Langkah Mitigasi Dampak Ekonomi dari Penyebaran Virus Corona
Dampak virus corona sangat terasa pada pergerakan arus orang dari China ke Indonesia setelah diberlakukannya larangan penerbangan dari dan ke China.
Ekonomi Indonesia terpantau stabil di tengah peningkatan tekanan ekonomi global akibat penyebaran wabah virus corona yang meluas di berbagai negara. Penyebaran virus ini memiliki dampak keekonomian yang perlu diantisipasi oleh seluruh negara termasuk Indonesia.
Peristiwa ini diperkirakan berdampak pada perekonomian dunia, terutama pada perekonomian China sebagai sumber penyebaran virus. Beberapa institusi melihat, apabila penyebaran wabah virus corona berlangsung cukup lama dan terus menghambat aktivitas ekonomi, pertumbuhan ekonomi China sebagai perekonomian terbesar kedua di dunia dapat terus tumbuh melambat.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Kenapa usaha risoles Mistiyati mengalami penurunan saat pandemi? "Saya dulunya tujuh tahun jadi pedagang risoles keliling pakai motor sambil anter anak sekolah. Trus pas pandemi, penjualan saya turun jauh, karena konsumen pada takut beli,” ujarnya seperti dilansir dari tangerangkota.go.id.
-
Mengapa Erna Herawati mengalami kesulitan saat pandemi? “Itu penjualan hampir nol. Padahal kita kebutuhan tetap ada,” kata Erna dikutip dari kanal YouTube Bantul TV.
-
Apa yang menjadi fokus Kemendag dalam menjaga kelancaran kegiatan ekonomi? "Pemerintah selalu memastikan keberadaan sarana, prasarana, dan utilitas perdagangan yang baik bagi seluruh pihak terkait. Baik bagi pelaku usaha, maupun masyarakat sebagai konsumen akhir. Dengan begitu, diharapkan kegiatan ekonomi akan terus berjalan tanpa hambatan yang berarti," terang Wamendag Jerry.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Tekanan ekonomi China berpotensi memberi efek limpasan ke negara-negara mitra termasuk Indonesia melalui beberapa transmisi seperti sektor pariwisata, perdagangan internasional, dan aliran investasi. Meskipun perhitungan proyeksi masih diliputi ketidakpastian, namun institusi-institusi memperkirakan bahwa dampak pada ekonomi Indonesia tidak sebesar negara-negara lain, seperti Thailand, Malaysia, Vietnam, atau Singapura yang mempunyai hubungan lebih besar terhadap ekonomi China.
Dampak virus corona sangat terasa pada pergerakan arus orang dari China ke Indonesia setelah diberlakukannya larangan penerbangan dari dan ke China. Pergerakan penumpang masuk asal China mencapai puncak di tanggal 25 Januari 2020 dan mengalami penurunan drastis hingga saat ini jumlah penumpang China mencapai sekitar 500 orang.
Selanjutnya, untuk mengukur limpasan Virus Corona melalui transmisi perdagangan internasional, perlu dicermati kinerja ekspor impor Indonesia khususnya dengan Tiongkok di awal tahun 2020. Di periode ini, arus barang ke dan dari Tiongkok juga banyak dipengaruhi faktor lain, seperti faktor musiman Hari Raya Imlek.
Plt. Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan, Nufransa Wira Sakti menjelaskan, dalam mengantisipasi situasi ekonomi global yang diliputi tantangan, termasuk penyebaran virus corona yang cepat, pemerintah akan mengambil langkah yang antisipatif dan responsif, dengan menjaga daya beli masyarakat dan mendorong aktivitas produktif.
Langkah Pemerintah
Berikut beberapa langkah yang akan diambil pemerintah
1. Mempercepat realisasi belanja Kementerian/Lembaga, terutama belanja bantuan sosial (seperti PKH dan kesehatan), serta belanja non operasional;
2. Mendorong pusat-pusat pariwisata melalui berbagai program pendukung, seperti percepatan pembangunan lima destinasi pariwisata super prioritas (Danau Toba, Borobudur, Likupang, Labuan Bajo, dan Mandalika). Pemerintah juga akan menyiapkan kebijakan fiskal dan non-fiskal untuk menstimulasi sektor pariwisata;
3. Mendorong dan mempercepat belanja padat karya untuk kegiatan produktif yang menyerap banyak tenaga kerja, seperti belanja infrastruktur di pusat dan daerah;
4. Mengoptimalkan peran APBN sebagai instrumen yang fleksibel dalam merespon situasi ekonomi (countercyclical) dengan tetap dalam batasan yang aman dan terkendali;
5. Mempercepat penajaman program Kredit Usaha Rakyat (KUR), termasuk perluasan sasaran.
(mdk/idr)