Mengenal Pulau Makian di Maluku, Jadi Produsen Cengkeh Terbaik di Kepulauan Rempah
Pulau Makian punya pelabuhan terbaik di Maluku. Perdagangan komoditas rempah begitu menjamur di sana.
Pulau Makian punya pelabuhan terbaik di Maluku.
Mengenal Pulau Makian di Maluku, Jadi Produsen Cengkeh Terbaik di Kepulauan Rempah
Pada zaman penjajahan Belanda, Kepulauan Maluku merupakan penghasil rempah kelas wahid. Perdagangan komoditas rempah begitu menjamur di sana.
Kapal-kapal dari berbagai negara berdatangan seperti Arab, Cina, maupun Eropa. Salah satu kepulauan dengan hasil rempah cengkeh terbaik adalah Pulau Makian.
-
Apa komoditas utama di Maluku Utara? Sekda Halmahera Utara Erasmus J. Papilaya menyebutkan bahwa pala merupakan komoditas unggul di daerahnya, salah satunya adalah pala Dukono yang ukurannya lebih besar dibandingkan pala jenis lainnya.
-
Apa yang menjadi komoditas utama perdagangan di Pulau Cingkuak? Melansir dari situs jalurrempah.kemdikbud.go.id, tahun 1663 sebuah Loji yang berada di Pulau Cingkuak sudah hampir selesai dibangun dan meminta VOC untuk memberi izin melanjutkan perdagangan emas dan lada dari pulau tersebut.
-
Dimana letak Pulau Masakambing? Pulau Masakambing terletak di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
-
Bagaimana pala dibudidayakan di Maluku Utara? Dahulu pala dibudidayakan oleh perusahaan-perusahaan besar, sedangkan sekarang pala dibudidayakan oleh warga secara mandiri.
-
Kenapa Pulau Selayar penting dalam perdagangan rempah? Sejak kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara, Pulau Selayar menjadi salah satu wilayah yang menjadi titik penting perdagangan rempah-rempah di wilayah Timur.
-
Apa kekayaan utama Kutai Timur di Pulau Miang? 'Pulau Miang adalah salah satu wisata unggulan di Kutim. Kekayaan laut di Pulau Miang menjadi salah satu penyumbang A Magic Land Kutai Timur,' kata ardiansyah.
Salah satu sumber penting tentang sejarah Bacan dan Kerajaan Maluku, yakni Hikayat Bacan yang dipublikasikan pada tahun 1923 oleh W. Ph. Coolhas. Disebutkan beberapa pulau yang menjadi satu jalur perniagaan di Semenanjung Maluku bagian utara, di antaranya Pulau Ternate, Tidore, Moti, Makian, dan Bacan.
Dari lima pulau yang disebutkan di atas, Pulau Makian merupakan produsen cengkeh terbesar dari seluruh kepulauan rempah-rempah.
Produksi puting cengkeh dari Pulau Makian ini berkisar 1.500-1.600 bahar per tahun. Sejarawan Belanda yang menulis soal sejarah Maluku, Meilink-Roelofsz, juga menyebut bahwa Pulau Makian punya pelabuhan terbaik di Maluku.
Dalam rute perniagaan jalur rempah, pedagang asal Banda sering kali berlabuh di Makian untuk mendapatkan cengkeh untuk dibawa menuju Hitu atau Ambon.
Di sanalah tempat pertemuan para pedagang asing yang pergi dengan menggunakan kapal jung. Cengkeh dari pulau-pulau tersebut juga diangkut dari sana.
Dalam rute perniagaan dan Jalur Rempah, pedagang Banda sering kali berlabuh di Makian untuk mendapatkan cengkeh untuk selanjutnya dibawa menuju Hitu atau Ambon.
Di sanalah tempat pertemuan para pedagang asing yang pergi dengan kapal Jung. Cengkeh dari pulau-pulau lain juga diperoleh dari sana.
Jejak peninggalan Jalur Rempah di Pulau Makian juga bisa dilihat dari berdirinya benteng peninggalan Belanda yaitu Benteng Mauritius. Benteng ini dibangun pada tahun 1612 oleh Pieter Both, Gubernur Jenderal pertama VOC (1609-1614).
Mengutip situs Kemdikbud.go.id, benteng yang terletak di dekat Desa Ngofakiaha di pantai barat laut Makian dianggap sangat strategis karena berada di atas bukit sebelah kanan desa, sehingga dapat memudahkan pemantauan ke arah laut.
Sayangnya lokasi benteng dianggap kurang cocok untuk menyimpan barang-barang dagang dalam skala besar. Hal ini membuat Gubernur Maluku Jacques Lefebvre (1625-1629) mendirikan Zeeburg, yaitu sebuah bangunan di dekat pantai yang difungsikan sebagai tempat tinggal sekaligus gudang.
Selain jejak kejayaan rempahnya, Pulau Makian juga dikenal dengan Gunung Api Kie Besi atau Wakiong yang berbahaya. Dalam catatan sejarah, gunung api dengan tinggi 1.300 mdpl itu menjadi penyebab gelombang yang menyebab 6.000 orang keluar dari pulau.