Meski ekonomi lemah, belanja iklan justru cetak rekor Rp 24,2 T
Belanja iklan perusahaan rokok menempati posisi tertinggi.
Pertumbuhan belanja iklan di kuartal pertama 2016 mengalami peningkatan tertinggi dalam dua tahun terakhir. Total belanja iklan pada media televisi serta majalah, dan koran mencapai Rp 24,2 triliun dari sepuluh kategori produk iklan.
"Setelah sempat melemah sejak semester dua tahun 2014, optimisme pasar sekarang sudah kembali menguat. Hampir semua top kategori menunjukkan peningkatan dalam belanja iklan," kata Direktur Media Nielsen Indonesia, Hellen Katherina, kepada wartawan di Kantornya, Jakarta, Selasa (15/4).
Menurut Data Nielsen Advertising dari sisi produk iklan untuk periode Januari-Maret 2016 kategori rokok masih menempati urutan pertama. Lalu disusul dengan iklan pemerintahan dan organisasi politik.
Pada iklan rokok kretek memberikan kontribusi paling tinggi yaitu Rp 1,9 triliun. Posisi kedua Rp 1,8 triliun kontribusinya didorong oleh Kementerian Kesehatan dalam program memberantas polio.
"Urutan ketiga pada iklan produk perawatan rambut dengan belanja mencapai Rp 1,3 triliun," tutur Hellen.
Dari belanja iklan yang ada, media televisi mengalami pertumbuhan tertinggi pada periode Januari-Maret 2016 sekitar 33 persen. Media cetak menunjukkan angka yang lebih konstan. Di mana belanja iklan koran tumbuh satu persen dengan periode yang sama pada tahun lalu.
"Kita percaya memang kepercayaan ekonomi kembali meningkat semakin besar. Kalau tahun lalu bensin naik, budget pemerintah tidak keluar sehingga perputaran uang tidak biasanya," ujar Hellen.
Selain itu, sisa 10 besar belanja produk iklan lainnya ialah produk kopi dan teh Rp 1,1 triliun, makanan cepat saji Rp 1 triliun, perawatan wajah Rp 1 triliun, makanan ringan Rp 1 triliun, susu pertumbuhan Rp 900 miliar, pembersih dan pelembut pakaian Rp 800 miliar, jasa online Rp 700 miliar dan terakhir jasa provider telekomunikasi Rp 700 miliar.
Baca juga:
Tembakau dan sejarah kelam tanam paksa di Tanah Air
Tak melulu buruk, ini daftar keuntungan dari rokok
Lentera Anak: Indonesia, negara di Asia yang menunda aksesi FCTC
Lima negara dengan harga rokok termahal
5 Fakta unik di balik industri rokok dunia
Lindungi anak dari bahaya rokok, pemerintah diminta ratifikasi FCTC
BPS: Rokok salah satu barang konsumsi terbesar setelah makanan
-
Mengapa munculnya stasiun televisi swasta membawa dampak besar di industri pertelevisian Indonesia? Namun, dengan perkembangan teknologi dan tuntutan akan variasi program, masyarakat mulai menginginkan adanya pilihan yang lebih beragam. Hal ini mendorong lahirnya stasiun televisi swasta seperti RCTI, SCTV, ANTV, dan Indosiar.
-
Siapa yang diamanahkan untuk mengawasi produk dan iklan rokok yang beredar? Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan, Badan POM RI diamanahkan untuk mengawasi produk dan iklan rokok yang beredar.
-
Perubahan apa saja yang terjadi di Indonesia terkait budaya konsumsi? Budaya konsumsi juga semakin berkembang di Indonesia. Perubahan ini tercermin dalam gaya hidup konsumerisme, di mana konsumsi menjadi salah satu identitas sosial dan sumber kebahagiaan. Budaya ini membentuk pola konsumsi yang lebih individuistik dan materialistik.
-
Apa saja dampak yang bisa ditimbulkan oleh layanan OTT terhadap industri seluler di Indonesia? “Apa sih dampaknya? Kalau kita lihat dalam 5-7 tahun terakhir penurunan dari pendapatan sms. Kalo kita lihat secara global ancaman terhadap operator ini juga terjadi di seluruh dunia,” Sigit juga menambahkan terdapat setidaknya beberapa dampak yang akan dipengaruhi oleh ketidakadaan regulasi yang mengatur operasional OTT di Indonesia. Efek Gunting kehadiran OTT ini pada satu sisi menaikan traffic penggunaan pada penyedia layanan seluler di Indonesia. Akan tetapi, pada sisi lainnya meskipun traffic dari pengguna akan naik, pendapatan yang dihasilkan akan datar dan sama saja. Sebab, nilai yang masuk itu diterima oleh OTT, bukan penyedia layanan seluler.
-
Mengapa industri telekomunikasi di Indonesia terus berkembang? Pada tahun 2021, sektor informasi dan komunikasi menyumbang sekitar Rp 748,75 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
-
Apa yang mendorong pertumbuhan pesat industri game di Indonesia? Dengan semakin berkembangnya digitalisasi dan jumlah pemain game yang bertambah, serta dukungan dari ekosistem yang kuat, kedua industri ini diprediksi akan terus tumbuh dengan pesat.