Mentan sebut ada pihak bermain harga beras demi keuntungan pribadi
"Mereka itu hanya mau ambil keuntungan saja di saat masyarakat membeli beras dengan harga tinggi," kata Amran.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menuding ada pihak yang memainkan harga beras dengan tujuan ingin mendapat keuntungan sebesar-besarnya tetapi tidak dengan cara yang benar, malah merugikan masyarakat.
"Para pihak itu adalah pedagang perantara atau middle men yang selalu mencari kesempatan menyimpan dan melepas beras ke pasar di saat situasi perberasan sedang sulit," ungkap Amran usai melakukan panen raya padi serentak di tujuh provinsi di Cilacap, Jawa Tengah, Senin (29/2).
-
Bagaimana bentuk Meron? Meron terbuat dari kayu, dengan ukiran khusus seperti untaian bunga, susunan daun, hingga motif khas Tiongkok yang legendaris.
-
Kenapa Mentilin terancam punah? Habitatnya yang berada di hutan belantara ini semakin hari semakin tergerus oleh ulah manusia. Bangka Belitung sangat terkenal dengan tambang timahnya yang melimpah. Perusahaan besar pun banyak yang membabat habis rumah asli Mentilin. Seiring berjalannya waktu, populasi Mentilin pun semakin menurun dan kini sudah terancam punah.
-
Apa itu Berondong Gabah Ketan? Berondong Gabah Ketan merupakan salah satu camilan yang terkenal pada era 80-an.
-
Kenapa materai penting? Penggunaan meterai memberikan kekuatan hukum pada dokumen dan menjadikannya sah di mata hukum. Selain itu, materai membantu mencegah pemalsuan atau penyalahgunaan dokumen dengan memastikan bahwa dokumen tersebut telah melalui proses administrasi yang benar.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Apa yang membuat beras ketan lengket? Beras ketan berbeda dengan beras biasa. Teksturnya yang cenderung lebih lengket membuatnya sering diolah menjadi berbagai hidangan, terutama camilan dan jajanan tradisional di Indonesia.
Amran memaparkan, para pedagang perantara itu tak memiliki niat baik dalam upaya menstabilkan harga beras, karena hanya mau melepas di saat harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan.
"Tapi di saat harga beras stabil dalam posisi tak terlalu tinggi, mereka justru melepas ke pasar," kata Amran.
Amran mempertanyakan niat baik mereka dalam menjaga kebutuhan beras serta harga dalam posisi tak terlalu tinggi.
"Mereka itu hanya mau ambil keuntungan saja di saat masyarakat membeli beras dengan harga tinggi. Hal ini mengakibatkan stok beras di pasar melimpah. Harga beras minggu pertama Februari Rp 13.344 per kilogram dan di minggu kedua turun menjadi Rp 7.500-Rp 10.000 per kilogram," katanya seperti dikutip Antara.
Amran menegaskan, dirinya tidak akan menyerah menghadapi para middle men dan mafia pangan yang selama ini justru merusak tatanan pertanian.
"Kita ubah pola tanam sehingga tak ada lahan tidur, karena begitu panen selesai dimulai lagi musim tanam. Ini mengakibatkan produksi padi akan berlanjut terus sehingga tak ada kelangkaan beras," pungkasnya.
(mdk/cob)