Nilai Tukar Rupiah Melemah Tajam ke Level Rp14.240 per USD
"Sinyal negatif dari data eksternal cukup menguatkan indeks Dollar sehingga berakibat terhadap melemahnya mata uang Rupiah," ujar Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim.
Nilai tukar Rupiah ditutup melemah tajam 157 poin di level Rp14.240 dari penutupan sebelumnya di level Rp14.082 per USD. Sedangkan untuk perdagangan minggu depan, mata uang Rupiah kemungkinan dibuka dan ditutup melemah direntang Rp14.230 hingga Rp14.290 per USD.
"Sinyal negatif dari data eksternal cukup menguatkan indeks Dollar sehingga berakibat terhadap melemahnya mata uang Rupiah," ujar Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim, Jakarta, Jumat (26/2).
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Kapan Indonesia mendevaluasi nilai tukar rupiah untuk pertama kalinya? Pada 7 Maret 1946, pemerintah mendevaluasi nilai tukar rupiah sebesar 29,12 persen, dari Rp1,88 per USD1 menjadi Rp2,65 per USD1.
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Bagaimana nilai IDR ditentukan? Perubahan nilai IDR dapat dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan politik, seperti inflasi, tingkat pertumbuhan ekonomi, stabilitas politik, dan faktor-faktor global seperti kondisi pasar internasional.
Dari sisi internal, Ibrahim mengatakan, lembaga-lembaga keuangan internasional seperti Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia (WB) dan Organisasi Kerja Sama Pembangunan Ekonomi Dunia (OECD), telah memprediksi bahwa ekonomi Indonesia mampu tumbuh di kisaran 4 hingga 5 persen pada tahun ini.
Guna untuk mencapai target pertumbuhan tersebut maka ada beberapa prinsip kebijakan yang harus dilakukan. Syaratnya sebenarnya sangat sederhana yaitu energi bangsa harus bersatu, harus fokus untuk menangani krisis kesehatan dan mendongkrak pertumbuhan yang berkualitas.
Sedangkan kunci pemulihan ekonomi Indonesia adalah kemampuan bangsa dalam disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan serta melaksanakan kebijakan 3T yakni test (pengujian), tracing (pelacakan) dan treatment (perawatan).
"Kedua prinsip kebijakan itu harus dioptimalkan guna menekan tingkat penularan Covid-19 agar pandemi segera berlalu. Kalau ini dilakukan secara bersama-sama maka Indonesia akan keluar dari covid-19 dan tentu prediksi lembaga internasional akan terbukti di kisaran 4-5 persen. Namun bisa saja meleset kalau masyarakat tidak mengikuti apa yang di inginkan oleh Pemerintah," jelas Ibrahim.
Selain itu, untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional, pemerintah mengalokasikan anggaran dari APBN 2021 sebesar Rp372 triliun. Anggaran itu untuk membiayai program-program seperti bantuan sosial, Program Keluarga Harapan (PKH), subsidi gaji, kartu prakerja, program padat karya, bantuan produktif untuk UMKM, relaksasi restrukturisasi pinjaman perbankan, keringanan pajak dan kemudahan-kemudahan untuk memulihkan ekonomi.
(mdk/idr)