Mendag Jamin Harga Minyak Goreng Jelang Natal Tetap Normal
Mahalnya harga minyak goreng dikarenakan masalah pasokan.
Jelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), harga minyak goreng di beberapa daerah Indonesia, khususnya di wilayah timur, masih menunjukkan angka yang cukup tinggi. Namun, Menteri Perdagangan Budi Santoso menyampaikan bahwa harga minyak goreng di sebagian besar wilayah, termasuk di kawasan barat Indonesia, harganya mulai normal.
"Jadi itu secara nasional, tetapi itu kebanyakan daerah timur yang harga tinggi, tetapi di barat normal semua. Kemarin saya ke Kelaten, Jogja, normal semua, enggak ada masalah," kata Mendag Budi saat ditemui usai Pembukaan Sosialisasi Permendag No.27 Tahun 2024 tentang kebijakan perdagangan Antarpulau, di Jakarta, Selasa (26/11).
- Siap-Siap, Harga Beras Hingga Minyak Goreng Bakal Diskon 70 Persen Mulai 22 Desember
- Jelang Libur Natal dan tahun Baru, Harga Minyak Goreng Meroket
- Info Terbaru: Harga Minyak Goreng MinyaKita Naik Pekan Depan
- Harga Minyakita Diusulkan Naik Rp1.500 Per Liter, Mendag: Masih Lebih Murah dari Minyak Goreng Premium
Kendati demikian, Pemerintah akan terus memantau dan berupaya menstabilkan harga, dengan fokus pada daerah-daerah yang masih mengalami lonjakan harga, seperti di wilayah timur Indonesia.
"Tetapi begini, besok Kamis ya, besok Kamis rencananya kita kumpulkan produsen, distributor, ya untuk membantu agar menurunkan oleh pasokan-pasokan sehingga harga menjadi normal. Saya kira yang lainnya bagus, harganya tidak ada masalah. Mudah-mudahan sampai Nataru ini semua berjalan dengan baik," ujarnya.
Lebih lanjut, Mendag Budi juga menanggapi pernyataan dari Kantor Staf Presiden yang menyebut bahwa mahalnya harga minyak goreng dikarenakan masalah pasokan.
Menteri Perdagangan memastikan bahwa kebijakan seperti Domestic Market Obligation (DMO) sudah diterapkan dengan baik. Namun, ia juga menyadari perlunya pengawasan lebih lanjut terhadap distribusi dari produsen hingga ke pengecer.
"Ya kalau yang kayak DMO dan sebagainya kan sudah sesuai ini. Jadi itu bisa saja, makanya besok kita kumpulkan, misalnya apakah dari distribusinya bermasalah, dari distributor ke pengecer dan mereka sepakat untuk bersama-sama ya menstabilkan harga, jadi besok kita kumpulkan," pungkasnya.