Menteri era Gus Dur cerita kisah Soeharto bikin asing khawatir
Dia juga menceritakan penolakan Indonesia terhadap rencana tarif murah Qantas Airways.
Banyak versi yang menceritakan kedigdayaan Indonesia di mata negara lain, ketika dipimpin Presiden Soekarno atau di era kepemimpinan Soeharto. Salah satunya diceritakan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia pada Kabinet Persatuan Nasional, Sarwono Kusumaatmadja.
Dia menceritakan betapa pentingnya keberadaan Indonesia dalam perekonomian dunia. Banyak negara yang diklaim bergantung pada Indonesia.
-
Bagaimana kondisi ekonomi Indonesia di era Soekarno? Dalam buku berjudul 'Jakarta 1950-1970', seorang dokter bernama Firman Lubis mengutarakan kondisi ekonomi Indonesia saat itu amat kacau. "Inflasi melangit dan menyebabkan nilai rupiah merosot tajam dalam waktu yang relatif singkat. Sebagai gambaran, ongkos naik bus umum yang pada tahun 1962 masih Rp1 berubah menjadi Rp1000 pada tahun 65,"
-
Bagaimana Presiden Soeharto membangun industri otomotif di Indonesia? Presiden Soeharto punya cara pandang baru membangun ekonomi Indonesia. Dengan kebijakan pro pada modal asing, Presiden Soeharto memilih industri otomotif sebagai salah satu pilar pembangunan ekonomi nasional.
-
Kapan Soeharto bertugas di Sulawesi Selatan? Soeharto dan keluarga BJ Habibie sudah saling kenal dan dekat sejak tahun 1950. Kala itu, Soeharto berdinas di Sulawesi Selatan dan kebetulan rumah BJ Habibie tepat di depan markasnya, Brigade Mataram.
-
Apa yang pernah dititipkan Soeharto kepada Sudjono Humardani? Ceritanya pada tahun 1967, Sudjono pernah diberi tugas oleh Soeharto untuk meminjam topeng Gadjah Mada yang disimpan di Pura Penopengan Belah Batu Bali.
-
Apa kata bijak Soeharto tentang korupsi? Di dunia ini tidak ada yang membenarkan korupsi. Tidak ada. Dalam pengertian yang sebenarnya, tidak akan ada yang membenarkan korupsi itu.
-
Kapan Soeharto mendapat gelar Jenderal Besar? Presiden Soeharto mendapat anugerah jenderal bintang lima menjelang HUT Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) ke-52, tanggal 5 Oktober 1997.
Sarwono menceritakan, di era Presiden Soeharto pernah ada rencana menutup Selat Lombok untuk dipakai latihan militer. Namun rencana ini dikhawatirkan negara lain lantaran Selat Lombok adalah jalur perdagangan.
"Ada suatu saat Pak Harto mengumumkan 'mohon maaf saya mau latihan militer di Selat Lombok dan akan saya tutup sementara'. Negara asing tidak bisa berbuat apa-apa, itu punya kita yang dilalui internasional pelayaran. Mereka (asing) langsung khawatir," ucap Sarwono dalam diskusi di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (29/9).
Bukan hanya itu, bukti lain Indonesia mempunyai kekuatan perekonomian dunia saat Qantas Airways membuka tiket penerbangan murah dari Australia ke Eropa. Saat itu Indonesia dan Singapura termasuk yang tidak bisa menerima rencana itu. Atas desakan direktur utama Garuda Indonesia saat itu, kata dia, Qantas akhirnya membatalkan rencana tersebut.
"Material udara waktu itu Qantas ingin memasang tarif murah penerbangan Australia - Eropa. Singapura dan Indonesia keberatan. Kemudian dirut Garuda ngomong, 'Pak, saya akan mengusulkan ke pemerintah agar hak lintas udara anda dicabut karena Anda punya tarif murah'. Yang ngomong cuma dirut Garuda, power full-nya Indonesia. Cukup disegani saja," tegasnya.
Berangkat dari dua kejadian itu, Sarwono mendukung penuh rencana Jokowi menjadikan Indonesia sebagai negara poros maritim dunia. Dia yakin Indonesia bisa bangkit dan disegani negara lain karena posisi yang strategis.
"Poros maritim menghidupkan semua kemampuan kita. Atas dasar itu kita bisa negosiasi," tutupnya.
(mdk/noe)