LPEM UI: Pertumbuhan 5,2 Persen Untuk 2018 Cukup Prestasi
Febrio mengatakan, meski angka ini lebih rendah dari target yang dipatok dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 sebesar 5,4 persen, namun pertumbuhan ekonomi dikisaran lima persen dianggap cukup memuaskan. Apalagi pertumbuhan itu terjadi di tengah ketidakpastian global saat ini.
Peneliti Senior Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM-UI), Febrio Kacaribu, memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2018 masih berada dikisaran 5,1 persen. Sementara secara keseluruhan pada 2018 diperkirakan mencapai 5,2 persen.
Febrio mengatakan, meski angka ini lebih rendah dari target yang dipatok dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 sebesar 5,4 persen, namun pertumbuhan ekonomi dikisaran lima persen dianggap cukup memuaskan. Apalagi pertumbuhan itu terjadi di tengah ketidakpastian global saat ini.
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Kapan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,17 persen secara tahunan? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kenapa KKP menargetkan pertumbuhan PDB perikanan? Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga menargetkan pertumbuhan PDB perikanan rata-rata berada di angka 4,00-5,00 persen.
-
Apa yang menjadi tujuan utama dari penerapan APBN? Sebagai salah satu unsur penting dalam perekonomian negara, tentu APBN diadakan dengan fungsi dan tujuan yang jelas.
-
Bagaimana strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? Oleh karena itu, pendekatan pembangunan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif yang setidaknya mencakup pembangunan infrastruktur baik soft maupun hard, sumber daya manusia, riset, inovasi, reformasi regulasi, tata kelola data dan pengamanannya serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.
"Bisa keluar dengan 5,2 persen untuk 2018 itu cukup prestasi," kata dia saat ditemui di Universitas Indonesia (UI), Depok, Senin (12/11).
Febrio menilai pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2018 memang di luar ekspetasi pemerintah sebelumnya. Sebab awal tahun kemarin, kata dia, pertumbuhan ekonomi sempat dikejutkan dengan pertumbuhan yang nyaris menyentuh di level 5,3 persen.
Adapun, kata Febrio, faktor yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi bergerak di level 5,1 persen atau mendekati 5,2 persen dipicu lantaran pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD). Di mana beberapa waktu lalu tekanan terhadap Rupiah bahkan sempat melemah hingga di level Rp 15.200-an per USD.
"Tapi memang banyak sekali tantangan khususnya kurs. Biasanya ketika kurs melemah, perekonomian akan tertekan. Tapi ternyata respon dari industri kita perekonomian kita tampaknya cukup resilient," katanya.
"Dengan berat gini, masih bisa tumbuh 5,2 persen memang cukup menggembirakan," tambahnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III-2018 sebesar 5,17 persen. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2018 sebesar 5,27 persen.
Baca juga:
Bappenas Soal Pertumbuhan Ekonomi: Memang Ada Penurunan, Tapi Masih Aman
Ini Cara Agar Indonesia Keluar dari Jeratan Perangkap Kelas Menengah
Bappenas: Produktivitas Pekerja Indonesia Rendah Buat Pertumbuhan Ekonomi Stagnan
Bappenas Sebut Pertumbuhan Ekonomi RI Masih di Bawah Rata-Rata
Industri Digital Layak Didaulat Jadi Lokomotif Ekonomi Indonesia
Pemerintah Targetkan PDB Indonesia Terbesar Kelima di Dunia pada 2045
Solusi Tim Prabowo-Sandi Genjot Pertumbuhan Ekonomi di Atas 5 persen di 2020