Menteri Arifin: Emisi Karbon Jakarta Tertinggi di Asia Tenggara
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, mengatakan sudah saatnya Indonesia mengembangkan energi terbarukan, untuk memperbaiki lingkungan hidup. Dia mencontohkan seperti di kota Jakarta, di mana kadar emisi karbonnya sudah di atas 40 persen.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, mengatakan sudah saatnya Indonesia mengembangkan energi terbarukan, untuk memperbaiki lingkungan hidup. Dia mencontohkan seperti di kota Jakarta, di mana kadar emisi karbonnya sudah di atas 40 persen.
Maka dari itu, penggalakan energi terbarukan mutlak diperlukan di Jakarta guna menekan tingkat emisi. "Di ASEAN, Jakarta paling tinggi (emisi karbon). Maka dari itu memang energi dari matahari betul-betul kita galakkan dan intensifkan," ujarnya dalam acara Jakarta Energy Forum 2020 dengan tema 'The Future of Energy', di The Tribrata Darmawangsa, Jakarta, Senin (2/3).
-
Siapa Teuku Nyak Arif? Teuku Nyak Arif, sosok pejuang dan gubernur pertama Aceh. Saat kolonialisme menguasai tanah Aceh, muncul orang-orang yang ingin melawan dan mengusir Belanda dengan berbagai cara. Hingga pada titik dikumandangkannya kemerdekaan, tubuh pemerintahan tiap daerah di Indonesia masih dalam keadaan pincang.Salah satu putra Aceh yang jasanya patut dikenang dan diingat oleh masyarakat sampai saat ini adalah Teuku Nyak Arif.
-
Siapa yang diwisuda baru-baru ini? Kebahagiaan kini tengah dirasakan komedian Komeng. Pasalnya anak kembarnya, Ganteng Maritza Aldi dan Bagus Athallah telah lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA).
-
Siapa Pratama Arhan? Lemparannya Nyaris Jadi Goal, Simak Deretan Fakta Pratama Arhan Siapa Pratama Arhan? Lemparan dalam nyaris jadi goal Pertandingan Indonesia vs Argentina yang digelar kemarin (19/6) membawa nama Pratama Arhan jadi sorotan.
-
Siapa yang baru saja diterima di Taruna Nusantara? Acha, yang kini telah memasuki jenjang pendidikan SMA, ternyata diterima di Taruna Nusantara.
-
Kapan puasa Arafah jatuh? Puasa Arafah dilaksanakan pada hari ke-9 bulan Dzulhijjah, sehari sebelum Idul Adha.
-
Kapan Harun Kabir meninggal? Tanggal 13 November 1947, jadi hari terakhir Harun Kabir dalam menentang kekuasaan Belanda yang kembali datang ke Indonesia.
"Kita mempunyai lapangan bagaimana ini atap-atap rumah, atap gudang bisa dipasang panel-panel untuk ke depannya," tambahnya.
Menurut dia, penggunaan atap surya juga bermanfaat memotong biaya listrik 15 persen hingga 20 persen. Selain itu, Menteri Arifin juga mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi tenaga bio, yang bisa digunakan sebagai peluang mengembangkan energi terbarukan.
"Kita punya potensi tenaga bio, ini adalah satu preventif untuk kita kalau kita ingin memanfaatkan, jadi prospek untuk bisa berkecimpung di energi terbarukan ini bisa akan sangat terbuka lebar, tergantung bagaimana kita bisa mencermati," ujarnya.
Dia menambahkan, dengan pengembangan energi terbarukan, turut bisa membantu masyarakat yang tinggal di daerah, supaya bisa mendapatkan energi khususnya listrik yang digunakan untuk mendukung kecerdasan nasional. "Masyarakat yang tertinggal bisa memiliki energi khususnya penerangan, yang bisa mendorong anak-anaknya bisa belajar dan lebih cerdas," ujarnya.
Potensi Investasi Energi Baru Terbarukan USD 25 Miliar
Sementara, untuk pengembangan sektor energi terbarukan, dia menyebutkan pada 2024 hingga 2025 terdapat peluang investasi hampir USD 25 miliar. Yang mana sangat menjanjikan untuk dimanfaatkan dan dikembangkan.
"Kita juga punya potensi-potensi baru lahan-lahan tambang, yang sudah tidak berproduksi itu bisa dimanfaatkan, satu lagi yang menjadi pemikiran bersama, bagaimana kita bisa menyimpan energi. Untuk ke depannya pengetahuan, dan inovasi kita untuk energi listrik sangat penting, kita memiliki bahan-bahannya, tinggal mengembangkan saja," jelasnya.
Menteri Arifin mendukung segala program inovasi ketahanan energi nasional, supaya Indonesia menjadi negara mandiri energi. Berbagai inovasi energi bertujuan memotong volume impor dan biaya logistik energi.
"Kita harapkan apabila program ini berjalan, kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) kita di desa-desa bisa direspon oleh masyarakat yang ada di desa-desa yang memiliki pohon-pohon dan kebun-kebun bio. Kita bisa bikin SPBU-SPBU kecil," kata Menteri Arifin.
Reporter: Pipit Ika Ramadhani
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)