Menengok Dampak Pandemi ke Industri Perfilman
Meskipun penonton secara langsung sulit didapat tahun lalu, penonton bioskop Amerika Serikat muncul untuk menonton film Disney. Kabarnya, meskipun Disney menang di loket tiket AS, total 2021 turun tajam dari level box office pra-pandemi.
Industri perfilman ambruk dihantam pandemi Covid-19. Berbagai pembatasan kegiatan sosial membuat sektor ini ikut terdampak. Saat keadaan kembali berangsur normal, industri film pun kembali menggeliat. Di situlah Disney menduduki puncak film box office.
Mengutip dari laman CNN, tahun 2021 Disney sebagai studio terbaik di Hollywood, Amerika Utara mencatatkan jumlah pangsa pasar sebesar 25 persen di box office. Capaian ini termasuk 10 film teratas di tahun tersebut. Setidaknya 3 dari 5 film menduduki peringkat teratas.
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Siapa yang menilai Ganjar paham industri kreatif? Anang yang merupakan anggota relawan ExtravaGanjar menilai yang disampaikan Ganjar sangat pas dengan aspirasi pelaku industri kreatif Indonesia.
-
Bagaimana pertumbuhan industri di Sidoarjo berkontribusi terhadap perekonomian daerah? Pertumbuhan industri di Sidoarjo telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian daerah dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.
-
Siapa yang berperan dalam mendorong inovasi dan industri berkelanjutan? Mendorong inovasi dan industri berkelanjutan dapat menciptakan peluang bisnis baru.
-
Bagaimana menurut Anang, Ganjar memimpin industri kreatif? “Dibutuhkan orang yang kuat untuk bisa meng-lead itu semua dengan baik. Dan itu disampaikan dengan lugas banget, disampaikan dengan tepat banget. Memang beliau sangat menguasai creative industy harus ke mana untuk ke depannya,” Anang Hermasyah
-
Mengapa industri tembakau dianggap vital bagi perekonomian Indonesia? Setidaknya dalam beberapa tahun terakhir, industri tembakau telah berkontribusi kepada penerimaan negara sebesar ratusan triliun rupiah setiap tahunnya.
Meskipun penonton secara langsung sulit didapat tahun lalu, penonton bioskop Amerika Serikat muncul untuk menonton film Disney. Kabarnya, meskipun Disney menang di loket tiket AS, total 2021 turun tajam dari level box office pra-pandemi.
The House of Mouse mengatakan telah meraih USD 2,9 miliar di box office global tahun lalu. Hal ini berkat sejumlah film yang hits seperti Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings, Black Widow dan Jungle Cruise.
Hampir USD 3 miliar di seluruh dunia merupakan total yang solid untuk semua hal yang dipertimbangkan. Namun masih kurang dari yang dibuat Disney di Amerika Utara saja pada tahun 2019, 2018 dan 2016.
Berdasarkn data Comscore (SCOR) di pasar dalam negeri, studio menghasilkan sekitar USD 1,1 miliar pada tahun 2021. Ini menempatkannya di No. 1 tepat di depan Sony (SNE), yang menghasilkan sekitar USD 1 miliar di Amerika Utara tahun lalu..
Dampak Pandemi
Penurunan box office Disney yang tajam bukanlah kejutan. Mengingat pandemi yang sedang berlangsung dan telah mengubah dinamika industri dan mendorong streaming ke garis depan. Meskipun penurunan Disney signifikan, membandingkan box office-nya saat ini dengan tingkat sebelum virus corona.
Bila dilihat secara grafik, trennya mirip dengan permainan roller coaster Space Mountain berkecepatan tinggi perusahaan dengan perjalanan perahu santai It's a Small World's. Dengan 2021 sekarang di belakangnya, Disney menantikan deretan film yang bisa menjadi hit besar pada 2022.
Beberapa film-film Marvel yang sangat dinanti-nantikan seperti Doctor Strange In The Multiverse of Madness, Thor: Love and Thunder dan sekuel Black Panther: Wakanda Forever.
Sementara itu, tahun ini Disney akan kembali merilis film-film non-superhero terkenal. Misalnya, Lightyear Pixar yakni Toy Story tercinta, dan film berikutnya dalam seri Avatar yang menguntungkan, Avatar 2.
(mdk/idr)