Menko Luhut: Cadangan Nikel Melimpah, Indonesia Punya Posisi Tawar Kuat
Atas potensi itu, pemerintah Indonesia pun tengah mendorong investasi pada hilirisasi produk turunan nikel untuk memproduksi baterai kendaraan listrik.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan menyebut bahwa Indonesia mempunyai posisi tawar (bargaining position) yang kuat karena menjadi salah satu produsen nikel terbesar dunia.
Atas potensi itu, pemerintah Indonesia pun tengah mendorong investasi pada hilirisasi produk turunan nikel untuk memproduksi baterai kendaraan listrik.
-
Siapa yang terlibat dalam Ngarak Panganten? Mereka diarak keliling kampung menggunakan becak, kuda, hingga berjalan kaki bersama anggota keluarga besar.
-
Kapan Hasjim Ning lahir? Lahir pada 22 Agustus 1916, Hasjim memang dikenal sebagai pengusaha dengan julukan Raja Mobil Indonesia.
-
Di mana letak Gurun Namib? Gurun ini membentang sekitar 1.600 km di sepanjang pantai barat Afrika di antara tiga negara, di beberapa tempat yang paling kering, tenang, dan tidak ramah lingkungan di Bumi.
-
Kapan Tanuja lahir? Di usia 81 tahun, Tanuja masih menunjukkan kesehatan yang luar biasa.
-
Kapan Patung Shigir ditemukan? Patung Shigir ditemukan pada Januari 1890 di wilayah Sverdlovsk, di pinggiran barat Siberia, Rusia.
-
Kapan Jalur Lingkar Barat Purwakarta dibangun? Sebelum dibangun jalan lingkar pada 2013, Kecamatan Sukasari yang berada paling ujung di Kabupaten Purwakarta aksesnya tidak layak.
"Dengan ini (potensi Nikel) yang besar kita lihat bahwa Indonesia punya bargaining position yang kuat," kata Luhut dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (17/6).
Menurut dia, dengan posisi tawar yang kuat itu, Indonesia memiliki hak untuk berkembang dan bekerja sama yang saling menguntungkan. Luhut menyebutkan bahwa pada tahun 2025, Indonesia diproyeksikan memasok 50 persen pasokan nikel dunia, dibandingkan dengan 28 persen pada tahun 2020.
"Produksi nikel Indonesia akan meningkat dengan adanya smelter High Pressure Acid Leaching (HPAL) yang akan mulai beroperasi pada 2021 yang akan menghasilkan Mix Hydroxide Precipitate (MHP)," katanya.
Selain nikel, Luhut juga menyinggung soal investasi hilirisasi bauksit. Dia menyebutkan beberapa kawasan industri yang mengembangkan produk turunan nikel dan bauksit. Ke tujuh kawasan tersebut di antaranya kawasan Galang Batang dengan nilai total investasi sebesar USD 2,5 miliar (target operasi tahun 2021); kawasan industri Morowali Utara dengan nilai total investasi sebesar USD 4,19 miliar (target operasi pada kuartal keempat tahun 2021); dan kawasan industri Tanah Kuning dengan nilai total investasi yang akan dikucurkan secara bertahap sebesar USD 60 miliar (target operasi tahun 2022).
Investasi di Marowali Industrial Park
Selain kawasan-kawasan itu, menteri juga menyebutkan nilai investasi di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) dan Indonesia Weda Bay Industrial Park yang masing-masing sebesar 10 miliar dolar AS. Dengan membangun kawasan industri yang terintegrasi, menurut dia, ongkos produksi akan menjadi semakin murah.
"In the end, cost (Pada akhirnya, biaya) kita jadi sangat murah, otomatis harga jual nikel olahan kita jadi bersaing sehingga China menerapkan kebijakan dumping ke Indonesia," jelasnya.
Luhut menambahkan, pemerintah saat ini fokus pada lima hal, yakni hilirisasi sumber daya alam (SDA), pengembangan baterai lithium, sektor kesehatan, infrastruktur konektivitas maritim dan penurunan emisi karbon.
(mdk/idr)