Luhut: Kasus Aktif Covid-19 di DKI Jakarta Turun, Jabar & Yogyakarta Mulai Meningkat
Menurut Luhut, kasus di wilayah tersebut masih berada di bawah puncak (penularan kasus varian) delta. Selain itu, kasus jumlah rawat inap rumah sakit di Jawa-Bali sebagian besar masih jauh lebih rendah dibanding dengan penularan varian delta beberapa waktu lalu.
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menyebut bahwa jumlah kasus harian Covid-19 di DKI Jakarta mulai mengalami penurunan. Dari data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa Jakarta telah melewati puncak tertinggi penularan virus corona.
Namun demikian, peningkatan kasus justru terjadi di wilayah lain Jawa-Bali. Misalnya di Jawa Barat, Jawa Timur, hingga DI Yogyakarta.
-
Kapan Kurniawan Dwi Yulianto lahir? Kelahiran Kurniawan Dwi Yulianto 13 Juli 1976
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kapan Alimin bin Prawirodirjo lahir? Lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada tahun 1889, pria yang kerap disapa Alimin ini terlahir dari kalangan keluarga miskin.
-
Siapa Paulus Pandjaitan? Paulus putra dari Menko Luhut ini ternyata mengikuti jejak ayahnya yang meniti karier di bidang kemiliteran. Siapa yang tak kenal Luhut Binsar Pandjaitan? Selain menjabat sebagai Menteri Menko Marves, ia juga memiliki karier mentereng di bidang kemiliteran. Anak sulungnya, Paulus Pandjaitan rupanya mengikuti jejak karier sang ayah.
-
Kapan Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
-
Apa yang menjadi sorotan utama Presiden Jokowi tentang pangan di Indonesia? Sebelumnya, Presiden Jokowi pernah menyoroti permasalahan pangan di Indonesia, bahwa permintaan selalu meningkat karena populasi yang terus bertambah.
"Tren kasus di DKI jakarta menunjukkan tanda-tanda mulai melewati puncaknya, baik kasus harian, kasus aktif, maupun rawat inap mulai menunjukkan penurunan. Namun peningkatan mulai terjadi di DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat," kata Luhut dalam Konferensi Pers Evaluasi PPKM, Senin (14/2).
Menurut Luhut, kasus di wilayah tersebut masih berada di bawah puncak (penularan kasus varian) delta. Selain itu, kasus jumlah rawat inap rumah sakit di Jawa-Bali sebagian besar masih jauh lebih rendah dibanding dengan penularan varian delta beberapa waktu lalu.
Melihat kondisi ini, Menko Luhut meminta masyarakat untuk tidak takut berlebihan menghadapi varian omicron yang menyebar di beberapa wilayah ini. Dia memastikan tingkat keterisian rumah sakit atau Bed Occupancy Rate (BOR) masih dalam kondisi siap dan jauh dari standar WHO.
"Tapi jangan juga berfikir pemerintah menganggap enteng, saya hanya menyampaikan data, jangan membuat kita jadi ketakutan berlebihan tapi tetap kita harus super hati-hati menghadapi perilaku omicron ini. Hari ini BOR yang dipublikasikan pemerintah sebenarnya belum cerminkan kapasitas maksimum, jika menggunakan kapasitas maksimum seperti puncak delta lalu, maka BOR jauh lebih rendah," katanya.
Kondisi Rumah Sakit dan Kasus Kematian
Misalnya, di Jawa-Bali disediakan sebanyak 55 ribu tempat tidur untuk penanganan Covid-19. Sementara keterisiannya baru mencapai 21 ribu tempat tidur. Artinya, angkat tersebut baru 39 persen dari kapasitas yang disediakan.
"Jika menggunakan ketersediaan tempat tidur di angka 87 ribu saat (penularan) Delta, maka BOR terisi 25 persen saja, ini jauh dibawah standar WHO sebesar 60 persen," ungkapnya.
Selain itu, tingkat kematian akibat infeksi Covid-19 varian omicron menunjukkan angka yang lebih rendah dibanding varian Delta.
"Tingkat kematian dan tingkat kasus harian yang sama 44 ribu kasus tingkat kematian harian pada delta lebih dari 1.000 kematian per hari, dibanding 111 yang terjadi kemarin (omicron)," katanya.
"Dengan data tersebut saya minta masyarakat tak perlu khawatir berlebihan ketika kasus naik cukup tinggi atau sekitar kita mulai terinfeksi varian ini," tutup Luhut.
Reporter: Arief Rahman Hakim
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)