satrijo menambahkan, penyediaan pasokan rumah juga kerap terkendala akibat persyaratan perizinan yang harus dipenuhi oleh pengembang relatif banyak.
"Belum lagi masalah ketersediaan lahan dan mahalnya ongkos pembebasan lahan. Terkait aspek lahan, ada pula tantangan terkait masalah urusan perizinannya,” tegas Satrijo.
Lebih lanjut kata Satrijo, pasar hunian di Jawa Timur banyak ditangani oleh para broker atau agen properti. Bahkan, agen properti tersebut menguasai beragam syarat yang mesti dipenuhi oleh calon debitur KPR.
"Agen properti yang melakukan aktivitas penjualan rumah di Jawa Timur ini secara rutin bersentuhan dengan calon konsumen perumahan," ujarnya.
Dukungan Pembiayaan BTN
Pelaksana Tugas (Plt) Ketua REI Jawa Timur, Danny Wahid berharap, ilmu yang didapatkan dari pelatihan diharapkan dapat memberikan manfaat untuk perbaikan usaha developer di masa mendatang.
"Kendati durasi pelatihan relatif singkat, kita berharap bahwa seluruh materi yang disampaikan bermanfaat untuk peningkatan skala usaha masing-masing perusahaan. Peserta pelatihan pemula ini akan menjadi tunas-tunas yang akan tumbuh menjadi developer yang lebih besar di masa depan,” ucap Danny.
Danny Wahid juga menyampaikan, dalam ekosistem perumahan dukungan pembiayaan dari Bank BTN merupakan hal yang mutlak harus ada.
"Urusan kredit pembiayaan perumahan tentu kita percayakan ke Bank BTN. Kalau pun ada pembiayaan dari perbankan lainnya, itu hanya ikut saja," ucap Danny.
Narasumber pelatihan, Hari Ganie menuturkan, peserta pelatihan developer muda dari REI Jawa Timur sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut. Hal ini terlihat dari sejumlah pertanyaan yang diajukan oleh para peserta.