LPG Mahal dan Masih Impor, Arcandra Tahar Dorong Masyarakat Beralih ke Jargas
Pemerintah Jokowi-JK mendorong penggunaan gas bumi sebagai bahan bakar rumah tangga, dengan membangun jaringan gas (Jargas) rumah tangga. Penggunaan Jargas dinilai lebih murah dan dapat mengurangi impor Liqufied Petroleum Gas (LPG).
Pemerintah Jokowi-JK mendorong penggunaan gas bumi sebagai bahan bakar rumah tangga, dengan membangun jaringan gas (Jargas) rumah tangga. Penggunaan Jargas dinilai lebih murah dan dapat mengurangi impor Liqufied Petroleum Gas (LPG).
Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar mengatakan, dengan menggunakan gas bumi yang berasal dari sumur minyak dan gas (migas) dalam negeri sebagai bahan bakar rumah tangga, maka akan mengurangi impor LPG. Jika pembangunan jaringan gas semakin banyak maka pengurangan konsumsi LPG pun semakin bajak.
-
Apa yang digambarkan oleh arca Ardhanari? Arca Ardhanari digambarkan dengan posisi berdiri tegap di atas padmasana. Kedua sisi arca dihiasi tumbuhan teratai yang keluar dari vas bunga.
-
Siapa Pratama Arhan? Lemparannya Nyaris Jadi Goal, Simak Deretan Fakta Pratama Arhan Siapa Pratama Arhan? Lemparan dalam nyaris jadi goal Pertandingan Indonesia vs Argentina yang digelar kemarin (19/6) membawa nama Pratama Arhan jadi sorotan.
-
Bagaimana arca Ardhanari diwujudkan? Arca ini disebut sebagai persatuan antara Dewa Siwa dengan Dewi Parwati yang diwujudkan setengah laki – laki (Siwa) dan setengah wanita (Parwati).
-
Kapan Arca Totok Kerot ditemukan? Pada tahun 1981, penduduk melaporkan adanya benda besar dalam gundukan di tengah sawah. Gundukan tersebut digali hingga terlihat sebuah arca. Penggalian hanya dilakukan setengah badan saja yaitu pada bagian atas arca.
-
Siapa mantan kekasih Pratama Arhan? Netizen kembali ramai membicarakan Marshella Aprilia, mantan kekasih Pratama Arhan yang dikabarkan telah menjalin hubungan asmara selama beberapa tahun belakangan.
-
Siapa Ema Dato? Konon salah satu daratan itu selamat karena adanya sebuah makam tokoh Tionghoa.
Untuk diketahui, dari konsumsi LPG 6,9 juta ton per tahun, sekitar 4,7 ton berasal dari impor. "Sekarang kita bs 4,5-4,7 juta ton per tahun. Kebutuhan kita 6 juta sekian maka tergantung berapa banyak yang bisa kita lakukan pembangunan jargasnya," kata Arcandra, di Jakarta, Selasa (12/2).
Menurut Arcandra, harga gas bumi juga jauh lebih murah ketimbang LPG. "Maka masyarakat jauh lebih hemat ketimbang LPG. LPG selain impor, juga harganya lebih mahal. Satu contoh, untuk sekian ribu rumah. Harga yang kita dapatkan kalau 1 MMSCFD, bisa mengaliri 35-40 ribu rumah. Kalau 1MMSCFD itu, kalau 1 MMTBU itu sekitar USD 7-8 dikonversikan menjadi 1 MMSCFD sekitar USD 6000 per MMSCFD. Itu bisa untuk 35-40 ribu rumah," papar Arcandra.
Diretur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Kementerian ESDM Alimuddin Baso menjelaskan, penghematan menggunakan gas bumi. LPG ukuran 12 kilo gram (kg) non subsidi setara dengan 15 meter kibik (m3) dengan gas bumi, sementara konsumsi normal rata-rata rumah tangga tangga per bulan sekitar 10 m3. Jika dengan konsumsi LPG 12 kg sebanyak10 m3 sekitar Rp 80 ribu, sedangkan gas bumi sekitar Rp 40 ribu.
"Kalau 10 m3 dengan harga Rp 4.000 per m3, jadi cuma Rp 40.000, nah kalau dibandingkan dengan yang 12 kg tadi itu 80 ribu bedanya," tandasnya.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Bos PGN: Aturan Baru soal Jargas Percepat Pembangunan 400.000 Sambungan
Aturan Baru Terbit, Produsen Migas Wajib Pasok Gas Bumi untuk Rumah Tangga
Sebanyak 78.216 Rumah Akan Menikmati Gas Bumi di 2019
Menteri Jonan Ungkap Untung Masyarakat Gunakan Gas Bumi Dibanding Elpiji
Sumur Bor Mengandung Gas di Penajam Kaltim Keluarkan Suara Gemuruh
ESDM pesimis target pembangunan jargas tak capai target di 2019