Lahan Milik BUMN Dekat Stasiun Kereta Api Bakal Dibangun Perumahan, Cicilannya Murah
Pengoptimalan lahan milik BUMN hingga hasil sitaan koruptor ini bertujuan untuk memangkas cicilan maupun sewa rumah bagi rakyat.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir berkomitmen mendukung program 3 juta rumah per tahun milik Prabowo Subianto. Komitmen ini diwujudkan dengan menyediakan lahan milik perusahaan BUMN di sekitar stasiun kereta api.
"Kita sudah membuat terobosan bersama dengan Kementerian PU sebenarnya, awalnya mengenai tadi stasiun-stasiun kereta api itu, lahannya yang tidak maksimal dulunya kan sekarang sudah dibangun, menjadi TOD bahkan ada subsidi antara yang mampu dan tidak mampu," ujar Erick di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (15/11).
- Aturan Baru Sedang Disiapkan: Beli Rumah Rp2 Miliar Bebas Pajak Mulai Bulan Depan
- Enam Alasan Buruh Tolak Bayar Iuran Tapera, Salah Satunya Tak Ada Kepastian Beli Rumah
- Kejagung Buka Suara Terkait Sosok HL, Pemilik Rumah di PIK Digeledah Dalam Kasus Korupsi Timah
- Kisah Ibu Asal Madiun Jualan Pentol Tepung Kanji di Rumah, Omzetnya Capai Rp6 Juta per Hari
Selain bersama Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Erick Thohir juga berkolaborasi dengan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait alias Ara untuk menyediakan lahan sitaan koruptor hingga tanah milik BUMN untuk pembangunan 3 juta rumah per tahun.
"Pak Ara sekarang sedang memapingkan mana perumahan rakyat. Makanya beliau mendorong mendapatkan tanah-tanah dari hasil korupsi, atau tanah-tanah sitaan, atau tanah-tanah yang belum terbangun," ujar dia.
Optimalisasi Lahan
Dia mengatakan, pengoptimalan lahan milik BUMN hingga hasil sitaan koruptor ini bertujuan untuk memangkas cicilan maupun sewa rumah bagi rakyat. Dengan ini, masyarakat dapat mencicicil maupun menyewa rumah menjadi lebih murah.
"Memang tentu harga rumahnya harus jauh lebih murah, makanya lahannya dicari yang tentu yang tidak perlu dibeli gitu misalnya," tegasnya.
Selain itu, pihaknya juga mengusulkan perpanjangan tenor KPR menjadi 30 tahun. Perpanjang tenor ini diharapkan mampu meringankan beban masyarakat untuk memiliki rumah.
"Makanya kita mendorong yang namanya mortgage-nya itu cincilan rumah diperpanjang dari 15 hingga 30 tahun, dan itu nanti ekonominya akan terpengaruh," ucapnya.