Empat pengelola mal yang raup laba besar
Tahun lalu, pertumbuhan konsumsi domestik mencapai 5,38 persen.
Pertumbuhan konsumsi domestik yang selalu menopang naiknya ekonomi Indonesia selama ini jadi incaran. Banyak para pebisnis mengincar peluang dari kuatnya konsumsi domestik ini. Tak ketinggalan pebisnis properti dan pembangunan mal.
Tahun lalu, pertumbuhan konsumsi domestik mencapai 5,38 persen dengan besaran porsi pada pertumbuhan ekonomi sebesar 2,93 persen. Pertumbuhan tersebut tak heran dijadikan alasan pengembang untuk terus membangun mal di berbagai daerah, terutama Jakarta.
-
Siapa suami Winda? Diketahui Winda dinikahi anggota TNI AD bernama Achmad Zaki yang kini berpangkat Mayor Inf.
-
Siapa yang berperan sebagai Wiro Sableng? Herning Sukendro mencapai puncak ketenaran di dunia hiburan melalui film "WIRO SABLENG" pada tahun 1995.
-
Siapa Kaisar Wu? Kaisar Wu adalah seorang penguasa dari dinasti Zhou Utara di Tiongkok kuno.
-
Siapa yang diwisuda? Samarra Anaya Amandari, sosok yang begitu memesona dengan kecantikannya, baru saja menyelesaikan pendidikan di tingkat SMP.
-
Kapan KRT Wiroguno wafat? Wafat pada 1937KRT Wiroguno wafat dan disemayamkan di makam raja-raja Imogiri pada tahun 1937.
-
Siapa Ki Arsantaka? Ki Arsantaka merupakan putra dari Bupati Onje II, pemimpin Kadipaten Onje (cikal bakal Kabupaten Purbalingga).
Lihat saja, banyak mal-mal baru yang bermunculan namun tidak pernah sepi. Pengunjung langsung mengerubung bak semut menemukan gula.
Maka dari itu, tak heran bila banyak pengembang yang mempunyai mal-mal di seluruh Indonesia mengeruk untung dari sewa dan penjualan lapak. Siapa saja empat pengembang yang membukukan laba paling besar berkat bisnis mal? Berikut penelusuran merdeka.com.
Agung Podomoro
Perusahaan properti dan mal yang mempunyai inisial APLN ini tahun kemarin telah berhasil membukukan pendapatan dan penjualan sebesar Rp 4,69 triliun atau naik 22,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu untuk labanya mencapai Rp 811,7 miliar atau naik 39,7 persen dibanding tahun sebelumnya.
Perseroan mengaku laba tersebut salah satunya disokong oleh penjualan Podomoro City yang menjadi satu blok dengan Central Park di Grogol, yaitu menyumbang 25 persen.
Selain itu, perusahaan tersebut juga mempunyai bangunan mal di Kuningan City, Senayan City, Emporium Pluit mall, dan Pullman Central Park Hotel.
Lippo Karawaci
Perusahaan properti Riyadi bersaudara ini juga bergerak dalam bidang gedung pusat perbelanjaan. Hingga September tahun lalu, perseroan berhasil membukukan pendapatan Rp 3,8 triliun. Dari pendapatan tersebut, penjualan mal naik 24 persen menjadi Rp 372 miliar.
Beberapa mal yang dimiliki oleh perusahaan ini antara lain adalah Pejaten Village, Bijai Supermal, dan Lippo Kemang. Saat ini, Lippo Karawaci mengelola 28 mal dengan luas 2,3 juta meter persegi.
Pakuwon
Pengembang properti, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) membukukan laba bersih sebesar Rp 748 miliar sepanjang 2012. Laba ini naik 115 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 347 miliar.
Melonjaknya laba bersih perseroan seiring dengan naiknya pendapatan perusahaan. Pendapatan perseroan naik 46 persen menjadi Rp 2,17 triliun dibandingkan tahun sebelumya Rp 1,47 triliun.
"Peningkatan ini sejalan dengan pembukaan pusat perbelanjaan Kota Kasablanka di Jakarta pada Juli 2012," ujar Direktur dan Corporate Secretary Pakuwon, Minarto dalam siaran pers yang diterima merdeka.com, Jakarta, Kamis (28/3).
Menurutnya, recurring revenue akan makin kuat seiring dengan beroperasinya pusat perbelanjaan dan perkotaan Kota Kasablanka. Selain itu, pertumbuhan pendapatan dari pusat perbelanjaan Gandaria City, Tunjungan Plaza maupun Sheraton Hotel juga diyakini bakal lebih cemerlang.
Ciputra
Pengembang properti terkemuka, PT Ciputra Property Tbk (CTRP) mampu memasuki jajaran dengan laba terbesar dalam sektor properti di sepanjang 2012.
Atas kerja keras perusahaan sehingga berhasil membukukan kenaikan laba bersih sebesar Rp 304 miliar atau naik 89 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp 158 miliar.
Adapun laba bersih perusahaan di 2012 turut disumbang dari pencapaian marketing sale hingga tembus Rp 2,1 triliun serta pendapatan bersih naik 87 persen menjadi Rp 826 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 439 miliar.
Di samping itu, ?juga didukung dengan anak usaha perusahaan yang terus meningkat di 2012.
PT Ciputra Surya Tbk (CTRS) menyumbangkan laba bersih naik 66 persen menjadi Rp 274 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 164 miliar. Ini juga seiring dengan pendapatan bersih perusahaan naik 30 persen menjadi Rp 1,04 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 804 miliar.
Sementara, anak usaha lainnya PT Ciputra Development Tbk (CTRA) di 2012 mampu menopang induk perusahaan dengan mencatatkan kenaikan laba bersih sekitar 81 persen menjadi Rp 589 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 324 miliar.Angka ini seiring dengan pendapatan perusahaan juga naik menjadi Rp 3,32 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 2,17 triliun.
Sebagai informasi, CTRP merupakan pengembang properti terbesar yang telah memiliki lima proyek yang telah beroperasi yakni Mal Ciputra Jakarta, Hotel Ciputra Jakarta, Mal Ciputra Semarang, Hotel Ciputra Semarang dan Somerset Grand Citra Apartment.
Tahun 2011, proyek Ciputra World 1 dan Ciputra World 2 yang terletak di Jakarta dan juga sejumlah proyek properti di beberapa kota baik Hotel dan Mall Ciputra yang berada di Semarang, saat ini menyumbang sekitar 18 persen dari total pendapatan perseroan sebesar Rp 809 miliar.