Menko Airlangga Klaim Inflasi Dampak Perang Rusia-Ukraina Belum Terlihat di Indonesia
Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto menilai, ketegangan politik luar negeri antara Rusia dan Ukraina tak langsung berdampak pada kenaikan inflasi dalam negeri. Sebab, ada jeda yang lama untuk memengaruhi Indonesia.
Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto menilai, ketegangan politik luar negeri antara Rusia dan Ukraina tak langsung berdampak pada kenaikan inflasi dalam negeri. Sebab, ada jeda yang lama untuk memengaruhi Indonesia.
"Ini masih belum berimbas karena transmisinya (lambat)," kata Menko Airlangga di Pasar Tomang Barat, Jakarta Barat, Kamis (24/3).
-
Kapan inflasi terjadi? Inflasi terjadi ketika harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan yang terus-menerus dalam suatu periode waktu tertentu hingga mengurangi daya beli uang.
-
Apa yang dibahas dalam pertemuan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gam Ki Yong? Pertemuan keduanya terkait implementasi Program Tech:X, peningkatan kemudahan mobilitas bagi investor dari Singapura, pengembangan Pelabuhan Kendal, penguatan konektivitas udara, kerja sama agribisnis, dan kerja sama pariwisata.
-
Apa itu inflasi? Sekadar informasi, inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa, yang berdampak pada biaya hidup.
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Bagaimana Menko Airlangga Hartarto berencana memperkuat kerja sama ekonomi di KTT G20? “Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
-
Bagaimana inflasi mempengaruhi nilai investasi? “Inflasi juga dapat memengaruhi nilai tukar. Negara-negara dengan tingkat inflasi rendah biasanya mengalami apresiasi nilai mata uang dibandingkan negara-negara dengan inflasi yang lebih tinggi,” ujar Kar Yong Ang.
Dia menjelaskan tingkat inflasi Indonesia saat ini diperkirakan masih rendah. Tercermin dari hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Februari yang masih mengalami deflasi.
Padahal, invasi yang dilakukan di Rusia terjadi di pertengahan Februari. Namun tidak memengaruhi inflasi di Tanah Air.
"Bulan Februari kita masih rendah bahkan deflasi," kata dia.
Menko Airlangga memperkirakan tingkat inflasi di Maret akan mengalami sedikit kenaikan. Mengingat tingkat konsumsi masyarakat meningkat menjelang bulan Ramadan.
"Kita lihat di bulan Maret, terutama menjelang bulan Ramadan," kata Menko Airlangga.
Jokowi: Waspada Harga Pangan dan Inflasi Meroket Akibat Perang Rusia-Ukraina
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mewaspadai ketidakpastian global yang diakibatkan revolusi industri 4.0 hingga perang antara Rusia dan Ukraina. Situasi ini berpotensi menyebabkan kenaikan harga pangan hingga pembengkakan inflasi.
Jokowi lantas menyoroti kelangkaan pangan yang muncul di luar dugaan. Situasi ini sudah terjadi di beberapa negara, sehingga mengakibatkan terjadinya food rise.
"Harganya semuanya naik. Beberapa negara besar juga mengalami, beberapa negara sudah di atas 30 persen. Hati-hati dengan ini yang namanya urusan pangan," tegas Jokowi saat Rapat Pimpinan TNI-Polri 2022, Selasa (1/3).
Sorotan berikutnya diberikan untuk tren inflasi negara dunia. Dalam hal ini, Jokowi menyinggung angka inflasi di Amerika Serikat yang selama ini tidak pernah lebih dari 1 persen.
"Sekarang sudah di atas 7 persen. Di beberapa negara ada yang sudah di atas 50 persen, di atas 30 persen," ungkap dia.
Jokowi pun tak ingin negara abai atas fenomena tersebut. Sebab, itu otomatis bakal mengerek harga di luar jangkauan masyarakat.
"Apa yang terjadi kalau inflasi naik? Artinya semua harga naik. Artinya apa? beban masyarakat dalam keinginan untuk membeli barang juga semakin naik tinggi. Di semua negara sekarang seperti itu. Hati-hati," serunya.
"Jangan dianggap enteng hal-hal seperti itu? Artinya apa? Masyarakat yang ingin membeli barang harus membayar dengan harga yang lebih tinggi," ujar Jokowi.
(mdk/bim)