Mendag ancam cabut izin importir penyebab dwelling time panjang
Menteri Rachmat akan meminta data kepada Direktorat Bea dan Cukai terkait track record dari para importir.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) naik pitam begitu mengetahui waktu sandar kapal di pelabuhan atau dwelling time terlalu lama. Pasalnya, hal ini mengakibatkan penumpukan sejumlah barang serta proses distribusi barang ke berbagai daerah menjadi terhambat.
Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel sesumbar akan mencabut izin importir yang kedapatan 'berulah' sehingga menyebabkan dwelling time terlalu lama. Menteri Rachmat akan meminta data kepada Direktorat Bea dan Cukai terkait track record dari importir tersebut.
"Makanya saya cek nanti. Tapi saya sudah minta ke Bea Cukai dan otoritas siapa perusahaannya. Kita akan lihat track recordnya, kalau sering berulah ya cabut izinnya," ujar Rachmat kepada wartawan di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta Pusat, Jumat (19/6).
Menteri Rachmat mengaku sering menerima pesan singkat dari beberapa pengusaha yang mengeluhkan importir nakal kerap memanfaatkan kemudahan perizinan di Indonesia.
"Mereka hit and run, banyak yang melakukan itu. Jangan kemudahan yang kita berikan tapi dimanfaatkan. Sesuai aturan saja, supaya pasar kita dihormatilah," tandasnya.
Sebelumnya, saat menyambangi Pelabuhan Tanjung Priok kemarin, Presiden Joko Widodo tak bisa menyembunyikan kekecewaannya lantaran kinerja waktu bongkar muat atau dwelling time yang masih di atas target yang ditentukan. Jokowi kembali menebar ancaman, bakal memecat petugas lapangan sampai menteri yang bertanggung jawab soal ini.