Nilai Tukar Rupiah Hari ini Ditutup Tak Beranjak dari Rp14.197 per USD
Rupiah ditutup stagnan di level Rp14.197 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp14.197 per USD. Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang Rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup menguat di rentang Rp14.180 hingga Rp14.225 per USD.
Rupiah ditutup stagnan di level Rp14.197 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp14.197 per USD. Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang Rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup menguat di rentang Rp14.180 hingga Rp14.225 per USD.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, penjualan ritel Indonesia terus menunjukkan tanda pemulihan, meski masih terjadi kontraksi (pertumbuhan negatif) pada Maret 2021. Namun sebulan kemudian, kontraksi itu diperkirakan sudah hilang.
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Kapan Indonesia mendevaluasi nilai tukar rupiah untuk pertama kalinya? Pada 7 Maret 1946, pemerintah mendevaluasi nilai tukar rupiah sebesar 29,12 persen, dari Rp1,88 per USD1 menjadi Rp2,65 per USD1.
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Bagaimana nilai IDR ditentukan? Perubahan nilai IDR dapat dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan politik, seperti inflasi, tingkat pertumbuhan ekonomi, stabilitas politik, dan faktor-faktor global seperti kondisi pasar internasional.
"Bank Indonesia (BI) melaporkan penjualan ritel yang dicerminkan oleh Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Maret 2021 sebesar 187,9. Naik 6,1 persen dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month)," ujar Ibrahim dalam riset harian, Jakarta, Selasa (11/5).
Jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year), masih terkontraksi 14,6 persen. Kali terakhir penjualan ritel mampu tumbuh positif secara tahunan adalah pada November 2019. Artinya, kontraksi sudah terjadi selama 16 bulan beruntun.
"Akan tetapi, jangan kehilangan harapan. Never give up. Sebab pada April 2021, penjualan ritel diperkirakan tumbuh positif baik secara bulanan maupun tahunan," jelas Ibrahim.
Selanjutnya
Pada April 2021, BI memperkirakan IPR berada di 209,3, naik 11,4 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Dibandingkan April 2020, terjadi pertumbuhan 9,8 persen.
Peningkatan penjualan eceran diprakirakan sejalan dengan daya beli masyarakat yang meningkat saat Ramadan, keadaan musim dan cuaca yang mendukung, serta banyaknya program diskon.
(mdk/bim)