Menengok Potensi Perikanan di Kawasan Maluku
Kawasan Provinsi Maluku memiliki potensi sektor perikanan cukup baik. Di mana sumber potensi ikan di kawasan tersebut mencapai 4,66 juta ton per tahun. Angka ini sekitar 37 persen dari total 12,5 juta potensi ikan ada di Indonesia.
Kawasan Provinsi Maluku memiliki potensi sektor perikanan cukup baik. Di mana sumber potensi ikan di kawasan tersebut mencapai 4,66 juta ton per tahun. Angka ini sekitar 37 persen dari total 12,5 juta potensi ikan ada di Indonesia.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Maluku, Suryadi Sabirin mengatakan, besarnya potensi perikanan ada di Maluku ini didorong oleh tiga wilayah pengelolaan perikanan yang ada. Tiga wilayah perikanan ini juga turut mendorong nilai ekspor berada diurutan 13, dari 34 provinsi ada di Indonesia.
-
Kapan harga bahan pangan di Jakarta terpantau naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Siapa yang memulai usaha peternakan di Jakarta Selatan? Hidup di perkotaan padat seperti Jakarta, hampir mustahil rasanya merintis usaha peternakan. Namun, hal yang tidak mungkin itu justru bisa dimentahkan oleh Abdul Latif.Dilansir dari akun youtube Naik Kelas, pria Betawi ini memilih usaha penggemukan atau peternakan sapi di Jalan Palem 2, Petukangan Utara, Jakarta Selatan.
-
Apa julukan internasional Jakarta? Istilah ini agaknya masih asing di telinga masyarakat Indonesia, terlebih bagi warga Jakarta itu sendiri. Padahal, kepopulerannya sudah lama melekat di kalangan internasional. Menariknya, sematan kata “The Big Durian” membuatnya sering disamakan dengan Kota New York di Amerika.
"Sebanyak 37 persen sumber daya ikan yang ada di Indonesia ada di kawasan Maluku. Masih cukup untuk potensi ini digarap dan kita tawarkan kepada pihak asing," kata dia dalam acara Indonesia Investmen Webinar Forum (IIWF), Rabu (8/9).
Dia mengatakan, dari 37 persen potensi perikanan tersebut yang diperbolehkan ditangkap sekitar 3,73 juta ton per tahun. Di mana penangkapan dilakukan berdasarkan peraturan Kementerian Kelautan dan Perikanan yang baru.
Sementara dari 3,73 juta ton per tahun itu yang baru bisa diproduksi hanya sekitar 543 ribu ton saja. Artinya dari potensi yang bisa diambil 3,73 juta ton baru ditangkap hanya 14,45 persen saja.
"Itulah salah satunya kenapa pemerintah pusat mengambil kebijakan bahwasanya Maluku dijadikan lumbung ikan nasional dan dimasukan juga di Kemenhub akan dibangun new port sebagai wilayah untuk ekspor langsung direct dari Maluku ke mancanegara," jelas dia.
Suryadi menambahkan, potensi perikanan budidaya di wilayah Maluku juga tidak kalah penting. Di mana potensi sumber daya untuk budidaya luas lahannya 183 ribu hektar. Sementara yang baru dimanfaatkan sekitar 7.544 hektar dan produksinya baru mencapai sekitar 200 ribu ton.
"Artinya apa di situ di samping tangkap kita juga menawarkan nantinya untuk budidaya di sektor perikanan tersebut," kata dia.
Saranan dan Prasarana Pendukung
Besarnya potensi perikanan dan budidaya di Maluku tidak terlepas daripada sarana dan prasarana pendukung di wilayah tersebut. Adapun saat ini sudah ada sebanyak 13 pelabuhan perikanan.
Rinciannya adalah 3 unit pelabuhan perikanan nasional, kemudian 7 unit adalah pelabuhan pangkalan pendaratan ikan dan 3 unitnya adalah pelabuhan perikanan pantai.
"Dan ini masih potensi untuk digarap oleh sektor swasta yang mana masih banyak kekurangan-kekurangan infrastruktur yang ada di kawasan tersebut," jelasnya.
Kemudian eksisting dari kondisi pendukung sarana lainnya seperti adanya cold storage, pabrik es, dan juga unit pengolahan ikan. Di mana cold storage saat ini baru sekitar 105 unit dengan kapasitasnya sekitar 15.000 ton, kemudian pabrik es baru 7 unit dengan kapasitas 73 ton, dan juga unit pengelolaan baru 59 unit dengan luas kawasan yang cukup luas.
Pendukung sarana lainnya adalah kondisi listrik. Berdasarkan datanya hampir 85 persen listrik sudah menjangkau seluruh wilayah dengan kondisi listrik yang cukup baik. Hal ini diharapan mendorong investor ke Maluku.
(mdk/azz)