Menteri Susi: Harga BBM naik, kita bisa bikin 10 UI dan 10 UGM
Menteri Susi mengaku tidak bisa menerima jika dana sebesar Rp 300 triliun per tahun, habis untuk BBM.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti berharap Presiden Joko Widodo segera mematangkan rencana pemangkasan subsidi BBM melalui kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi. Susi mengaku tidak bisa terima jika anggaran sebesar Rp 300 triliun tiap tahun cuma habis menjadi asap kendaraan bermotor.
Dalam pandangannya, besarnya anggaran tersebut bisa dialokasikan dan dimanfaatkan untuk program lebih bermanfaat. Salah satunya ke sektor pendidikan dengan membangun sarana prasarana pendidikan.
-
Bagaimana Ilham diterima di UGM? Ilham berhasil diterima di UGM melalui jalur Seleksi Nasional Berdasar Prestasi (SNPB) 2023 di Prodi Hubungan Internasional.
-
Siapa yang berhasil kuliah di UGM lewat jalur SNBP? Kini ia berhasil menempuh pendidikan di Prodi Ilmu dan Industri Peternakan, Fakultas Peternakan UGM lewat jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP).
-
Kapan UGM diresmikan? Universitas Gadjah Mada (UGM) didirikan pada 19 Desember 1949 di Yogyakarta, Indonesia.
-
Kapan UTBK dilakukan? Setiap pelajar yang yang mendaftar jalur SNBT harus mengikuti UTBK untuk menentukan lolos atau tidak di PTN pilihannya.
-
Apa yang diluncurkan oleh Fakultas Teknik UGM? "Tentunya pesawat tanpa awak ini bisa diaplikasikan ke banyak hal. BPBD salah satunya yang akan memanfaatkannya karena pesawat ini bisa memantau bila telah terjadi bencana, misalnya gempa bumi," kata Dekat Fakultas Teknik UGM Prof. Selo pada Rabu (3/9).
-
Apa itu UTBK? UTBK adalah ujian atau tes yang bisa Anda ambil untuk masuk ke perguruan tinggi pilihan. UTBK adalah singkatan dari Ujian Tulis Berbasis Komputer, yang berarti Anda akan menggunakan perangkat komputer selama ujian, dan bukan dengan pensil serta lembar jawaban.
"Dari Rp 300 triliun itu kalau 100 triliunnya untuk pendidikan saja, akan ada 10 UI di Indonesia, dan akan ada 10 UGM di Indonesia," ucap Susi di Grand Hyatt, Jakarta, Jumat (7/11).
Pendiri maskapai penerbangan Susi Air ini mendukung rencana pemangkasan subsidi BBM dan pengalihannya ke sektor produktif seperti mengembangkan pendidikan di Indonesia.
"Sampai sekarang, its the same, one UI, one UGM, one ITB, jadi daripada Rp 300 triliun itu untuk BBM, mendingan untuk hal lain, pendidikan, universitas. Banyak hal yang bisa kita lakukan dari Rp 300 triliun," tegasnya.
Selama ini, esensi pemberian subsidi tidak benar-benar dijalankan karena masyarakat kecil yang jadi sasaran subsidi justru sama sekali tidak menerima. Masyarakat kelas menengah atas menjadi konsumen BBM subsidi untuk kegiatan tidak produktif.
"Saya bicara dengan nelayan, yang penting kepastian BBM-nya, kita lebih baik dapat alat tangkap dan lain-lain, karena kalau BBM itu bukan kita yang nikmatin.l
(mdk/noe)