Nilai Impor Indonesia Turun Jadi USD 14,23 Miliar di Mei 2021
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, penurunan impor mencapai 12,16 secara bulanan diakibatkan adanya penurunan impor non migas sebesar 14,16 persen.
Nilai impor Indonesia tercatat mengalami penurunan menjadi USD 14,23 miliar pada Mei 2021 dibanding bulan sebelumnya atau April 2021 yang mencapai USD 16,2 miliar.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, penurunan impor mencapai 12,16 secara bulanan diakibatkan adanya penurunan impor non migas sebesar 14,16 persen.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kenapa BSI fokus untuk memberikan kontribusi terhadap kemajuan ekonomi Indonesia? Direktur Kepatuhan & SDM BSI Tribuana Tunggadewi dalam acara tersebut mengatakan bahwa BSI sebagai bank syariah terbesar dan perusahaan milik pemerintah tentunya akan terus melakukan inovasi-inovasi kreatif untuk meningkatkan partisipasi perseroan dalam kemajuan ekonomi Indonesia. “Hal ini tentunya menjadi perhatian utama kami, bahwa sebagai perusahaan kami tidak hanya berbicara mengenai profit atau business only, tapi kami juga harus memberikan manfaat yang nyata kepada masyarakat,” kata Dewi.
-
Apa tugas utama dari BPS? Tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
"Sementara itu, impor migas tercatat masih naik 1,9 persen," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers, Selasa (15/6).
Secara tahunan, impor melonjak hingga 66,68 persen. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan impor migas hingga 213,6 persen dan non migas 56,4 persen secara tahunan.
Nilai impor bulan ini terdiri atas impor konsumsi sebesar USD 1,4 miliar, bahan baku/penolong sebesar USD 10,94 miliar, dan barang modal sebesar USD 1,89 miliar.
Dilihat dari sisi penggunaan barang, impor bahan baku/penolong berkontribusi 76,88 persen, sementara impor barang modal 13,25 persen dan konsumsi 9.87 persen.
"Peningkatan impor yang terbesar terjadi pada HS 26 yaitu bijih, terak, dan abu logam sebesar USD 140 juta. Kemudian untuk buah-buahan HS 03 sebesar USD 14,5 juta," ujarnya.
Sementara, penurunan impor terbesar terjadi pada mesin dan perlengkapan elektrik sebesar (HS 85) USD 422,1 juta, diikuti plastik dan barang dari plastik (HS 39) sebesar USD 183,3 juta, mesin dan peralatan mekanis (HS 84) sebesar USD 150,8 juta, logam mulia, perhiasan/permata (HS 71) sebesar USD 149,3 juta dan gula dan kembang gula (HS 18) sebesar USD 117,2 juta.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Pesanan Alkes Impor Capai Rp12,5 Triliun, Produk Dalam Negeri Hanya Rp2,9 Triliun
BPS: Neraca Perdagangan Indonesia Surplus USD 2,36 Miliar di Mei 2021
Data BPS: Ekspor Indonesia Turun 10,25 Persen di Mei 2021
Jaksa Agung Siap Usut Skandal Impor Emas Senilai Rp47,1 Triliun
Ketua Kadin: Kontribusi UMKM ke Produk Ekspor RI Masih Rendah