Kurs Rupiah Tahun Depan Diprediksi Bakal Bertengger di Level Rp16.350 per USD
Shinta menilai mebijakan devisa hasil ekspor (DHE), local currency transaction (LCT), SRBI, dan SVBI belum dapat menjaga nilai tukar Rupiah.
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memproyeksikan rata-rata nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) berada di kisaran Rp15.800 - Rp16.350 per USD di 2025 mendatang.
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani mengungkapkan, nilai tukar Rupiah diproyeksikan masih akan tertekan pada paruh pertama 2025 karena kecenderungan penguatan Dollar AS dan akan menguat pada paruh kedua setelah pasar mampu mengantisipasi kebijakan Presiden Trump.
- Kurs Rupiah Ambruk Nyaris Sentuh Rp16.000 per USD, Ternyata Ini Pemicunya
- Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Melemah ke Level Rp16.500 per USD di Perdagangan Hari Ini
- Ternyata, Ini Penyebab Kurs Rupiah Melemah Hingga Sentuh Level Rp16.294 per USD
- Nilai Tukar Rupiah Kembali di Bawah Rp16.000, Asalkan Bisa Penuhi Syarat Berikut Ini
"Kemudian kita juga akan melihat akan terus ada tekanan nilai tukar Rupiah pada tahun pertama 2025 karena kecenderungan dari pada penguatan USD," jelas Shinta di Jakarta, Kamis (19/12).
Shinta menilai mebijakan devisa hasil ekspor (DHE), local currency transaction (LCT), SRBI, dan SVBI belum dapat menjaga nilai tukar Rupiah yang diakibatkan karena Indonesia adalah negara small open economy terutama pada produk minyak, pangan, digital services, dan TIK yang perlu menjadi perhatian khusus.
"Ini belum dapat menjaga nilai tukar yang mengakibatkan karena Indonesia adalah negara small open economy terutama karena minyak, pangan, digital service dan yang itu menjadi pengertian khusus," paparnya.
Bukan hanya itu, volatilitas nilai tukar Rupiah sangat tinggi sepanjang 2024. Shinta bilang Rupiah sempat terdepresiasi hingga level Rp16.450 pada Juni 2024 atau terburuk sejak pandemi tahun 2020 dan kembali menguat hingga level 15.300 pada kuartal III.
Tetapi pada akhir kuartal IV kembali turun ke hingga level 16.000 dan tren pelemahan ini diprediksi akan berlanjut hingga awal tahun depan.
"Tren pelemahan ini diprediksi akan berlanjut hingga awal tahun depan (2025)," Shinta mengakhiri.
Penjelasan Bank Indonesia
Diberitakan sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo buka suara terkait tren pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD). Tercatat, mata uang Rupiah dilevel Rp16.097 atau menguat 3 point pada penutupan perdagangan sore ini.
Perry bilang, tren pelemahan nilai tukar Rupiah ke level Rp16.000 per USD dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Pertama, mata uang garuda kian tertekan seiring makin tingginya ketidakpastian global terutama terkait dengan arah kebijakan Presiden AS, Donald Trump.
"Risiko geopolitik yang mengakibatkan berlanjutnya preferensi investor global untuk memindahkan alokasi portofolionya kembali ke AS," ujar Perry dalam konferensi pers di Kantor Pusat Bank Indonesia Thamrin, Jakarta, Rabu (18/12).
Lanjutnya, pelemahan nilai tukar Rupiah juga disebabkan oleh kebijakan Bank Sentral AS The Fed terkait arah penurunan suku bunga yang belum pasti. Kondisi ini justru mengakibatkan tren penguatan Dolar AS terhadap mata uang dunia lainnya.
Meski demikian, Perry mengklaim pelemahan nilai tukar Rupiah masih lebih baik dibandingkan negara kawasan Asia lainnya. Per Desember 2023, Rupiah tercatat depresiasi sebesar 4,16 persen.