Modal Asing Banjiri RI, Rupiah Menguat 6,29 Persen di November 2019
Perry mengatakan, nilai tukar Rupiah bergerak sesuai dengan mekanisme pasar dan konsisten mendukung penyesuaian sektor eksternal. Rupiah pada November 2018 menguat sebesar 6,29 persen secara point to point dibandingkan level bulan sebelumnya.
Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) menguat pada November 2018 dibanding bulan sebelumnya.
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyebutkan penguatan nilai tukar tersebut terutama dipengaruhi oleh aliran modal masuk atau inflow yang cukup besar.
-
Kenapa Bank Indonesia mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Bagaimana Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah tetap berjalan? Bank Indonesia pun memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan. Bahkan, Bank Indonesia sudah siap dengan skenario dalam penerapan redenominasi rupiah ini.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
"Rupiah menguat dibanding bulan sebelumnya dipengaruhi oleh aliran modal asing yang besar," kata Perry di kantornya, Kamis (20/12).
Perry mengatakan, nilai tukar Rupiah bergerak sesuai dengan mekanisme pasar dan konsisten mendukung penyesuaian sektor eksternal. Rupiah pada November 2018 menguat sebesar 6,29 persen secara point to point dibandingkan level bulan sebelumnya.
Dia menjelaskan, aliran masuk modal asing atau inflow yang cukup besar akibat dampak positif perekonomian domestik yang tetap kondusif dan eskalasi ketegangan hubungan dagang AS-China yang sempat mereda.
"Bentuknya apa? inflow dalam pembelian SBN (Surat Berharga Negara), sebagian juga saham termasuk juga penerbitan obligasi korporasi di global. Bulan November ada beberapa korporasi yang menerbitkan obligasi global," ungkapnya.
Akan tetapi, pada Desember 2018, Rupiah mendapat tekanan dipengaruhi kembali meningkatnya ketidakpastian global serta meningkatnya permintaan valuta asing musiman untuk kebutuhan akhir tahun
"Ke depan, Bank Indonesia terus mewaspadai risiko ketidakpastian pasar keuangan global dengan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai nilai fundamentalnya, dengan tetap mendorong berjalannya mekanisme pasar dan mendukung upaya-upaya pengembangan pasar keuangan," tutupnya.
Baca juga:
LIPI Prediksi Nilai Tukar Rupiah 2019 di 15.275 per USD, Ini Alasannya
Bank Mandiri Prediksi Nilai Tukar di 2019 Sebesar Rp 14.900 per USD
Rupiah Kembali Terperosok ke Level Rp 14.624 per USD
Alasan Presiden Jokowi Yakin Rupiah Akan Lanjutkan Penguatan
Suku Bunga Acuan Bank Indonesia Diprediksi Sentuh 7 Persen di 2019