Menko Darmin Ungkap Alasan Pembangunan Kilang RI Tertinggal
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengungkapkan penyebab ketertinggalan pembangunan infrastruktur RI di bidang minyak dan gas (migas). Menurutnya, ada beberapa pihak yang tidak senang dan menyarankan agar Indonesia menjadi importir minyak.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengungkapkan penyebab ketertinggalan pembangunan infrastruktur RI di bidang minyak dan gas (migas). Menurutnya, ada beberapa pihak yang tidak senang dan menyarankan agar Indonesia menjadi importir minyak.
"Menarik adalah pada waktu kita masih surplus minyak kita tidak membangun kilang dan petrokimia sebagai pondasi. Kenapa sebetulnya jawabannya sederhana ada banyak kepentingan yang lebih baik kita mengimpor saja," kata Menko Darmin saat menjadi pembicara di acara Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan, di Jakarta, Selasa (12/3).
-
Kapan Hari Brimob diperingati? Bangsa Indonesia memperingati Hari Brimob setiap tanggal 14 November.
-
Kapan Hasjim Ning lahir? Lahir pada 22 Agustus 1916, Hasjim memang dikenal sebagai pengusaha dengan julukan Raja Mobil Indonesia.
-
Kapan Harun Kabir meninggal? Tanggal 13 November 1947, jadi hari terakhir Harun Kabir dalam menentang kekuasaan Belanda yang kembali datang ke Indonesia.
-
Kenapa NISN penting? Nomor tersebut menjadi pembeda antara satu siswa dengan siswa lainnya di seluruh sekolah Indonesia maupun Sekolah Indonesia di Luar Negeri.
-
Di mana Harun Kabir ditembak? Tanggal 13 November 1947, jadi hari terakhir Harun Kabir dalam menentang kekuasaan Belanda yang kembali datang ke Indonesia. Sekitar pukul 04.00 WIB subuh, satu pleton pasukan Belanda tiba-tiba mengepung kediamannya di wilayah pelosok Cianjur.
-
Kapan Djamaluddin Adinegoro lahir? Gunakan Nama Samaran Djamaluddin Adinegoro lahir di Talawi, sebuah kecamatan di Sawahlunto, Sumatra Barat pada 14 Agustus 1904.
Namun setalah tahun 2005 hingga 2007 pemerintah baru menyadari produksi minyak dalam negeri tidak lagi surplus justru melainkan mengalami defisit. Sehingga, pemerintah merasa ketar-ketir dan segera menarik investasi dari beberapa negara produsen minyak terbesar di dunia.
"Minyak defisit baru kita mulai sibuk mau bikin petrokimia. Akhirnya terbatas yang diundang yang punya minyak, Rusia di Tuban dan Arab Saudi di Cilacap," imbuhnya.
Seperti diketahui, Pemerintah Indonesia bersama Arab Saudi sepakat akan mempercepat pembangunan pembangunan salah satu kilang minyak di Cilacap. Kilang tersebut ada bentuk kerja sama investasi antara kedua belah negara.
"Kita kan sudah ada perjanjian untuk membangun kilang minyak di Cilacap, investasinya cukup besar sekitar USD 6 miliar, mereka minta dipercepat untuk dimulainya," kata Wapres JK beberapa waktu lalu.
Wapres JK juga mengakui adanya beberapa faktor terhambatnya pembangunan kilang tersebut. Salah satunya yaitu Indonesia belum menyiapkan kebutuhan lahan yang memadai. "Kita harus mengakui terhambatnya itu ada di pihak kita yang belum menyelesaikan masalah lahan, untuk itu mereka minta dipercepat," kata Wapres JK.
Wapres JK juga berharap dengan adanya kilang minyak tersebut Indonesia dapat memiliki penyimpanan minyak yang besar agar bisa mengurangi impor. "Semoga kita bisa mengurangi impor minyak," ungkap Wapres JK.
Baca juga:
Pertamina: Kebakaran Dekat Kilang Balongan Tak Ganggu Operasional
Area Pertamina EP Balongan Dilalap Api, Pasokan Minyak Dipastikan Aman
Penjelasan Pertamina Terkait Kebakaran Dekat Kilang Balongan
Kilang Plaju Pertamina Produksi Biosolar
Green Energy Kilang Plaju Hemat Rp 2,3 T Per Tahun & Kurangi Impor Minyak
Pembangunan Kilang Baru Era Jokowi Dianggap Nihil