Menteri Saleh bujuk Siam Cement tambah investasi di Indonesia
"Kami minta produk derivatif mereka juga dapat dikembangkan di Indonesia."
Pemerintah membujuk Siam Cement, konglomerasi bisnis asal Thailand, mengembangkan produk kimia dan karet olahan di Indonesia. Mengingat, perusahaan kimia SCG tengah agresif ekspansi dan Thailanda merupakan produsen karet terbesar di dunia.
“Jadi, kami minta produk derivatif mereka juga dapat dikembangkan di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan domestik dan ekspor,” ujar Menteri Perindustrian Saleh Husin, dalam siaran pers, Sabtu (5/3).
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Siapa yang berperan dalam mendorong inovasi dan industri berkelanjutan? Mendorong inovasi dan industri berkelanjutan dapat menciptakan peluang bisnis baru.
-
Kapan inflasi penting untuk investor? “Inflasi juga dapat memengaruhi nilai tukar. Negara-negara dengan tingkat inflasi rendah biasanya mengalami apresiasi nilai mata uang dibandingkan negara-negara dengan inflasi yang lebih tinggi,” ujar Kar Yong Ang.
-
Bagaimana pertumbuhan industri di Sidoarjo berkontribusi terhadap perekonomian daerah? Pertumbuhan industri di Sidoarjo telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian daerah dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.
-
Bagaimana Kementerian Investasi meyakinkan investor tentang kelanjutan proyek IKN? “Saya tidak melihat dalam waktu yang singkat ini, itu berpengaruh (investasi di IKN),” kata Nurul dilansir Antara, Selasa (4/6).
-
Bagaimana inflasi mempengaruhi nilai investasi? “Inflasi juga dapat memengaruhi nilai tukar. Negara-negara dengan tingkat inflasi rendah biasanya mengalami apresiasi nilai mata uang dibandingkan negara-negara dengan inflasi yang lebih tinggi,” ujar Kar Yong Ang.
Kemarin, Menteri Husin menerima perwakilan SCG. Katanya, mereka tengah mempelajari potensi pasar di Indonesia.
"Selain meperkenalan Roongrote Rangsiyopash sebagai Presiden dan CEO SCG yang baru."
Dia menegaskan pemerintah terus membuka peluang ke investor asing untuk mengembangkan bisnis di Indonesia. Untuk itu, berbagai kebijakan guna menciptakan iklim usaha kondusif telah dikeluarkan.
Diantaranya, pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) untuk izin investasi yang hanya memakan waktu tiga jam.
Roongrote menyampaikan, SCG telah memiliki tiga bisnis utama. Yaitu, SCG Cement-Building Material yang memproduksi semen, beton, mortar, ubin keramik, atap keramik, dan papan semen.
Lalu, SCG Chemicals yang memproduksi olefin, vinyl chloride monomer, polyethylene, polypropylene, poly vinyl chloride, dan polystyrene. Dan, SCG Packaging yang memproduksi kemasan kertas dan kemasan makanan.
"Hingga saat ini SCG memiliki lebih dari 200 perusahaan dengan jumlah karyawan sebanyak 52.500 orang di seluruh dunia,” ungkapnya.
Sejak 2011-2012, SCG mulai ekspansi bisnis ke Indonesia. Itu meliputi 24 perusahaan dengan jumlah karyawan sebanyak 7.100 orang.
Sedangkan, nilai asset SCG di Indonesia mencapai Rp 17.167 triliun atau mendekati 50 persen dari total aset perusahaan di ASEAN.
(mdk/yud)